Kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memberikan dampak signifikan terhadap harga produk kecantikan di seluruh dunia. Tarif impor sebesar 20 persen untuk barang-barang dari Uni Eropa dan hingga 60 persen untuk produk dari Tiongkok berpotensi menaikkan harga kosmetik dan skincare di dalam negeri secara drastis.
Misalnya, pelembap asal Eropa yang sebelumnya dijual dengan harga sekitar 60 dolar AS bisa melonjak menjadi 72 dolar AS dalam waktu singkat. Hal ini memicu kekhawatiran di kalangan konsumen, terutama mereka yang setia dengan produk-produk premium.
Efek dari tarif ini tidak hanya dirasakan oleh produk impor, tetapi juga produk lokal. Pasalnya, banyak bahan baku dan kemasan kosmetik yang masih bergantung pada impor. Bahkan, meskipun produk dirakit di AS, harga produk tetap bisa meningkat karena biaya komponen yang dikenakan tarif. Ini menjadikan seluruh industri kecantikan terancam mengalami lonjakan harga, yang pada akhirnya bisa membebani konsumen.
Dampak kenaikan biaya produksi terhadap industri kecantikan
Biaya produksi barang-barang kecantikan diperkirakan akan melonjak sebagai dampak dari tarif ini. Selain itu, biaya logistik yang meningkat dan regulasi yang lebih ketat pascapandemi semakin memperburuk situasi. Merek-merek premium akan merasakan tekanan lebih kuat karena mereka sangat bergantung pada bahan baku berkualitas tinggi yang seringkali diimpor. Pengadaan kemasan yang banyak berasal dari Tiongkok menjadi salah satu area paling terpengaruh, yang bisa mengakibatkan kenaikan harga secara keseluruhan.
Menanggapi kenaikan tarif ini, beberapa perusahaan telah mulai mencari cara untuk bertahan. Mereka mungkin mengalihkan produksi ke negara dengan biaya lebih rendah atau mencari sumber alternatif untuk bahan baku. Meskipun perusahaan besar memiliki beberapa keunggulan dalam menegosiasikan tarif yang lebih kecil, perusahaan kecil cenderung kesulitan dan bisa terpaksa menaikkan harga atau mengubah formula produk. Pada skenario terburuk, dampak kenaikan harga bisa menjadi fatal, mengurangi margin keuntungan mereka atau bahkan memaksa mereka untuk keluar dari pasar.
Pengaruh terhadap konsumen Indonesia
Dampak dari kebijakan tarif Trump tidak hanya terbatas di AS, tetapi juga merambat ke negara lain, termasuk Indonesia. Konsumen di Indonesia yang gemar menggunakan produk dari merek internasional mungkin akan menghadapi kenaikan harga yang signifikan. Ramai dibicarakan bahwa harga produk kecantikan, seperti skincare dan makeup, bisa melonjak sekitar 10-20 persen lebih dari harga normal.
Kenaikan harga dapat mendorong konsumen untuk beralih ke produk lokal atau merek yang lebih terjangkau. Dengan meningkatnya kesadaran akan kualitas dan harga, preferensi konsumen di Indonesia mungkin akan mulai bergeser, membuka peluang bagi merek lokal untuk semakin berkembang.
Pamor K-Beauty tetap bersinar
Di tengah semua ketidakpastian dan kenaikan harga ini, produk kecantikan dari Korea Selatan, yang dikenal dengan sebutan K-Beauty, tetap menunjukkan daya tarik yang kuat. Charlotte Cho, pendiri Soko Glam, optimis bahwa produk K-Beauty masih menawarkan kualitas tinggi dengan harga yang relatif terjangkau jika dibandingkan dengan produk Eropa atau AS.
Dengan daya tarik harga yang kompetitif dan kualitas yang bagus, peluang bagi produk K-Beauty untuk terus bersinar di pasar global tetap besar. Meskipun terjadi kenaikan harga, konsumen masih cenderung memilih produk K-Beauty karena nilai yang ditawarkannya dianggap lebih baik dibanding banyak produk internasional lainnya.
Kenaikan harga pada produk impor juga membuka peluang bagi merek lokal di Indonesia untuk menarik perhatian konsumen. Merek-merek lokal yang mampu menawarkan produk berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau bisa mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar. Dengan semakin banyaknya konsumen yang beralih ke produk lokal, industri kecantikan Indonesia mungkin dapat tumbuh meskipun menghadapi tantangan dari kebijakan luar negeri.