Tidur setelah sahur merupakan kebiasaan yang umum dilakukan oleh banyak orang. Namun, kebiasaan ini memiliki berbagai bahaya yang perlu diperhatikan, terutama bagi kesehatan.
Pasalnya, tidur setelah makan sahur dapat memengaruhi sistem pencernaan.
Saat seseorang tidur setelah sahur, sistem pencernaan tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk mencerna makanan yang telah dikonsumsi.
Makanan membutuhkan waktu minimal dua jam untuk diproses oleh tubuh. Ketika tidur, aliran darah menuju sistem pencernaan berkurang, sehingga mengganggu proses pencernaan dan menyebabkan makanan tidak dicerna dengan baik.
Ada risiko lain yang terkait dengan kebiasaan tidur setelah sahur, yaitu naiknya asam lambung.
Ketika tubuh dalam keadaan tidur, katup antara lambung dan kerongkongan dapat mengendur, memungkinkan asam lambung untuk mengalir kembali ke kerongkongan.
Hal ini dapat menyebabkan rasa terbakar, sensasi nyeri di ulu hati, dan bahkan berpotensi mengembangkan penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD).
Kebiasaan tidur setelah sahur juga berpotensi meningkatkan risiko obesitas. Ketika seseorang mengonsumsi makanan, kalori dari makanan tersebut perlu diolah menjadi energi.
Namun, jika setelah makan langsung tidur, kalori akan disimpan dalam bentuk lemak. Ini sangat berisiko, terutama jika makanan sahur yang dikonsumsi mengandung kadar karbohidrat dan lemak yang tinggi.
Karenanya, disarankan agar seseorang memberikan jeda waktu setidaknya 2 hingga 3 jam sebelum tidur setelah sahur. Ini memungkinkan sistem pencernaan untuk bekerja dengan efektif, sehingga nutrisi dapat diserap dengan baik oleh tubuh.
Hubungan tidur dengan risiko penyakit
Tidur setelah sahur tidak hanya memengaruhi sistem pencernaan, tetapi juga dapat meningkatkan risiko penyakit yang lebih serius.
1. Refluks asam lambung dan GERD
Refluks asam lambung adalah masalah umum yang dapat terjadi akibat kebiasaan tidur segera setelah makan sahur.
Ketika asam lambung meningkat, hal ini tidak hanya menyebabkan rasa tidak nyaman, tetapi juga dapat berakibat lebih serius seperti GERD, yang dapat mengganggu kualitas hidup seseorang.
2. Stroke akibat tidur tidak teratur
Kebiasaan tidur setelah sahur juga berpotensi meningkatkan risiko stroke. Hal ini disebabkan oleh aliran darah yang terfokus pada pencernaan saat tidur.
Jika pasokan darah ke otak terganggu, otak bisa kekurangan oksigen, dan dalam jangka panjang, ini dapat menyebabkan stroke.
3. Sembelit dan gangguan pencernaan lainnya
Selain refluks asam dan stroke, gangguan pencernaan lain seperti sembelit juga dapat muncul. Tidur setelah sahur memperlambat pergerakan usus, sehingga makanan tidak diproses dengan baik dan dapat menyebabkan sembelit atau diare.
Tips mengatur kebiasaan setelah sahur
Untuk menghindari masalah kesehatan akibat tidur setelah sahur, beberapa langkah dapat diambil untuk mengatur kebiasaan setelah sahur.
Sebisa mungkin, cobalah untuk memberikan jeda waktu setelah sahur sebelum tidur. Ini penting agar sistem pencernaan memiliki waktu untuk mencerna makanan dengan baik. Sebaiknya, tunggu setidaknya dua hingga tiga jam sebelum kembali tidur.
Daripada langsung tidur, beralihlah ke aktivitas positif setelah sahur. Mengaji, membaca, atau melakukan aktivitas ringan dapat membantu memperlancar sistem pencernaan dan membuat otak tetap aktif.
Membangun pola tidur yang sehat sangat penting selama bulan puasa. Menghindari kebiasaan tidur langsung setelah sahur dapat membaik kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan. Disarankan untuk tidur lebih awal dan menciptakan suasana yang nyaman saat tidur agar durasi tidur menjadi optimal.