Setidaknya dalam dua hari terakhir, tagar Indonesia Gelap atau #IndonesiaGelap menjadi trending topic di media sosial X sejak Senin (17/2/2025). Tagar ini merupakan salah satu ekspresi protes atas pemerintahan Prabowo-Gibran yang berlangsung sejak Oktober 2024 lalu.
Dalam pantauan Narasi, hingga Selasa (18/2) malam ketika artikel ini ditulis, Indonesia Gelap masih menjadi trending topic dengan lebih dari setengah juta cuitan.
Oleh warganet, tagar ini menjadi sarana untuk mengekspresikan protes terhadap sejumlah program dan kebijakan pemerintah era Presiden Prabowo Subianto dan wakilnya, Gibran Rakabuming Raka.
Sejumlah kebijakan yang disoroti tersebut termasuk efisiensi anggaran melalui Inpres No. 1 Tahun 2025; keberlanjutan proyek strategis nasional; revisi UU Minerba; multifungsi TNI; program makan bergizi gratis; revisi UU TNI, Polri, dan kejaksaan; serta menteri-menteri Kabinet Merah Putih yang dinilai bermasalah.
Bagian dari demo mahasiswa dan masyarakat sipil lainnya
Naiknya tagar #IndonesiaGelap di media sosial tersebut merupakan bagian dari aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa dan berbagai koalisi masyarakat sipil di berbagai daerah.
Dalam dua hari terakhir, seturut populernya tagar ini, sejumlah aksi demonstrasi dilakukan di beberapa tempat, seperti Jakarta, Lampung, Surabaya, Bandung, Malang, Banjarmasin, Samarinda, Semarang, hingga Bali.
Di Jakarta aksi dilakukan di depan Istana Negara. Sementara di Bandung, Surabaya, Bali, Lampung, Samarinda, dan Banjarmasin, mahasiswa menggelar aksi di depan gedung DPRD masing-masing wilayah. Semua aksi unjuk rasa tersebut serentak dilakukan pada Senin (17/2).
Lalu, pada Selasa (18/2), mahasiswa dan kelompok masyarakat sipil lain juga melakukan aksi demonstrasi serupa di sejumlah titik, seperti Malang dan Semarang.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk penolakan dan protes atas kebijakan pemerintah Prabowo-Gibran yang dinilai menjauhi prinsip keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat.
Dalam aksi demonstrasi yang mereka buat, massa aksi Indonesia Gelap membawa serta sejumlah poin tuntutan, meliputi:
1. Ciptakan pendidikan gratis, ilmiah, dan demokratis, serta batalkan pemangkasan anggaran pendidikan.
2. Cabut proyek strategis nasional untuk mewujudkan reforma agraria sejati.
3. Tolak revisi undang-undang Minerba yang dianggap membungkam suara kritis di kampus.
4. Hapuskan multifungsi ABRI untuk menghindari represi dalam sektor sipil.
5. Sahkan rancangan undang-undang masyarakat adat untuk perlindungan hukum.
6. Cabut Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 yang dianggap mengancam pendidikan dan kesehatan.
7. Evaluasi total program makan bergizi gratis agar tepat sasaran.
8. Realisasikan anggaran tunjangan kinerja dosen untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
9. Mendesak Presiden untuk mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang perampasan aset.
10. Menolak revisi undang-undang TNI, Polri, dan Kejaksaan yang berpotensi menguatkan impunitas aparat.
11. Efisiensi dan rombak Kabinet Merah Putih untuk mengatasi borosnya pejabat.
12. Menolak revisi peraturan DPR tentang tata tertib yang dapat menimbulkan kesewenang-wenangan.
13. Reformasi kepolisian Republik Indonesia untuk menghilangkan budaya represif dan meningkatkan profesionalisme.
Akan terus demo jika pemerintah tak respons dengan tepat
Dalam demonstrasi di Jakarta pada Senin (17/2), Jenderal Lapangan Aksi Indonesia Gelap Bagas Wisnu menyerukan agar pemerintah segera mengambil langkah konkret sebagai tanggapan atas tuntutan yang mereka bawa.
"Jika tidak, maka aksi serupa akan terus berlanjut di berbagai daerah di seluruh Indonesia," seru Bagas, dinukil dari Kompas.com.
Koordinator BEM SI Herianto menyatakan bahwa demonstrasi Indonesia Gelap masih akan berlangsung hingga Kamis (20/2) mendatang.
Menurut Herianto, hari Kamis mendatang—yang bertepatan dengan hari pelantikan kepala daerah hasil Pilkada 2024—akan menjadi puncak rangkaian aksi unjuk rasa sejak Senin lalu.
"Kemungkinan besarnya di depan Istana Negara," tutur Herianto pada Selasa (18/2), dinukil dari Kompas.com.