Bagaimana Pikiran Anies, Prabowo, dan Ganjar Soal Pendidikan?

31 Jul 2023 15:07 WIB

thumbnail-article

Pendidik dan inisiator gerakan Semua Murid Semua Guru, Najelaa Shihab (kedua dari kiri) memberikan paparan dalam konfrensi pers Belajaraya 2023 di Jakarta, Jumat (28/07/2023). (ANTARA/Fitra Ashari)

Penulis: Dzikri N. Hakim

Editor: Akbar Wijaya

Tiga bakal calon presiden (bacapres) yakni Anies R. Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto hadir dalam Festival Belajaraya di Pos Bloc, Jakarta Pusat, pada Sabtu (29/7/2023).

Ketiganya menyampaikan pandangan dan gagasan tentang pendidikan di Indonesia. Bagaimana isinya?

Anies: Pedidikan Jangan Dimonopoli Pemegang Kewenangan

Bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies R. Baswedan menyoroti minimnya pelibatan para pegiat pendidikan dalam menyusun kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan. Sehingga, menurut Anies perkara pendidikan sering dimonopoli pemegang kewenangan.

"Sering sekali pendidikan dipandang sebagai program. Lalu dimonopoli oleh pemegang kewenangan. Siapa pemegang kewenangan? Pemerintah. Wujudnya dinas, wujudnya kepala sekolah. Lalu mereka menganggap itu wilayahnya pemerintah saja," kata Anies di Festival Belajaraya 2023 di Pos Bloc, Jakarta, Sabtu (29/7/2023).

Eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga menyinggung tentang kurangnya gagasan dalam pendidikan di negeri ini.

"Saya waktu itu ketika memulai Indonesia Mengajar, kami eksplisit menyampaikan pendidikan bukan sebagai program, pendidikan sebagai gerakan,” ucapnya.

Anies menyebut program pendidikan saat ini masih kurang melibatkan masyarakat. Ia kemudian menceritakan soal program pemberantasan buta huruf yang dicanangkan oleh Presiden RI ke-1 Soekarno.

“Lalu ingat pemberantasan buta huruf? Itu nanti teman-teman boleh Google ‘gerakan pemberantasan buta huruf’ lalu ada fotonya itu Bung Karno di papan tulis, menulis A, I, U, E, O [sekitar] tahun 47 atau 48. Lalu banner di atasnya itu tulisannya menarik sekali. Kalau pemerintah biasanya bikin acara 'Dengan semangat ini, ini'. Ini enggak, 'Bantu Kami Berantas Buta Huruf'," sebutnya.

Menukil itu, ia mengatakan kata awal "bantu" melambangkan adanya keterbukaan pemerintahan Soekarno untuk menyerap keterlibatan masyarakat.

“Hari ini negara sekarang bilang 'Anda diam saja, kami saja yang kerjakan semuanya. Anda bayar pajak, Anda nyoblos pemilu, tetapi enggak harus terlibat'. Yang ini harus diubah, 'bantu kami terlibat’ dan kemudian muncul gerakan untuk pendidikan. Ruangnya itu dibuka," sambungnya.

Anies juga sempat menyinggung soal polemik Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang sempat mencuat belakangan ini. Menurutnya, masalah dari PPDB tersebut adalah karena jumlah kursi yang tidak sesuai dengan jumlah siswa.

Prabowo: Perbaiki Mutu Guru, Ekonomi, dan Gizi

Selanjutnya, Bacapres Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya Prabowo Subianto menyebut guru harus memiliki karakter untuk mendidik siswa. Sebab, guru memiliki pengaruh penting sebagai tonggak pendidikan.

Prabowo sempat mengutarakan, baginya guru terbaik adalah guru yang paling keras, paling cerewet, dan atau paling banyak kasih pekerjaan rumah.

“Itulah guru yang paling mendorong kita ke potensi yang paling baik. Anak-anak muda untuk berhasil pertama have a dream, cita-cita, dari impian ini kemudian Anda harus gali kehendak dari hati,” kata Prabowo.

Selain itu, ia menilai, mutu guru sebagai tonggak pendidikan bagi para anak bangsa masih terbilang kurang pada sejumlah program yang dilakukan pemerintahan era sekarang.

"Pendidikan adalah kunci dari kebangkitan kita sebagai bangsa, jadi saya kira itu kita terus harus investasi di bidang pendidikan, kita harus perbaiki, kita harus bantu guru-guru untuk jadi lebih hebat," ucapnya.

Di sisi lain, Prabowo menyebut perbaikan pendidikan juga terkait dengan peningkatan ekonomi, mutu kesehatan anak bangsa dan ibu mengandung. Semua itu menjadi unsur untuk memaksimalkan upaya pencerdasan generasi bangsa.

"Tetapi terutama juga kita harus jaga ekonomi kita, kita harus perbaiki ekonomi kita supaya rakyat kita terutama yang lapisan paling bawah harus dibantu untuk bangkit supaya anak-anak kita cukup gizi, ibu-ibunya cukup gizi supaya mereka nanti berkembang jadi anak-anak bangsa yang cerdas, yang kuat, saya kira itu," jelas Prabowo.

Ganjar: Sekolah Harus Menyenangkan

Sedangkan bacapres dari PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo berpandangan kegiatan di sekolah harus menyenangkan dan tidak membuat murid takut ataupun malas ke sekolah.

Ganjar menyebut kondisi sekolah di Indonesia seringkali membuat peserta didik stres. Hal itu ia utarakan lantaran dirinya mendapat laporan, banyak siswa yang kerap dimarahi guru hingga dirundung teman-temannya.

"Sekolah kita itu bikin stress. Datang besok, gurunya marah, temannya mau mem-bully saya," kata Ganjar.

Gubernur Jawa Tengah itu menilai kondisi tersebut membuat siswa tak merindukan sekolahnya. Padahal, menurutnya, sekolah seharusnya jadi tempat yang menyenangkan.  

"Sekolah mesti menyenangkan. Betul enggak? Besok dia rindu dengan gurunya, rindu dengan temannya, maka nyanyi itu penting," ucapnya.

Karena itu, menurut Ganjar, agar para siswa merindukan untuk datang kembali ke sekolah, tidak masalah di sekolah diajarkan untuk bernyanyi, seperti yang tergambarkan dalam film School of Rock

Menurut Ganjar, film itu menggambarkan tentang anak-anak diberi kebebasan di sekolah. Terutama, mencari bakat yang disuka di sekolah.

Saat ini, kebanyakan sekolah mengajarkan banyak mata pelajaran. Bahkan di antaranya tidak dikuasai atau tidak disenangi siswanya.

"Ngajarnya matematika, terus kemudian orang kita tahu, ada banyak bakat anak-anak yang tidak semua pintar matematika, fisika, dan [ternyata] dia pintar seni lalu lomba akhirnya menang," ujarnya.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER