Direktur Gas Terpadu dan Hulu Shell, Zoe Yujnovich mengumumkan pengunduran dirinya secara mendadak setelah lebih dari satu dekade bergabung dengan perusahaan tersebut. Pengumuman ini disampaikan pihak Shell dalam pernyataan resmi Shell pada Selasa 4 Maret 2025.
Keputusan Yujnovich untuk meninggalkan posisi strategis ini menciptakan tanda tanya di kalangan industri, terutama mengenai alasan dan dampak potensial terhadap kinerja perusahaan.
Terlebih kabar ini muncul ditengah maraknya pemberitaan sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell mengalami peningkatan antrean kendaraan. Kondisi ini diduga dipengaruhi oleh kasus pengoplosan bahan bakar di Pertamina yang membuat sebagian masyarakat merasa kecewa dan beralih menggunakan Shell sebagai alternatif.
Lantas apa alasan kemunduran Zoe Yujnovich dari jajaran direksi perusahaan minyak yang lahir dan besar di Belanda ini.
Alasan Mundurnya Zoe Yujnovich
Diektahui Zoe Yujnovich akan mengakhiri masa tugasnya pada 31 Maret 2025 mendatang, Sebagai penggantinya, Shell menunjuk Cederic Cremers sebagai Presiden Gas Terintegrasi dan Peter Costello sebagai Presiden Hulu, keduanya bergabung dengan Komite Eksekutif efektif pada 1 April 2025.
Perubahan ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk merampingkan manajemen senior dan meningkatkan efisiensi operasional.
"Kami telah membuat kemajuan signifikan dalam dua tahun terakhir dalam membangun stabilitas dengan rekam jejak kinerja yang kuat dan manajemen portofolio yang aktif, sekaligus menyederhanakan bisnis kami," kata Chief Executive Officer Wael Sawan, dalam laman resmi Shell, Kamis, 6 Maret 2025.
Menurut keterangan Wael Sawan saat ini merupakan waktu yang tepat untuk memulai fase transformasi berikutnya. Tidak hanya itu kedepannya, Shell akan mendelegasikan struktur kepemimpinan paling senior untuk mencerminkan tiga area utama nilai bisnis, yakni Gas Terpadu; Hulu; dan Hilir, Energi Terbarukan dan Solusi Energi, sekaligus juga meningkatkan Perdagangan dan Pasokan, yang merupakan pendorong utama di seluruh organisasi.
"Pada paruh pertama 2026, kami juga akan mengintegrasikan divisi teknis, yang saat ini membentuk direktorat Proyek dan Teknologi kami, ke dalam lini bisnis kami. Penyederhanaan lebih lanjut ini akan memberdayakan bisnis kami dengan membawa kemampuan teknis ini lebih dekat ke tempat kami menghasilkan nilai," ujar Sawan.
Pada Desember tahun lalu, Shell memberikan pernyataan kepada Reuters bahwa Shell Energy, yang mencakup energi terbarukan, pembangkitan listrik, dan pasokan pelanggan, akan dipisah menjadi unit pembangkitan listrik dan unit perdagangan yang terpisah.
Baca Juga:Sinopsis Film No Other Land: Kolaborasi Sineas Palestina dan Israel Peraih Piala Oscar 2025