Deretan Spekulasi Penyebab Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Mana yang Paling Mendekati?

16 Nov 2022 16:11 WIB

thumbnail-article

Rumah satu keluarga yang tewas yang berlokasi di Perumahan Citra Satu Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (11/11/2022) (ANTARA / Walda) Penulis: Jay Akbar Editor: Akbar W

Penulis: Jay Akbar

Editor: Akbar Wijaya

Polisi belum bisa memastikan penyebab meninggalnya empat orang dalam satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Berbagai petunjuk yang ditemukan di lokasi malah mencuatkan beragam spekulasi.

Duduk Perkara Peristiwa:

Kasus penemuan empat jenazah dalam satu keluarga di Kalideres berawal dari kecurigaan Ketua RT di Perumahan Citra Satu, Kalideres Jakarta Barat yang mencium bau busuk dari dalam rumah.

Ia lantas melaporkan kecurigaannya itu ke Polsek Kalideres,Kamis (10/11/2022) sekitar pukul 18.00 WIB.

Saat polisi dan Ketua RT ingin memeriksa ke dalam rumah pintu dalam keadaan terkunci. Teka-teki penyebab bau tak sedap baru terjawab setelah pintu rumah dijebol paksa.

Terdapat empat jenazah yang terdiri pasangan suami istri Rudyanto Gunawan dan K. Margaretha Gunawan, lalu Dian anak perempuan mereka, dan Budyanto Gunawan yang merupakan adik dari Margaretha atau paman Dian.

"Yang bapak itu inisial RG (71), untuk anak perempuan DF (42), kemudian untuk ibu RM (66), untuk paman BG (68). Yang diperkirakan bapaknya ditemukan di ruang kamar, posisi tidur," ujar Syafri.

Keempat jenazah ditemukan di ruangan yang berbeda-beda. Untuk posisi jenazah RM dan DF ditemukan berada di ruang kamar depan, di atas tempat tidur.  Sedangkan BG ditemukan di ruang tamu dalam posisi bersandar di sofa.

Lantas apa saja spekulasi yang berkembang soal penyebab kematian mereka?

  • Mati karena Kelaparan:

Salah satu spekulasi yang sempat berkembang mengenai penyebab kematian satu keluarga di Kalideres adalah lantaran mereka tidak mengonsumsi makanan dan minuman dalam waktu cukup lama.

Spekulasi ini muncul setelah polisi menyampaikan hasil otopsi sementara dari Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur terhadap empat jenazah.

Hasil otopsi sementara itu menyebutkan kondisi lambung empat jenazah dalam keadaan kosong. Otot tubuh jenazah juga telah menyusut alias tinggal tulang berbalut kulit.

"Lambung para mayat ini tidak ada makanan jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena dari otot ototnya sudah mengecil," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce dikutip Antara di Polres Metro Jakarta Barat, Jumat (11/11/2022).

Namun spekulasi ini belakangan dibantah Polda Metro Jaya yang mengatakan penyebab kematian satu keluarga di Kalideres bukan kelaparan.

"Bisa dikatakan untuk sementara memang tidak mengarah kepada kelaparan yang menyebabkan kematian satu keluarga," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan saat dikonfirmasi Antara di Jakarta, Selasa (15/11/2022).

Zulpan mengatakan belum bisa memberi kesimpulan sebab kematian korban.

"Belum bisa saya sampaikan dulu ya karena nanti sudah mengarah kepada kesimpulan. Jadi, belum dapat saya sampaikan," ujarnya.

Asiung, Ketua RT 007 RW 015 Kalideres juga tak percaya warganya meninggal karena kelaparan. Sebab menurutnya para korban berasal dari keluarga mapan, punya kendaraan berupa mobil dan motor, dan tak termasuk dalam daftar penerima bansos.

  • Meninggal karena Jadi Korban Perampokan atau COVID-19

Spekulasi ini berangkat dari tidak ditemukannya kendaraan mobil milik korban di rumah lokasi kejadian.

Handoyo, yang merupakan adik ipar Margaretha juga sempat menduga keluarganya itu meninggal karena menjadi korban perampokan atau terkena COVID-19.

Namun berdasarkan keterangan yang ia terima dari pihak Polsek Kalideres, keluarganya tidak meninggal karena perampokan maupun COVID-19.

Polres Metro Jakarta Barat juga telah memastikan mobil milik keluarga yang dikira hilang ternyata telah dijual sejak awal tahun.

"Setelah proses penyelidikan, kami berhasil mendapatkan titik terang terkait kabar hilangnya kendaraan mobil Honda Brio milik korban berpelat nomor B 2601 BRK. Kendaraan tersebut telah dijual langsung oleh saudara Budianto Gunawan selaku pemiliknya," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce dikutip Antara di Jakarta, Selasa 15 November 2022.

Pasma mengatakan mobil tersebut sudah dijual ke sebuah toko penjual mobil atau dealer milik seseorang berinisial R. Namun demikian, lanjutnya, belum diketahui apa motif korban menjual mobil tersebut.

  • Bunuh Diri karena Paham Apocaliptik

Spekulasi ini muncul dari Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Adrianus Eliasta Meliala dalam wawancara dengan wartawan.

Menurut Adrianus kematian empat orang dalam satu keluarga di Kalideres mirip dengan peristiwa kematian massal di Guyana, Amerika Selatan pada 1978.

Orang-orang itu menjemput kematian karena menganut kepercayaan apocaliptik yang menganggap dunia sudah dipenghujung kehancuran. Sehingga kematian dianggap sebagai jalan mengakhiri penderitaan demi menuju kehidupan yang lebih menjanjikan.

"Jangan-jangan dari keempatnya penganut paham akhir dunia atau apokaliptik dan mencabut nyawa dengan cara yang ekstrem," ujar Adrianus, Sabtu (12/11/2022) dikutip dari TribunJatim.com.

Di sisi lain, Kanit Krimum Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendi menyampaikan pihaknya belum bisa menyimpulkan terkait dugaan paham tertentu yang dianut oleh keluarga itu.

"Secara resmi belum bisa menyimpulkan," kata Avrilendi saat dihubungi, Senin (14/11).

Autopsi Libatkan Tim Forensik Gabungan

Terlepas dari beragam spekulasi yang telah berkembang, pihak kepolisian mengatakan autopsi terhadap jenazah keluarga di Kalideres telah melibatkan tim dokter forensik dari Pusdokkes Polri dan ahli forensik dari Universitas Indonesia (UI).

"Kita kemarin rapat bersama yang merupakan bagian dari interkolaborasi profesi dan kami didukung  Universitas Indonesia," kata Hengki Haryadi di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, dikutip Antara di Jakarta, Rabu (16/11/2022).

Hengki menambahkan pemeriksaan itu dilakukan untuk mengungkap penyebab kematian jenazah satu keluarga tersebut.

Pemeriksaan itu juga melibatkan pakar medikolegal forensik, kemudian patologi anatomi, psikologi, psikiatri forensik, ahli DNA, dan ahli lainnya.

"Hari ini memadukan temuan yang ada di TKP dengan melihat kembali kondisi jenazah yang sampai saat ini ada (di RS Polri Kramat Jati)," ujar Hengki.

Hengki berharap melalui pemeriksaan yang dilakukan tim dokter forensik gabungan ini dapat membantu penyidikan jajaran Polda Metro Jaya untuk mengungkap penyebab kematian keempat korban.

Hengki menjelaskan bahwa pada Rabu sore nanti jajaran Ditreskrimum Polda Metro Jaya juga akan kembali melakukan olah TKP di rumah keempat korban ditemukan pada Kamis (10/11).

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa Polda Metro Jaya belum dapat memastikan apakah penyebab kematian keempat korban karena proses pemeriksaan terhadap jenazah masih berlangsung.

"Artinya ini belum final (menentukan sebab kematian), oleh karenanya perlu pendalaman dari tim ahli interkolaborasi profesi. Dari berbagai ahli kita akan merumuskan secara bersama," tutur Hengki.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER