Permissive parenting adalah gaya pengasuhan yang ditandai dengan tuntutan yang rendah namun responsif yang tinggi.
Orangtua yang permisif cenderung sangat penuh kasih sayang, tetapi memberikan sedikit pedoman dan aturan kepada anak-anak mereka.
Mereka sering kali tidak mengharapkan perilaku yang matang dari anak-anaknya, sehingga hubungan antara orangtua dan anak cenderung lebih mirip teman daripada figur orang tua yang otoritatif.
Melansir Verywell Mind, pola asuh dengan gaya permisif ditandai dengan orang tua yang sangat perhatian dan mencintai anak-anak mereka. Mereka cenderung menekankan kebebasan anak daripada tanggung jawab.
Dalam banyak kasus, mereka memiliki sedikit aturan atau standar perilaku yang jelas, dan setiap aturan yang ada cenderung tidak konsisten.
Terkadang, mereka mungkin menggunakan suap seperti mainan, hadiah, atau makanan untuk mendorong perilaku baik dari anak.
Sementara itu, dalam hubungan antara orangtua dan anak, orangtua permissif sering kali tampak lebih seperti teman daripada orangtua.
Mereka menyediakan sedikit kerangka kerja atau struktur, dan jarang menegakkan konsekuensi untuk perilaku yang diinginkan atau tidak diinginkan.
Hal ini dapat menghasilkan kurangnya kedisiplinan pada anak-anak dan ketidakmampuan mereka untuk mengatur diri sendiri secara efektif.
Tanpa batasan yang jelas, anak-anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan permisif mungkin mengalami kesulitan dalam menavigasi lingkungan sosial mereka.
Mereka mungkin tidak memahami pentingnya mengikuti aturan atau membangun disiplin, yang dapat berdampak pada perilaku mereka di sekolah atau dalam setting sosial lainnya.
Dampak negatif dari permissive parenting
Meskipun orangtua permisif cenderung memiliki niat baik, pendekatan pengasuhan yang terlalu santai ini dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif pada perkembangan anak. Berikut beberapa di antaranya:
1. Kekurangan disiplin diri
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan tanpa tuntutan yang jelas sering kali menghadapi kesulitan dalam mengembangkan disiplin diri.
Tanpa pengawasan yang konsisten atau ekspektasi yang tinggi, mereka mungkin tidak belajar bagaimana mengatur waktu atau mematuhi batasan, yang dapat berlanjut hingga usia dewasa.
2. Masalah sosial dan emosional anak
Anak-anak yang mengalami pengasuhan permisif juga mungkin menghadapi masalah sosial dan emosional.
Studi menunjukkan bahwa mereka lebih mungkin menunjukkan ketidakmampuan untuk memahami dan mengelola emosi mereka dengan baik.
Ketidakpahaman ini dapat berujung pada masalah dalam interaksi sosial dan kesulitan membangun hubungan yang sehat.
3. Risiko perilaku menyimpang
Selain itu, anak-anak yang dibesarkan dengan gaya ini dapat lebih mudah terlibat dalam perilaku menyimpang, termasuk penggunaan narkoba atau keterlibatan dengan kegiatan kriminal. Kekurangan aturan dan pengawasan sering memicu perilaku eksperimen yang berisiko.
Dampak positif dari permissive parenting
Walaupun ada beberapa hasil negatif yang dikaitkan dengan pengasuhan permisif, terdapat pula beberapa dampak positif yang dapat muncul dari pendekatan ini, berikut di antaranya:
1. Kelembutan orang tua
Salah satu keuntungan dari gaya pengasuhan ini adalah kelembutan yang ditunjukkan oleh orangtua permisif.
Mereka sering kali responsif terhadap kebutuhan emosional anak dan bersikap hangat, menciptakan lingkungan yang nyaman bagi anak untuk berbagi perasaan dan pengalaman mereka.
2. Meningkatkan harga diri anak
Anak-anak yang dibesarkan dengan pengasuhan permisif umumnya menunjukkan tingkat harga diri yang lebih tinggi.
Kebebasan yang diberikan orangtua dalam hal pengambilan keputusan dapat mengarah pada rasa percaya diri yang baik, asalkan dibarengi dengan dukungan emosional yang konsisten.
3. Perlindungan dari perilaku berisiko
Dalam beberapa penelitian, ditemukan bahwa pengasuhan permisif dapat memberikan efek perlindungan yang serupa dengan gaya pengasuhan otoritatif terhadap perilaku berisiko seperti penggunaan narkoba.
Dalam konteks tertentu, anak-anak yang diberi lebih banyak kebebasan mungkin merasa lebih nyaman berbicara dengan orangtua mereka tentang masalah tersebut.
Cara menghindari dampak buruk gaya permisif
Bagi orang tua dengan pola asuh yang cenderung permisif, strategi berikut dapat dilakukan untuk mencegah dampak buruk gaya ini namun tetap suportif:
1. Membuat aturan dasar
Penting bagi orangtua untuk mengembangkan daftar aturan dasar yang jelas.
Ini tidak hanya membantu anak-anak memahami harapan orangtua, tetapi juga memberikan kerangka kerja yang dapat diandalkan bagi mereka dalam situasi sehari-hari.
2. Konsistensi dalam penegakan aturan
Menegakkan aturan dengan konsisten adalah aspek kunci dari pengasuhan yang efektif.
Meskipun bisa sulit untuk mempertahankan ketegasan, konsistensi penting untuk memberikan struktur yang anak-anak butuhkan untuk berkembang.
3. Menghadiahi perilaku baik
Penting untuk memberikan pengakuan kepada anak saat mereka menunjukkan perilaku yang baik.
Memberikan hadiah atau penghargaan kecil untuk perilaku positif dapat memotivasi anak-anak untuk terus berusaha memenuhi harapan orangtua, sambil tetap merasakan kasih sayang dan dukungan.