BMKG Sebut Indonesia Berpotensi Alami Kekeringan Meteorologis, Apa Maksudnya?

29 May 2024 21:05 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi kekeringan. (Sumber: ANTARA FOTO/Azis Senong)

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Rizal Amril

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mengalami kekeringan meteorologis pada musim kemarau ini. 

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan sebagian wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau, khususnya di bagian selatan khatulistiwa. 

"Sebagian wilayah Indonesia sebanyak 19 persen dari zona musim sudah masuk musim kemarau, dan diprediksi sebagian besar wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara segera menyusul memasuki musim kemarau dalam tiga dasarian ke depan,” kata Dwikorita di Jakarta, Selasa (28/5/2024). 

Berdasarkan pantauan BMKG, mayoritas wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara telah mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) sepanjang 21—30 hari atau lebih panjang. 

Kondisi kekeringan saat musim kemarau diprediksi akan mendominasi wilayah Indonesia sampai akhir bulan September. 

Lantas, apa yang dimaksud dengan kekeringan meteorologis yang diprediksi akan melanda sejumlah wilayah Indonesia?

Apa itu kekeringan meteorologis

Mengutip laman resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kekeringan merupakan salah satu bencana yang dapat terjadi secara alamiah maupun akibat perbuatan manusia. 

Peristiwa kekeringan terjadi pada musim kemarau, terutama ketika kemarau berkepanjangan melanda suatu wilayah. 

Musim kemarau yang panjang membuat wilayah, lahan, maupun masyarakat mengalami kekurangan air sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhannya. 

Kekeringan yang terjadi secara alamiah dibedakan ke dalam empat jenis yakni kekeringan meteorologis, kekeringan hidrologis, kekeringan pertanian/agronomis dan kekeringan sosial ekonomi. 

Kekeringan meteorologis merupakan kekeringan yang disebabkan oleh penurunan tingkat curah hujan di suatu daerah hingga di bawah ambang normal. 

Curah hujan yang teramat rendah membuat kandungan air di dalam tanah berkurang, bahkan habis. Dampaknya, penduduk yang berada di wilayah yang mengalami kekeringan meteorologis akan menghadapi situasi kekurangan air. 

BMKG memprediksi sejumlah wilayah di Indonesia akan mengalami curah hujan bulanan yang sangat rendah dengan kategori kurang dari 50mm per bulan. 

Daerah tersebut meliputi sebagian besar Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Bali dan Nusa Tenggara, sebagian Pulau Sulawesi, serta sebagian Maluku dan Papua. 

Untuk mengatasi hal ini, BMKG telah melaporkan kepada Presiden Jokowi perihal kondisi iklim dan kesiapsiagaan kekeringan 2024 agar pemerintah memberikan atensi khusus. Dengan demikian, risiko dan dampak yang ditimbulkan dapat diantisipasi dan diminimalisasi sekecil mungkin. 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER