21 November 2023 13:11 WIB
Penulis: Rusti Dian
Editor: Margareth Ratih. F
Hubungan beracun atau toxic relationship seringkali membuat orang tertekan hingga tak jarang menjadi trauma. Meski ada yang menyarankan untuk berpisah, nyatanya korban tak bisa lepas begitu saja. Berikut sejumlah alasan korban toxic relationship bertahan.
Toxic relationship adalah hubungan yang membuat seseorang merasa tak didukung, dipahami, direndahkan, dan diserang. Hal ini tentu berbahaya bagi korban karena merasa tak punya kuasa untuk melawan pasangannya. Terlebih jika toxic relationship dibarengi dengan tindak kekerasan secara fisik.
Dalam banyak kasus, korban toxic relationship memilih tetap bertahan meski harus tersakiti. Bukan hal yang mudah baginya untuk meninggalkan pasangan. Ada berbagai alasan yang melatarbelakanginya seperti takut kesepian, tak mampu berdiri sendiri, dan lain sebagainya.
Alasan korban bertahan
Berikut sejumlah alasan korban toxic relationship tetap bertahan:
Alasan pertama yaitu ketakutan hidup sendiri. Seseorang merasa lebih baik memiliki pasangan yang toxic dibanding melajang. Ketakutan ini bisa dibentuk oleh perilaku pasangan yang seolah mengisolasi agar jauh dari keluarga dan kerabat dekat.
Ke manapun orang tersebut pergi akan diikuti oleh pasangan. Hal semacam ini menjadi teror yang menakutkan bagi korban toxic relationship.
Perasaan rendah diri ini juga dibentuk oleh tindakan pasangan yang toxic. Sekalipun korban mengalami pelecehan dan tindak kekerasan, ia akan menyalahkan diri sendiri. Ia berpikir bahwa pasangan tak akan bersikap seperti itu jika ia menuruti keinginan pasangan.
Alih-alih mengakui kesalahan, pelaku justru melakukan gaslighting alias memanipulasi korban dan menganggapnya bersalah. Dalam hal ini, korban berbalik mengkhawatirkan pelaku dibanding dirinya sendiri. Korban akan merasa bersalah jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada pelaku di waktu mendatang.
Ketergantungan ini bisa dalam sisi ekonomi, emosional, dan lain sebagainya. Dominasi pelaku yang cukup kuat membuat korban tak bisa melawan. Korban akan sangat bergantung dengan pelaku sehingga menimbulkan kesan bahwa dia tak bisa hidup tanpa pasangan.
Terakhir yaitu berharap agar pasangan bisa berubah. Korban percaya bahwa dirinya bisa mengubah pasangan agar tak bertindak toxic lagi. Keadaan toxic terjadi karena adanya situasi sulit sehingga ia akan terus bersama pasangan. Tak jarang, ia akan mengorbankan kebahagiaan demi pasangan yang toxic.
Itu tadi sejumlah alasan seseorang bertahan dalam toxic relationship. Jika sudah terlampau jauh, jangan ragu untuk meminta pertolongan kepada psikolog atau lembaga advokasi hukum yang fokus menangani kasus-kasus kekerasan.
KOMENTAR
Latest Comment