17 Januari 2024 19:01 WIB
Penulis: Rusti Dian
Editor: Rizal Amril
Banjir lahar dingin Gunung Lewotobi Laki-Laki terjang rumah warga dan lahan pertanian di Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Peristiwa ini terjadi pada Senin (15/1/2024) malam lantaran intensitas hujan yang tinggi.
Hujan cukup deras terjadi di area puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki. Menurut Kepala Desa Klatanlo Petrus Muda, sekitar lebih dari empat hektar lahan pertanian jagung, padi, dan mente rusak diterjang banjir lahar dingin. Lahan tersebut adalah milik 20 warga Desa Klatanlo yang baru berusia tiga minggu.
“Saya mengimbau warga agar tingkatkan kewaspadaan, jangan sedih tetapi berserah pada Yang Maha Kuasa,” ucapnya pada Selasa (16/1/2024), dikutip dari Kompas.
Desa Klatanlo termasuk wilayah zona merah erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Ratusan warga telah mengungsi ke kamp pengungsian, rumah keluarga di Larantuka, dan beberapa desa di Kabupaten Sikka.
Terpisah, seorang warga bernama Yohanes Pama Bukan (60) dibuat kaget lantaran rumahnya sudah dipenuhi lumpur setinggi 30 cm.
Ia kembali ke Desa Konga, Kecamatan Titehena untuk mengecek keadaan rumah pada Selasa (16/1).
Tanaman jagung yang baru berusia sebulan di samping dan belakang rumahnya pun rusak akibat diterjang banjir lahar dingin.
Keluarga Yohanes hanya bisa berpasrah dan meninggalkan rumahnya yang sudah terendam banjir lahar tersebut.
“Pasrah saja, mau bagaimana lagi. Saya dan keluarga harus kembali ke lokasi pengungsian dulu,” ucapnya.
Banjir lahar dingin Lewotobi ini mengalir deras di bantaran Sungai Waiwuring, Desa Nawakote, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur. Akibatnya, akses jalan beberapa desa terhambat karena banjirnya yang meluap hingga ke badan jalan.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meminta masyarakat sekitar Gunung Lewotobi agar tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari pusat erupsi.
Sejak Selasa (9/1), PVMBG mengumumkan peningkatan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki menjadi level IV (awas). Ini adalah status tertinggi gunung api yang berarti erupsi atau letusannya mengancam permukiman di sekitarnya.
Pada Selasa (16/1), PVMBG mencatat letusan dengan tinggi kolom erupsi mencapai 600 meter di atas puncak. Letusan yang terjadi pukul 20.58 WITA ini juga disertai guguran lava pijar ke arah barat daya-barat sejauh dua kilometer dari pusat erupsi.
Potensi kegempaan pun terekam sebanyak beberapa kali di hari yang sama. Sebanyak 13 kali gempa awan panas guguran, 108 gempa letusan, 92 kali gempa guguran, 173 kali gempa low frequency, 10 kali gempa tremor harmonik, dan 1 kali gempa vulkanik dalam.
“Munculnya gempa tremor harmonik menunjukkan pembentukan gas dalam konduit magma semakin meningkat sehingga dikhawatirkan akan meningkatkan eksplosivitas erupsi,” ujar Kepala PVMBG Hendra Gunawan pada Rabu (17/1), dikutip dari Antara.
KOMENTAR
Latest Comment