Mengenal Gamofobia, Ketakutan Menikah dan Berkomitmen

16 Aug 2024 18:08 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi pasangan yang saling mengenakan cincin pernikahan. Sumber: Freepik.

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Margareth Ratih. F

Apakah kamu pernah mendengar istilah gamofobia? Sebagaimana fobia pada umumnya, gamofobia merujuk pada ketakutan yang sangat besar terhadap suatu hal yang sebenarnya tidak sebegitu berbahaya. 

Lantas, ketakutan terhadap apa yang dirasakan oleh penderita gamofobia?

Yuk, simak penjelasannya dalam artikel berikut!

Apa itu gamofobia?

Gamofobia adalah ketakutan yang berlebihan terhadap pernikahan dan komitmen. Saat hendak menikah, kebanyakan orang memang kerap merasakan takut dan cemas. Namun, ketakutan yang dihadapi oleh penderita gamofobia sama sekali berbeda. 

Hanya dengan memikirkan tentang pernikahan dan komitmen, penderita gamofobia bisa merasa panik, berkeringat, berdebar, atau pening. Dalam beberapa kasus, gamofobia bahkan dapat menyebabkan kecemasan atau serangan panik. 

Ketakutan yang dirasakan oleh pengidap gamofobia dapat bertahan dalam jangka panjang, hingga 6 bulan atau bahkan lebih. Tentunya, hal ini dapat berdampak pada kehidupan pribadi mulai dari pendidikan, pekerjaan, hingga relasi dengan orang lain. 

Penyebab gamofobia

Jenis fobia yang spesifik seperti gamophobia dapat terbentuk sejak masa kanak-kanak. Salah satu faktor yang bisa menjadi penyebab gamophobia yakni ketika seseorang menyaksikan kegagalan pernikahan orang tuanya sendiri. 

Anak korban perceraian mungkin akan melihat pernikahan sebagai hal yang merugikan dan mengaitkannya dengan perasaan kecewa, marah, dan duka. Di usia dewasa, ia mungkin akan menghindari pernikahan agar tak mengalami hal yang sama seperti orang tuanya. 

Selain itu, gamofobia juga bisa disebabkan oleh trauma yang berasal dari hubungan di masa lalu. Ketika hubungan tersebut tidak berjalan sebagaimana yang dibayangkan, bisa saja muncul ketakutan untuk memulai hubungan baru dan berkomitmen di dalamnya. 

Gejala gamofobia

Merasa sedikit cemas dan khawatir sebelum mulai berkomitmen dengan orang lain adalah hal yang wajar. Namun, jika gejala yang dirasakan jauh lebih parah sampai pada tahap mengganggu, mungkin saja itu adalah tanda gamofobia. 

Gejala-gejala yang dapat muncul pada pengidap gamofobia saat mereka memikirkan soal pernikahan dan komitmen antara lain:

  • Jantung berdebar-debar
  • Berkeringat
  • Kesulitan bernapas
  • Nyeri di dada
  • Pusing
  • Mual
  • Perasaan tersedak
  • Hiperventilasi
  • Gemetar 

Penanganan

Jika seorang pengidap gamofobia sedang berada dalam sebuah hubungan, mereka harus jujur kepada pasangannya. Ceritakan secara terbuka tentang gamofobia yang dialami, penyebabnya, dan upaya apa saja yang akan dilakukan untuk mengatasinya. 

Sementara itu, bagi seseorang yang pasangannya mengidap gamofobia, jangan langsung menuduh bahwa perasaan mereka tidak tulus. Sebab, permasalahannya bukan pada individu, melainkan pada rasa takut itu sendiri. 

Berikan dukungan kepada mereka agar dapat bangkit dari ketakutannya. Tawarkan bantuan semampu yang dapat dilakukan, mulai dari menjadi teman bercerita, terus mendampingi mereka, atau menemani pergi ke psikolog.

Dari segi medis, ada setidaknya tiga jenis terapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi gamofobia yakni terapi behavior, terapi kognitif behavior, dan terapi psikodinamis seperti psikoterapi. Penderita dapat menanyakan kepada psikolog atau psikiater terkait jenis penanganan seperti apa yang paling tepat untuk mengatasi gamofobianya. 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER