Kelezatan dan kepraktisan mi instan seringkali menjadikannya pilihan utama bagi banyak orang saat sahur. Makanan ini dapat disiapkan dalam waktu singkat dan memiliki rasa yang disukai.
Namun, meskipun praktis, mengonsumsi mi instan secara rutin dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan.
Salah satu risiko kesehatan yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan peningkatan gangguan lambung. Penderita masalah asam lambung atau maag mungkin mengalami gejala yang lebih parah jika mengonsumsi mi instan, berpotensi memperburuk kondisinya saat berpuasa.
Penting bagi setiap individu untuk memperhatikan menu sahur yang lebih bergizi dan seimbang dan menjaga aktivitas fisik selama bulan puasa, agar kesehatan tetap terjaga. Makanan sahur sebaiknya terdiri dari karbohidrat kompleks, protein, dan serat.
Beberapa pilihan yang direkomendasikan meliputi oatmeal, nasi merah, sayur-sayuran, dan sumber protein seperti ikan atau daging tanpa lemak.
Berikut alasan mengapa sahur dengan mi instan tidak disarankan.
1. Kandungan Nutrisi yang Tidak Memenuhi Kebutuhan Tubuh
Mi instan cenderung rendah serat dan protein, sementara kandungan lemak dan kalori sangat tinggi. Nutrisi yang tidak cukup dapat menyebabkan masalah kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan, apalagi jika dijadikan menu utama saat sahur.
Mengonsumsi mi instan tanpa tambahan lainnya dapat menyebabkan kekurangan gizi. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menambahkan sayuran dan sumber protein, seperti telur atau daging, untuk meningkatkan kualitas gizi dari hidangan sahur.
2. Dampak Buruk pada Pencernaan
Mengonsumsi mi instan saat sahur dapat berdampak buruk pada body system. Peneliti menyoroti bahwa makanan ini dapat menghambat proses pencernaan yang efisien, sehingga tubuh tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik. Hal ini dapat membuat seseorang merasa lemas dan tidak bertenaga selama menjalani puasa.
3. Rasa Kenyang Palsu
Lebih jauh lagi, mi instan dapat menyebabkan seseorang cepat merasa lapar meskipun telah mengonsumsinya. Makanan yang tinggi kalori tetapi rendah nutrisi menyebabkan rasa kenyang yang tidak bertahan lama, sehingga saat berbuka puasa, orang cenderung makan lebih banyak untuk mengompensasi kekurangan energi.
4. Tingkat MSG yang Tinggi
Alasan mi instan begitu lezat dan sering membuat orang-orang merasa ingin terus-menerus mengonsumsinya adalah kandungan MSG yang tinggi. Namun, mengonsumsi MSG dengan jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan rasa tak nyaman pada tenggorokan, sakit kepala, hingga nyeri dada. Hal ini jelas akan mengganggu ibadah puasa.
Apalagi natrium yang tinggi dalam tubuh juga akan menyebabkan rasa haus. Kandungan natrium yang tinggai dapat menarik dan menahan air yang masuk ke dalam tubuh.