Doktrin Hidup Lapar Sekte Sesat di Kenya Diduga Cuma Modus Penjualan Organ

16 May 2023 16:05 WIB

thumbnail-article

Pakar forensik dan detektif pembunuhan dari Direktorat Investigasi Kriminal (DCI), menemukan jenazah yang diduga pengikut sekte Kristen bernama Good News International Church, di hutan Shakahola, Kilifi, Kenya 11 Mei 2023. REUTERS/Stringer

Penulis: Dzikri Nurul Hakim

Editor: Akbar Wijaya

Kepolisian Kenya menemukan 22 jenazah baru di kawasan hutan Shakahola dan membuat jumlah korban meninggal akibat mengikuti sekte sesat per Sabtu 13 Mei 2023 berjumlah 201 orang.

Kepolisian memperkirakan masih ada sekitar 600 orang lain berstatus hilang.

Dugaan Perdagangan Organ Tubuh Manusia

Komisioner regional Hutan Shakahola Rhodah Onyancha mengatakan pihaknya kembali menangkap satu tersangka yang terlibat dengan sekte ini.

Total jumlah mereka yang ditahan karena kasus itu kini menjadi 26 orang, termasuk pemimpin sekte Pendeta Paul Mackenzie.

Belakangan polisi menduga mereka yang mati tidak hanya terkait ajaran sekte yang meminta para anggotanya kelaparan, namun juga diduga terkait praktik perdagangan organ manusia.

"Laporan otopsi telah mencatat organ yang hilang pada beberapa tubuh korban yang sejauh ini telah digali," kata Inspektur Kepala Martin Munene dalam surat pernyataan yang diajukan ke Pengadilan Nairobi dikutip The Guardian, Selasa (9/5/2023).

Martin menyebut perdagangan organ tubuh manusia terkoordinasi baik dengan melibatkan beberapa pemain.

Direktorat Investigasi Kriminal (DCI) juga meminta pembekuan rekening bank milik Ezekiel Odero, yang merupakan salah satu pendeta dalam sekte kelaparan tersebut.

Pendeta itu ditangkap pada 28 April lalu dan telah dibebaskan dengan tebusan uang jaminan.

Atas perintah DCI, Pengadilan Nairobi pada Senin juga memerintahkan pembekuan lebih dari 20 rekening milik Yehezkiel Odero selama 30 hari.

Sejarah Berdirinya Sekte

Paul Mackenzie Nthenge mendirikan Good News International Church pada 17 Agustus 2003.

Gereja ini memiliki cabang di berbagai daerah Kenya, seperti: Nairobi, Watamu, Malindi, Kitale, Machakos, Naivasha, Mombasa, Mwea, Lunga Lunga, dan Matano manne.

Kantor pusat Good News International Church berlokasi di daerah Malindi Furunzi.

Misi dari pelayanan ini adalah memelihara umat beriman secara holistik dalam semua hal spiritualitas Kristen saat mempersiapkan diri untuk kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali melalui pengajaran dan penginjilan.

Dalam ajarannya, Mackenzie meminta anggotanya untuk meninggalkan hal-hal duniawi, termasuk makan dan minum yang menyebabkan kematian pengikutnya.

Atas dasar itu, pihak kepolisian berupaya menangkap Mackenzie. Namun, tidak berselang lama Mackenzie dapat bebas kembali dan terlepas dari jerat hukum.

Pindah ke Hutan Shakahola

Pada 2019 Mackenzie menutup gereja setelah hampir dua dekade beroperasi dan pindah ke hutan Shakahola bersama beberapa anggotanya.

Paul Mackenzie menginstruksikan anggotanya untuk membuat diri mereka kelaparan secara massal untuk bertemu dengan Yesus.

Sang pendeta juga disebut pernah meramalkan dunia akan kiamat pada 15 April. Atas alasan tersebut, Mackenzie memerintahkan seluruh pengikutnya untuk bunuh diri agar menjadi yang pertama pergi ke surga.

Mackenzie mengungkapkan dirinya memiliki kekuatan kenabian dan telah melihat penampakan Yesus, juga mengatakan telah mendapatkan wahyu untuk melakukan kegiatannya itu.

Dia menginstruksikan pengikutnya untuk berhenti dari pekerjaan mereka, keluar dari sekolah formal, berhenti memakan makanan duniawi, dan tidak mencari perawatan medis di rumah sakit.

Dalam ajarannya itu, para pengikut sekte akan melakukan pertemuan setiap hari sabtu di bawah pohon dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore untuk sebuah “pelajaran hidup”.

Menurut kepolisian setempat, ritual puasa hanya akan dihitung jika mereka berkumpul bersama.

Mereka juga tidak diperkenankan bergaul dengan siapa pun dari dunia luar jika mereka ingin pergi ke surga dan juga menghancurkan semua dokumen yang diberikan pemerintah, termasuk KTP dan akte kelahiran.

Awal Mula Kasus

Pencarian atas korban sekte ini pertama kali dimulai pada 13 April, pasca adanya laporan terkait dua anak kelaparan dan mati lemas, dibiarkan orang tuanya akibat saran Paul Mackenzie pada 16 dan 17 maret lalu.

Pada 23 Maret, Mackenzie diadili di pengadilan dan dibebaskan dengan uang jaminan sebesar 10.000 shilling Kenya atau 74 dolar setara dengan 1 juta rupiah.

Sebelumnya, pada tahun 2019 ia juga sempat ditangkap terkait dengan kematian anak-anak dan dibebaskan dengan jaminan pula.

Pemimpin sekte ini, Paul Mackenzie, kembali ditangkap pada 14 April menyusul informasi yang menunjukkan ada kuburan yang berisi setidaknya 31 jasad pengikutnya.

Mackenzie kemudian diadili pada 15 April di Pengadilan Hukum Malindi setelah Hakim memberikan waktu 14 hari kepada polisi untuk menggelar penyelidikan saat dia ditahan.

Dari meja hijau, pengadilan Kenya telah menolak jaminan untuk Pemimpin Gereja Good News Internasional Paul Mackenzie Nthenge, pada Rabu (10/5/2023).

Mackenzie, istrinya, dan 16 tersangka lainnya dalam kasus ini akan melakukan persidangan di pengadilan pada akhir bulan ini. 

Anthony Muheria, Uskup Agung Keuskupan Agung Nyeri Katolik di Kenya Tengah mengatakan ajaran Mackenzie adalah "tindakan ekstremisme" di mana kitab suci digunakan untuk menipu para pengikutnya.

“Agama tidak boleh dan tidak boleh menjadi penyebab orang kehilangan nyawa melalui ekstremisme radikal sehingga orang harus melakukan hal-hal luar biasa untuk mendapatkan berkah dari Tuhan,” katanya.



Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER