Sebagai orang baru di suatu tempat pasti akan mengalami culture shock. Hal ini disebabkan karena adanya situasi dan kondisi yang berbeda. Culture shock atau kejutan budaya adalah perasaan bingung, cemas, dan ketidakpastian saat berpindah budaya atau lingkungan baru.
Kondisi ini umum terjadi pada siapa saja. Misalnya saat kamu berkunjung ke daerah asing, merantau, berada di tempat kerja yang baru, dan lain sebagainya. Culture shock bisa terjadi sebagai penyesuaian budaya akibat ketidaktahuan seseorang terhadap apa yang ada di sekitarnya saat ini.
Orang yang mengalami culture shock akan merasa cemas, frustasi, gelisah, tidak percaya diri, hingga depresi. Sebab, ia kehilangan tanda, lambang, nilai, atau cara bergaul yang diketahui dari kultur asalnya. Yang perlu diingat bahwa culture shock adalah proses awal beradaptasi dengan lingkungan baru.
Tanda-tanda culture shock
Proses adaptasi setiap orang memang berbeda-beda. Ada yang bisa beradaptasi dengan cepat, ada pula yang merasa kesulitan. Berikut tanda-tanda seseorang yang mengalami culture shock:
- Mudah merasa bosan.
- Kelelahan.
- Merasa tidak berdaya.
- Sering mengomentari budaya atau tradisi setempat.
- Menarik diri dari lingkungan baru.
- Homesick atau rindu dengan suasana rumah.
- Depresi.
Tahapan culture shock
Mengutip Now Health International, berikut empat tahapan culture shock:
- Honeymoon Stage
Pada tahap ini, biasanya orang-orang akan merasa senang dengan lingkungan baru. Sebab, kamu akan merasakan kehidupan baru yang berbeda dari sebelumnya. Tentu saja ini akan menjadi pengalaman yang sangat menarik dan dinantikan setiap hari.
Sayangnya, honeymoon stage hanya akan berjalan saat minggu atau bulan pertama saja. Selanjutnya, kamu akan mengalami proses culture shock yang sesungguhnya.
- Negotiation Stage
Memasuki tahap ini, kamu mulai frustasi dengan keadaan. Berbagai kesulitan mulai dialami. Bahkan, kamu berpikir lebih enak jika kamu tetap berada di tempat sebelumnya.
Negotiation stage seringkali membuat orang-orang merasa putus asa dan ingin kembali ke tempat asalnya. Fase ini biasanya diikuti dengan penurunan kondisi kesehatan fisik maupun mental.
- Adjustment Stage
Pada tahap ini, kamu mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Kamu mencoba berbaur dengan masyarakat dan mempelajari hal baru. Biasanya tahap ini ditandai dengan relasi yang semakin luas, serta kemampuan menangani masalah yang tengah dialami.
- Adaptation Stage
Tahap terakhir yaitu kamu merasa nyaman dengan segala yang terjadi di lingkungan baru tersebut. Kamu mulai terbiasa dengan budaya, kebiasaan, dan nilai-nilai di sana. Meski begitu, kamu tidak akan kembali merasakan euforia sama seperti honeymoon stage.
- Re-entry Shock
Tahapan ini biasanya akan terjadi ketika kamu kembali ke daerah asal. Terlebih jika kamu sudah pergi merantau dalam waktu yang lama. Kamu akan menyadari bahwa keadaan sudah berbeda dan tidak lagi sama.
Cara mengatasi culture shock
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi culture shock:
- Pelajari lingkungan tujuan
Sebelum singgah dan menetap, cari tahu dulu tentang lingkungan yang akan dituju. Misalnya budaya di sekitar, pola perilaku orang-orangnya, apa yang menjadi ciri khas di sana, larangan, dan lain sebagainya.
- Hafalkan lokasi-lokasi penting
Selain mempelajari yang sudah disebutkan di atas, kamu juga perlu menghafalkan lokasi-lokasi penting. Kamu harus tahu di mana letak kantor polisi, rumah sakit, bangunan di sekitar tempat tinggal, dan lain sebagainya. Percayalah, hal ini akan berguna di kemudian hari.
- Tidak membandingkan dengan lingkungan sebelumnya
Bukan hal yang mudah untuk beradaptasi di lingkungan baru. Namun, bukan hal yang tepat juga jika kamu membandingkan lingkungan tersebut dengan yang sebelumnya. Ingat bahwa kehidupan akan terus maju sehingga kamu perlu beradaptasi di lingkungan baru.
- Menjalin relasi baru
Ketika berada di lingkungan baru, sebaiknya kamu menjalin relasi dengan masyarakat setempat. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Namun, kamu juga harus tetap waspada akan keselamatan diri sendiri.
- Berpikiran terbuka
Tidak semua hal sesuai dengan pemikiran atau nilai yang kamu percaya. Oleh karena itu, kamu tetap harus menghormati nilai-nilai di lingkungan baru. Menjadi pribadi yang adaptif tidak perlu memaksa diri terlalu keras.
KOMENTAR
Latest Comment