Fakta Kota Rafah: Satu-satunya Harapan Bagi Warga Sipil Palestina

31 Mei 2024 15:05 WIB

Narasi TV

ANTARA

Penulis: Elok Nuriyatur

Editor: Indra Dwi

Fakta Kota Rafah menjadi salah satu bahasan yang ramai diperbincangkan masyarakat buntut terjadinya serangan Israel ke kamp pengungsi di distrik Tel Al-Sultan, kota Rafah pada Minggu malam, 26 Mei 2024.

Terlebih Kampanye “All Eyes on Rafah” masih menggema di media sosial, khususnya Instagram. Tagar ini berisikan ajakan masyarakat dunia untuk menaruh perhatian dengan apa yang terjadi di di Rafah, Palestina.

Berdasarkan video dan foto yang beredar di linimasa media sosial serangan tersebut banyak menelan korban jiwa dan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

Akibat peristiwa ini, kecaman terhadap kebiadaban Israel mulai muncul dari berbagai pihak, hal ini lantaran Israel menjanjikan Rafah sebagai zona yang aman bagi pengungsi atau warga sipil

Fakta Kota Rafah

Mengutip dari berbagai sumber, berikut adalah sederet fakta tentang kota Rafah yang berada di selatan Jalur Gaza, Palestina.

1. Kota dengan banyak Tragedi

Kota yang terletak di ujung selatan Jalur Gaza bukan kali pertama menjadi tragedy sejarah. Pada musim panas tahun 1971 Israel Defense Forces atau (IDF), angkatan bersenjata Israel di bawah Jenderal Ariel Sharon menghancurkan sekitar 500 rumah di kem pengungsi Rafah untuk membuat jalan patroli bagi pasukan Israel

Akibatnya terdapat 4000 orang pengungsi yang terpaksa harus pindah, kemudian tahun 1989, terjadi penembawah lima warga sipil oleh tentara Israel.

Tahun 2004, Perdana Menteri Israel  Ariel Sharon menyerang rumah-rumah orang awam di Rafah.


2. Memiliki sejarah panjang  politik

Mengutip dari laman Britannica kota yang terletak di perbatasan Palestina dan Mesir ini memiliki sejarah kendali politik yang pajangan.

Sejak tahun 1930, kota kecil ini berkembang sebagai kota perbatasan, pada tanggal 24 Februari 1949  Setelah Perjanjian Gencatan Senjata Rafah berada di wilayah Gaza yang diduduki Mesir dan akibatnya, perbatasan Gaza-Mesir tidak ada lagi.

Hingga pada tahun 1979, Israel dan Mesir menandatangani perjanjian damai yang mengembalikan Sinai, yang berbatasan dengan Jalur Gaza, ke kendali Mesir.

3. Kota yang sulit untuk dimasuki

Kota yang terletak di ujung selatan Jalur Gaza, langsung berbatasan dengan Mesir ini merupakan kota yang cukup krusial. Karena Rafah menjadi tempat penting untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat Palestina.

Namun sayangnya penduduk Palestina yang ingin meninggalkan Gaza, tidak memiliki akses mudah, mereka harus mendaftar dengan pihak berwenang Palestina setempat dua hingga empat minggu sebelumnya.

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR