Dapat Terjerat Hubungan Toksik, Berikut Dampak Daddy Issues Bagi Perempuan

19 Jun 2024 17:06 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi ayah dan anak perempuannya. (Sumber: Freepik)

Penulis: Rusti Dian

Editor: Rizal Amril

Apakah kamu pernah mendengar daddy issues? Ini termasuk kondisi psikologi yang dialami seseorang karena memiliki hubungan tidak sehat atau kehilangan figur ayah dalam hidupnya. Lantas, apa dampak daddy issues pada anak perempuan?

Kehadiran sosok ayah memiliki peranan penting dalam perkembangan psikologi anaknya. Sebab, tumbuh kembang anak membutuhkan kehadiran dari kedua orang tuanya. Dengan begitu, anak tidak merasa kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Ketidakhadiran sosok ayah tentu dapat berpengaruh pada pertumbuhan anak, terutama dari sisi psikologi. 

Kondisi demikian disebut sebagai daddy issues. Daddy issues adalah dampak psikologis akibat hubungan ayah dan anak yang tidak harmonis. 

Hal ini bisa terjadi ketika anak tidak memiliki sosok ayah dalam hidupnya yang hadir secara fisik maupun psikologis.

Orang-orang yang berisiko mengalami daddy issues jika ia memiliki ayah bersifat cuek, ditinggal mati oleh ayah, atau terjebak dalam hubungan toksik dengan ayahnya. Hal ini membuat anak–terutama perempuan–akan mencari sosok “pengganti” ayahnya melalui laki-laki lain.

Tanda-tanda mengalami daddy issues

Berikut tanda-tanda seorang anak perempuan yang mengalami daddy issues:

  • Hanya tertarik pada laki-laki yang lebih tua.
  • Membutuhkan kepastian dari pasangan secara terus menerus.
  • Mengalami kecemasan berlebihan seperti cemburu.
  • Cenderung posesif.
  • Membutuhkan kasih sayang.
  • Tidak percaya diri.
  • Merasa takut sendirian dan mudah kesepian.
  • Berjuang mempertahankan batasan yang sehat dalam hubungan.
  • Sulit membuka diri terhadap pasangan.
  • Merasa ditinggalkan dan ditolak.
  • Depresi.
  • Kurang yakin dalam mengambil keputusan.

Dampak daddy issues

Daddy issues dapat berdampak buruk bagi pertumbuhan anak perempuan. Hal ini dapat memicu sindrom anak perempuan tanpa ayah alias fatherless daughter syndrome

Anak perempuan akan memiliki masalah kepercayaan, tantangan emosional, pergulatan identitas, dan kerinduan akan kasih sayang ayah.

Indonesia sendiri termasuk negara dengan masalah fatherless yang cukup tinggi. Banyak anak Indonesia yang kekurangan sosok ayah dalam hidupnya. 

Perlu diingat, fatherless tidak hanya dialami oleh anak yatim saja. Selama anak memiliki figur ayah yang dihadirkan melalui kakek atau om, maka fatherless bisa terhindarkan.

Padahal, peran ayah sangat penting untuk memberikan rasa percaya diri dan harga diri anak. 

Kekosongan peran tersebut dapat membuat anak perempuan mencari validasi atas dirinya dari orang lain. 

Hal ini dapat menyebabkan rasa ketergantungan pada orang lain yang berujung pada hubungan toksik. 

Perempuan menjadi tidak memiliki kontrol atas dirinya sendiri dan bergantung pada pasangan. Tak jarang, mereka akan melakukan apapun demi mendapatkan kasih sayang dari pasangannya.

Oleh karena itu, kehadiran sosok ibu dan ayah sangat penting bagi proses pendewasaan anak. 

Jika ibu mengajarkan pendewasaan emosi, empati, dan nilai kasih sayang, maka ayah mengajarkan tentang logika, keberanian, dan kemandirian. Dengan begitu, anak akan terbentuk menjadi pribadi yang “utuh”.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER