3 Desember 2022 03:57
Rektor nonaktif Universitas Negeri Lampung Karomani memberikan keterangan sebagai saksi di Pengadilan Tipikor Tanjungkarang, Bandar Lampung, Lampung, Rabu, (30/11/2022). (ANTARA FOTO/Ardiansyah/YU)
Penulis: Rahma Arifa
Editor: Akbar Wijaya
Wakil Ketua Komisi X DPR Fraksi Partai Demokrat Dede Yusuf menganggap perkara titip menitip calon mahasiswa oleh pejabat ke rektor perguruan tinggi negeri (PTN) seperti dalam kasus Universitas Lampung sudah jamak terjadi.
“Kalau semuanya diusut, maka hampir semua kampus di perguruan tinggi negeri akan (ketahuan) menitipkan. Pasti akan banyak. Dan hampir semua pejabat-pejabat negara ini pasti menitipkan. Pejabat aparat-aparat hukum ini menitipkan. Pasti itu ada.” kata Dede saat dihubungi Narasi, Kamis (1/12/2022).
Dede bahkan mengatakan titip-menitip peserta didik juga terjadi di tingkat sekolah.
"Kalau kita berbicara tentang titipan, itu terjadi dari level sekolah SMP SMA sudah terjadi. Karena kan ada sistem zonasi, sistem afirmasi, jadi ya yang nitip itu ya banyak. Dan kepala sekolahnya ya juga pusing karena harus mengakomodir sana-sini," ujarnya.
Dede mengatakan mekanisme penerimaan mahasiswa melalui jalur seleksi mandiri dibuat agar PTN memiliki ruang subsidi silang memenuhi kebutuhannya.
Namun proses seleksi penerimaan yang diatur langsung oleh rektor dan kampus masing-masing malah membuat seleksi jalur mandiri menjadi ruang transasional untuk memasukkan nama-nama yang bahkan tidak lulus kualifikasi.
"Tapi memang seharusnya (penerimaan) tidak ditentukan oleh satu orang saja," ujar Dede.
Dede mengatakan penyalahgunaan seleksi mandiri oleh rektor atau otoritas kampus tidak melulu karena perkara uang. Ada juga terpaksa meloloskan calon mahasiswa titipan meski tidak memenuhi kualifikasi lantaran takut dengan kewenangan si penitip.
“Ya saya juga memahami lah, mungkin rektor takut sama pejabat ini, takut sama aparat ini, takut sama titipan ini, akhirnya menerima. Akhirnya, tambahan-tambahan itu tadi, ada yang dibayar sekian, sekian,” ujar Dede.
Persoalan titip menitip calon mahasiswa baru menurut Dede tidak lepas dari ketimpangan citra antara PTN dengan perguruan tinggi swasta. Sehingga, banyak anak dan orang tua yang memaksakan diri untuk masuk ke PTN karena dianggap lebih unggul, sekalipun dengan cara ‘titip’.
Untuk itu ia berharap perguruan tinggi swasta juga meningkatkan kualitas dan citranya agar bisa sama bergengsi dengan PTN.
“Menurut saya yang harus kita ubah adalah bagaimana sekolah dan perguruan tinggi negeri itu tidak dilihat sebagai favorit. Akhirnya orang-orang berlomba-lomba untuk masuk ke sekolah/ kampus negeri. Justru kami mendorong agar swasta juga menjadi favorit,” katanya.
Rektor nonaktif Universitas Lampung (Unila) Karomani mengungkap sejumlah nama pejabat negara yang menitipkan nama calon mahasiswa agar diloloskan menjadi civitas akademik Universitas Lampung.
Di antara mereka ada dari kalangan menteri, anggota DPR, hingga bupati.
Karomani menyebut Menteri Menteri Perdagangan sekaligus Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) menitipkan satu orang bernama Zaki Algifari agar diloloskan menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung saat penerimaan mahasiswa baru tahun 2022.
"Zulkifli Hasan ikut menitipkan satu orang untuk diloloskan menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung," kata Karomani dikutip Antara saat menjadi saksi untuk terdakwa kasus suap Andi Defiandi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Bandarlampung, Rabu (30/11/2022).
Namun Zulkifli menyangkal memiliki keponakan bernama tersebut.
“Tidak punya ponakan nama tersebut, juga tidak ada keponakan yang daftar Unila, apalagi kasih uang, saya tidak kenal Prof Karomani” ujar Zukifli Hasan dikutip TribunLampung.
Mereka ialah:
Selain yang telah disebutkan di atas, para penitip berasal dari kalangan pengusaha, kepala daerah, hingga pejabat daerah.
Latest Comment
Belum ada komentar
Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya