Dukung Penderita Down Syndrome melalui Peringatan World Down Syndrome Day

20 Mar 2023 14:03 WIB

thumbnail-article

Volunteers Talking with People with Down Syndrome (Pexels)

Penulis: Rusti Dian

Editor: Margareth Ratih. F

21 Maret diperingati sebagai Hari Down Syndrome Sedunia atau World Down Syndrome Day. Peringatan ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran akan gangguan down syndrome dan memberikan dukungan bagi mereka.

Down syndrome adalah suatu kondisi di mana seorang anak lahir dengan kromosom berlebih atau kromosom ke-21. Jika manusia pada umumnya memiliki 46 kromosom, maka pada penderita down syndrome, mereka memiliki 47 kromosom.

Kondisi tersebut membuat anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan fisik, mental, bahkan mengalami kecacatan. Bahkan, kondisi kromosom ini juga dapat mengganggu proses belajar penderitanya.

Menurut World Health Organization (WHO), penderita down syndrome di Indonesia mencapai 300.000 hingga tahun 2020. Tak heran jika penderita down syndrome banyak ditemui di sekitar kita.

Sejarah World Down Syndrome Day

Pada tahun 1862, down syndrome pertama kali ditandai sebagai bentuk cacat mental. Hal ini disampaikan oleh John Langdown Down, seorang dokter di Inggris.

Saat itu terjadi sterilisasi paksa terhadap seseorang yang mengalami down syndrome. Hingga akhirnya pasca Perang Dunia Kedua, kelompok advokasi untuk penderita down syndrome pun dibentuk. 

Kelompok ini berjuang untuk memasukkan orang-orang down syndrome dalam sekolah. Tujuannya adalah agar penderita down syndrome dapat memiliki pemahaman dan pengetahuan yang baik. Kelompok ini juga memberi dukungan kepada keluarga penderita down syndrome

Penetapan World Down Syndrome Day pertama kali pada tahun 2006. Tanggal 21 Maret dipilih juga bukan tanpa alasan. Hal tersebut untuk menunjukkan tentang kromosom 21 dan trisomi.

Pengobatan Down Syndrome

Down syndrome memang tidak bisa disembuhkan. Namun, keluarga dan orang-orang di sekitar dapat memberikan kehidupan yang normal bagi penderita down syndrome.

Beberapa cara pengobatan yang bisa dilakukan terhadap pengidap down syndrome di antaranya:

  • Ajak pengidap down syndrome untuk membedakan bunyi saat bicara dengan cara mengobrol.
  • Ajak pengidap down syndrome mengingat sesuatu yang banyak secara perlahan. Kamu bisa mengajaknya dengan membaca buku, bermain musik, atau bernyanyi.
  • Mengikuti program yang mendukung seseorang pengidap down syndrome.
  • Mengikuti organisasi yang memberi edukasi dan dukungan terhadap pengidap down syndrome.
  • Memiliki akses perawatan kesehatan yang baik.

Stigma menghambat perkembangan

Adanya stigma terhadap penderita down syndrome secara tidak langsung mampu menghambat perkembangan mereka. Sama seperti disabilitas lainnya, penderita down syndrome kerap mendapat diskriminasi di berbagai bidang.

Stigma tersebut membuat ruang gerak dan berkarya mereka menjadi terbatas. Mereka menjadi sulit mendapatkan akses pendidikan, pekerjaan, dan mengalami eksklusi sosial dalam bermasyarakat.

Tidak hanya menghambat perkembangan, penderita down syndrome juga rentan mengalami kekerasan seksual. Menurut CATAHU Komnas Perempuan, sepanjang tahun 2020 hingga 2022, kekerasan terhadap perempuan disabilitas mental atau intelektual termasuk yang paling tinggi diantara kelompok perempuan disabilitas lainnya.

Inilah yang menjadi tugas kita bersama untuk menghapuskan stigma terhadap penderita down syndrome. Mereka memiliki hak yang sama untuk mendapat perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan stigma masyarakat.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER