Rencana pembangunan Mass Rapid Transport (MRT) direncakan akan terus berlanjut, terbaru emprov Bali dengan Pemprov Daerah Khusus Jakarta (DKJ) telah melakukan penandatanganan kerja sama dalam hal pendampingan dan pengembangan.
Sebelumnya Gubernur Bali I Wayan Koster meminta bantuan Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno untuk mendukung pembangunan moda transportasi berbasis rel atau kereta yang saat ini sedang diproses di Bali.
Koster menyampaikan keinginan tersebut, saat bertemu wakil Pramono Anung tersebut dalam pameran perjalanan wisata Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) 2025 dan membahas solusi kemacetan di Bali sebagai daerah pariwisata, di Badung, Kamis.
“Jadi saya ngobrol dengan Pak Wagub DKI, kami akan mengadakan kerja sama untuk pengembangan transportasi di Provinsi Bali, karena DKI BUMD-nya itu kuat sekali, uangnya banyak jadi nanti mohon bantuannya untuk support Bali,” kata Koster.
Koster juga menyampaikan Jakarta sudah sangat berpengalaman dan maju dalam pengelolaan transportasi umum, termasuk Mass Rapid Transit atau Moda Raya Terpadu (MRT), sehingga wajar Bali berguru ke Daerah Khusus Jakarta.
“Kami senang sekali ada kerja sama dengan Jakarta, khususnya dalam persiapan pendampingan program MRT ini. Bahkan kalau perlu Pemprov Jakarta carikan mitra untuk membangun Bali,” kelakar Gubernur dalam rilis Humas Pemprov Bali.
Jakarta Siap Jalin Kerjasama dengan Bali
Sementara itu Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno siap berkolaborasi dengan Pemprov Bali dalam rangka mengembangkan sistem perkeretaapian perkotaan yang modern dan berkelanjutan.
"Ini merupakan bagian dari penguatan kerja sama antardaerah menuju sistem perkeretaapian perkotaan berstandar internasional," ujar Wagub Rano dalam keterangan resmi, Jumat, 13 Juni 2025.
Dalam kesempatan tersebut Rano Karno juga memberikan dukungan penuh terhadap langkah progresif Pemerintah Provinsi Bali dalam mengembangkan sistem perkeretaapian perkotaan modern dan berkelanjutan.
“Kami menawarkan kerja sama teknis melalui MRT Jakarta yang kita miliki yang sudah memiliki pengalaman membangun dan mengelola sistem MRT. Memiliki kapabilitas dalam aspek perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan pengelolaan proyek MRT berbasis rel,” ucap Rano Karno.
Namun Rano Karno juga mengingatkan jika pembangunan MRT tidak seperti membalikkan telapak tangan, memerlukan waktu yang sangat panjang dengan biaya yang jauh lebih besar.
Oleh karena itu Wakil Gubenur Jakarta tersebut menyarankan agar Pemprov Bali mau melibatkan investor untuk membantu membiayai proyek MRT
"Jakarta siap membantu. MRT adalah proyek besar yang tidak bisa ditanggung Bali sendiri. Oleh karena itu, Bali perlu menggandeng investor. Di Jakarta sendiri, perencanaan MRT memakan waktu 2 tahun," ungkap Rano Karno.
Rute dan Struktur Pembangunan MRT
Pembangunan MRT di Bali akan dilakukan dalam empat fase. Fase pertama dari proyek ini akan menghubungkan Bandara Ngurah Rai dengan beberapa titik penting, antara lain Central Parkir Kuta, Seminyak, Berawa, hingga Cemagi.
Rute yang direncanakan untuk fase kedua akan memperluas jaringan hingga Jimbaran dan Nusa Dua. Sistem transportasi MRT di Bali akan menggunakan jalur ganda, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi perjalanan.
Hal ini adalah langkah penting dalam memastikan bahwa MRT dapat melayani kebutuhan transportasi publik dengan lebih baik, serta menghindari keterlambatan akibat kemacetan.
Proyek ini juga akan melibatkan konsultan internasional seperti Boston Consulting Group dan Arup International untuk memastikan standar teknis dan komersial yang tinggi.