Donor darah memiliki banyak manfaat, tetapi tidak semua orang diperbolehkan untuk mendonorkan darahnya. Ada beberapa golongan orang yang dilarang melakukan donor darah karena kondisi kesehatan tertentu.
Mematuhi larangan ini sangat penting agar tidak hanya kesehatan pendonor terjaga, tetapi juga untuk mencegah penularan penyakit kepada penerima darah.
6 golongan yang tidak boleh mendonorkan darah
Berikut beberapa golongan yang tidak boleh mendonorkan darahnya karena dapat menimbulkan sejumlah risiko berbahaya.
1. Pengidap penyakit tertentu
Salah satu golongan yang tidak boleh mendonorkan darah adalah mereka yang mengidap penyakit tertentu. Penyakit hepatitis B dan C menjadi contoh utama. Orang yang menderita kedua jenis hepatitis ini sebaiknya tidak melakukan donor darah karena virus hepatitis dapat menular melalui darah yang didonorkan.
2. Pengidap HIV/AIDS
Selain itu, individu yang positif HIV/AIDS juga dilarang untuk mendonorkan darah. Infeksi menular seksual lainnya, seperti sifilis, juga menjadi alasan seseorang tidak diperkenankan menjadi pendonor. Penularan melalui transfusi bisa membahayakan kesehatan penerima darah.
3. Ibu hamil
Ibu hamil termasuk dalam golongan yang dilarang untuk mendonor. Saat hamil, tubuh ibu memerlukan banyak nutrisi untuk mendukung pertumbuhan janin. Proses donor darah dapat mengurangi sirkulasi darah yang dibutuhkan, sehingga berisiko bagi kesehatan ibu dan janin. Mendonorkan darah selama kehamilan berpotensi memperparah risiko anemia bagi ibu, yang dapat berdampak buruk pada perkembangan bayi.
4. Penderita tekanan darah tinggi
Keadaan tekanan darah merupakan faktor penting dalam kelayakan donor darah. Individu yang menderita hipertensi, atau tekanan darah tinggi, tidak diperbolehkan mendonorkan darah.
Tekanan darah yang normal diperlukan untuk memastikan bahwa tubuh dapat mentoleransi pengambilan darah. Sebaliknya, mereka yang mengalami tekanan darah rendah juga tidak diizinkan untuk mendonor. Hal ini disebabkan kekhawatiran bahwa pengambilan darah dapat memperburuk kondisi kesehatan mereka.
5. Berat badan kurang
Berat badan juga menjadi faktor penentu apakah seseorang bisa melakukan donor darah. Mereka yang memiliki berat badan di bawah 45 kg tidak seharusnya mendonorkan darah. Hal ini disebabkan potensi risiko anemia dan ketidakseimbangan cairan tubuh yang dapat terjadi akibat pengambilan darah. Kasus seperti ini patut dicermati agar penderita tidak mengalami masalah kesehatan lebih lanjut.
6. Penyakit lain yang dilarang
Selain penyakit hepatitis dan HIV/AIDS, ada juga penyakit lain yang membuat seseorang tidak layak untuk mendonorkan darah. Penyakit kanker adalah salah satunya. Penderita berbagai jenis kanker, seperti leukemia, tidak diperbolehkan untuk mendonor. Gangguan jantung juga menjadi alasan larangan, sebab kondisi ini biasanya mengakibatkan tubuh tidak mampu memenuhi kebutuhan darah yang tepat.
Ini juga berlaku untuk mereka yang menderita penyakit pernapasan parah atau infeksi aktif, seperti tuberkulosis. Mengizinkan orang-orang dengan kondisi tersebut untuk mendonorkan darah dapat meningkatkan risiko bagi penerima transfusi.
Pentingnya pemeriksaan sebelum donor
Sebelum seseorang diizinkan untuk mendonorkan darah, sangat penting melakukan pemeriksaan kesehatan.
Skrining kesehatan harus dilakukan guna memastikan bahwa pendonor tidak memiliki kondisi kesehatan yang dapat membahayakan dirinya sendiri atau penerima darah. Proses ini meliputi pemeriksaan tekanan darah, kadar hemoglobin, serta riwayat kesehatan terkait penyakit menular.
Keamanan transfusi darah sangat bergantung pada proses skrining yang rumit dan tepat, sehingga menjamin bahwa darah yang disumbangkan aman untuk digunakan.
Dengan demikian, penting bagi pendonor untuk mengetahui apakah mereka termasuk dalam golongan yang dilarang untuk mendonor darah. Mematuhi semua kriteria ini bukan hanya untuk melindungi diri sendiri, tetapi juga untuk memastikan keamanan bagi mereka yang menerima darah.