Arti “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatu” yang Biasa Digunakan Sebagai Sapaan

13 Nov 2023 16:11 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi muslim bertegur sapa dengan mengucap "assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu". (Sumber: Pexels/Monstera Production)

Penulis: Elok Nuri

Editor: Rizal Amril

Ketika berjumpa, umat muslim sering kali mengucap “assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu sebagai sapaan untuk orang lain.

Bukan tanpa sebab kalimat “assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu” dijadikan kalimat sapaan. Penggunaannya erat berkaitan dengan arti dari kalimat tersebut.

Kalimat tersebut sering menjadi sapaan karena memiliki makna berupa doa. Oleh karenanya, ketika bertemu, umat muslim akan saling mendoakan ketika menyapa dengan kalimat tersebut.

Arti “assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu”

Mengutip dari laman NU Online, kalimat “assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh” memiliki makna "semoga keselamatan, kasih sayang, dan keberkahan tercurah kepada kalian".

Penggunaan kalimat tersebut sebagai kalimat sapaan oleh orang Islam merujuk pada sebuah hadis Nabi saw. yang menganjurkan umatnya memberikan salam kepada sesamanya.

Dari hadis tersebut, Rasulullah menjelaskan bahwa menyapa orang lain dengan baik termasuk dalam amalan yang paling baik.

Penjelasan tersebut tertuang dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, saat Ibnu Umar bertanya kepada Rasulullah saw. mengenai amalan Islam yang paling baik dan Rasulullah bersabda:

 تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ

Artinya: “Memberi makan, mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal.”

Faedah mengucapkan salam

Masih dari laman yang sama, menurut Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya, KH Miftachul Akhyar, membudayakan salam memiliki faedah yang besar.

Menurut KH Miftachul Akhyar, membudayakan salam dapat mempererat persaudaraan, membentuk pribadi yang menyenangkan, terhindar dari permusuhan, dan tidak mudah marah.

"Salam ini penting karena bisa menghilangkan rasa marah, permusuhan, dan sebagainya," katanya saat mengisi pengajian rutin di pondoknya, dikutip dari NU Online.

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut juga menegaskan, orang yang suka menebarkan salam di dunia berarti ia sesungguhnya telah mengumpulkan pahala.

Pahala tersebut nantinya tidak akan terasa tiba-tiba terhimpun banyak karena mengucapkan salam sudah menjadi kebiasaan.

Memberikan salam dalam kacamata fiqih

Lebih lanjut KH Miftachul Akhyar juga menjelaskan hukum sunah mengucapkan salam jika dilihat dari kacamata fiqih, kecuali dalam situasi-situasi yang dimakruhkan.

Semenentara hukum menjawab salam adalah wajib. Waktu pengucapan salam biasanya di saat pertemuan dan perpisahan. Misalnya ketika bertemu dengan sahabat dan atau hendak berpisah.

"Pokoknya saat berpisah dengan seseorang yang semula bersama, ini disunnahkan siapa yang mendahului memberi salam. Jadi, siapa yang mendahului (mengucapkan) salam, di samping (dapat pahala) sunnah, tapi dia juga menerima pahala wajib. Jadi dobel. Yang jawab, wajib, tapi tidak mendapat kesunnahan seperti yang memulai itu," jelas Kiai Miftah. 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER