9 Oktober 2023 20:10 WIB
Penulis: Moh. Afaf El Kurniawan
Editor: Rizal Amril
Sabtu (7/10/2023) pagi waktu setempat, Afghanistan bagian barat dilanda gempa bumi dahsyat dengan kekuatan Magnitudo 6,2. Lokasi episentrum gempa berdekatan dengan Kota Herat.
Menurut USGS, pusat gempa hari itu terletak sekitar 40 km barat laut Kota Herat, diikuti oleh gempa susulan dengan kekuatan Magnitudo 5,5.
Melansir Reuters, juru bicara Menteri Penanggulangan Bencana Janan Sayeeq menyatakan bahwa korban jiwa yang tercatat dalam gempa tersebut mencapai 2.445 dan proses evakuasi masih berlanjut hingga kini.
Juru bicara tersebut menyatakan bahwa masih terdapat korban yang masih terperangkap di bawah puing.
Sayeeq juga menyatakan sebanyak 1.320 rumah rusak dan rata dengan tanah.
Angka tersebut diperkirakan masih akan bertambah, menjadikannya salah satu gempa paling mematikan yang pernah melanda Afghanistan dalam dua dekade terakhir.
Suhail Shaheen juru bicara Taliban berbasis di Qatar juga menyampaikan kepada Al Jazeera bahwa masih banyak orang yang hilang dan operasi penyelamatan sedang dilakukan untuk menyelamatkan mereka yang terperangkap di reruntuhan akibat gempa bumi dengan kekuatan 6,3 skala Richter di Provinsi Herat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melansir laporan pada Minggu (8/10) bahwa kini terdapat 202 fasilitas kesehatan umum di Provinsi Herat. Salah satu dari 202 faskes tersebut merupakan rumah sakit regional yang menampung 500 korban jiwa.
Akan tetapi, kata WHO, sebagian besar faskes di provinsi tersebut merupakan pusat kesehatan dasar dengan kapasitas lebih kecil dan keterbatasan logistik yang berpotensi menghambat operasi, khususnya di daerah terpencil.
“Sementara operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung, korban di daerah tersebut belum sepenuhnya teridentifikasi,” katanya.
Gempa yang terjadi pada Sabtu tersebut sempat memicu kepanikan luar biasa di Herat.
Seorang warga bernama Naseema mengungkapkan situasi penuh kepanikan ketika gempa tersebut terjadi pada Sabtu lalu.
“Orang-orang meninggalkan rumah mereka, kami semua berada di jalanan,” ujar Naseema, dikutip dari Reuters.
Hal serupa juga disampaikan oleh Mir Ahmed, warga Herat, yang menyatakan bahwa banyak masyarakat Herat yang harus kehilangan anggota keluarganya dalam bencana tersebut.
“Banyak anggota keluarga kami yang menjadi martir, termasuk salah satu putra saya, dan putra saya yang lain juga terluka,” kata Mir Ahmed, dilansir dari Reuters.
KOMENTAR
Latest Comment