Penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) oplosan berpotensi menimbulkan efek buruk yang signifikan bagi mesin kendaraan. Ketika BBM dicampur dengan zat yang tidak sesuai spesifikasi, kerusakan yang parah pada mesin dapat terjadi dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Kualitas BBM dapat memengaruhi kinerja mesin kendaraan karena setiap mesin sebenarnya memiliki spesifikasi tentang jenis BBM yang paling ideal untuk digunakan.
Oleh karenanya, jika menggunakan BBM oplosan, maka mesin akan menggunakan BBM yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesinnya dan kemudian dapat menyebabkan kerusakan.
Kerusakan ini tidak hanya berkaitan dengan komponen mesin, tetapi juga dapat mempengaruhi performa dan efisiensi kendaraan secara keseluruhan.
Tidak hanya berdampak pada performa kendaraan, penggunaan BBM oplosan juga berimplikasi pada aspek ekonomi karena biaya perbaikan mesin bisa jadi sangat mahal.
Ketika kerusakan yang ditimbulkan akibat BBM oplosan sudah parah, biaya yang diperlukan untuk melakukan perbaikan bisa sangat mahal.
Dalam kondisi ekstrem, kemungkinan harus melakukan overhaul mesin menjadi sangat besar, yang tentunya menguras anggaran pemilik kendaraan. Jika mesin sudah rusak, nilai jual kendaraan juga akan turun drastis.
Dampak BBM oplosan pada mesin
Jika BBM oplosan digunakan secara terus menerus, mesin kendaraan dapat mengalami dampak-dampak berikut:
1. Kerusakan mesin yang parah
Salah satu bahaya utama dari penggunaan BBM oplosan adalah kerusakan mesin yang parah.
Campuran bahan bakar yang tidak tepat dapat menyebabkan terbentuknya kerak pada bagian dalam mesin, seperti pada piston dan injector.
Kerak yang menumpuk pada piston bisa mengganggu proses pembakaran, sehingga dapat menyebabkan mesin beroperasi dengan tidak optimal. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berlanjut hingga mesin harus turun untuk perbaikan, yang tentu memerlukan biaya cukup tinggi dan waktu yang tidak sedikit.
2. Penurunan performa dan efisiensi
Penggunaan BBM oplosan juga berdampak langsung pada performa kendaraan. Konsumsi bahan bakar akan meningkat, dan tenaga yang dihasilkan mesin menjadi menurun.
Dalam banyak kasus, pengendara akan merasakan penurunan akselerasi dan tarikan yang lebih berat.
Hal ini terjadi karena proses pembakaran yang tidak sempurna mengakibatkan penurunan efisiensi bahan bakar, sehingga membuat kendaraan menjadi lebih boros.
3. Berdampak pada sistem pembakaran
Pembakaran yang tidak sempurna juga mengakibatkan emisi gas buang yang lebih banyak dan berbahaya.
Dengan meningkatnya jumlah emisi yang dihasilkan, dampak terhadap lingkungan juga menjadi perhatian serius.
Selain itu, sistem pembakaran yang terganggu dapat menyebabkan masalah lanjutan, seperti knocking (suara ketukan pada mesin) yang merupakan indikasi adanya masalah dalam proses pembakaran.
Ciri-ciri BBM oplosan
Mengetahui ciri-ciri BBM oplosan dapat membantu pengendara menghindari masalah serius pada kendaraan mereka.
Beberapa aspek yang bisa dijadikan petunjuk adalah perubahan warna, bau bahan bakar, serta suara mesin saat beroperasi.
1. Perubahan warna dan bau bahan bakar
BBM yang dioplos biasanya memiliki warna yang berbeda dari aslinya. Pertamax yang asli, misalnya, berwarna biru atau merah muda.
Jika warna bahan bakar tampak lebih gelap atau keruh, pengguna perlu mencurigai kualitasnya.
Selain itu, bau bahan bakar juga dapat menunjukkan keasliannya. Bahan bakar yang asli memiliki bau khas, sedangkan oplosan cenderung memiliki aroma yang lebih menyengat dan tidak sedap.
2. Adanya endapan saat disimpan
Ciri lain yang perlu diperhatikan adalah adanya endapan dalam wadah penyimpanan. BBM yang berkualitas baik tidak akan meninggalkan endapan di dasar wadah.
Jika saat menyimpan bahan bakar terjadi pengendapan, ini adalah indikasi bahwa bahan bakar tersebut tidak murni dan bisa jadi telah mengalami proses pengoplosan.
3. Suara mesin yang tidak normal
Suara mesin yang tidak normal saat kendaraan dioperasikan bisa menjadi tanda adanya masalah.
Jika mendengar suara knocking atau ketukan, ini dapat menunjukkan bahwa mesin mengalami pembakaran yang tidak sempurna, yang sering kali disebabkan oleh kualitas bahan bakar yang buruk.