12 Mei 2023 17:05 WIB
Penulis: Elok Nuri
Editor: Rizal Amril
Sepanjang hidupnya, Nabi Muhammad saw. memiliki banyak gelar. Salah satu yang paling dikenal adalah Al-Amin.
Gelar Nabi Muhammad saw. tersebut diberikan karena sifatnya yang terpuji dan karakternya yang patut dijadikan panutan oleh umat Islam.
Selain Al-Amin masih banyak gelar lain yang disematkan pada diri Rasulullah saw. Seluruh gelar tersebut dapat dijadikan teladan bagi umat manusia.
Apa saja gelar Nabi Muhammad? Simak uraian lengkapnya di bawah ini.
Berikut ini adalah beberapa gelar Rasulullah saw. yang disematkan berdasarkan sifat terpuji yang dimiliki olehnya.
Gelar yang paling tersohor di kalangan kaum muslim adalah gelar Al-Amin yang berarti dapat dipercaya.
Gelar tersebut diperoleh Nabi Muhammad saw. karena dapat menghentikan perselisihan di antara kalangan masyarakat Quraisy tentang siapa orang yang berhak meletakkan Hajar Aswad di sisi Ka’bah.
Gelar Nabi Muhammad selanjutnya adalah Al-Mahiy yang bermakna penghapus kebodohan.
Gelar ini didapat karena Nabi Muhammad SAW hadir dan lahir di tengah-tengan masyarakat Makkah yang pada saat itu masih dalam masa kebodohan atau jahiliah.
Membimbing masyarakat Makkah yang kala itu berada pada zaman jahiliah untuk menuju “zaman yang terang benderang” adalah salah satu tugas yang diberikan Allah Swt. kepada Rasulullah.
Al-Hasyir merupakan gelar Rasul selanjutnya, gelar ini berarti “pembangkit”.
Alasan gelar ini disematkan kepada Nabi Muhammad saw. tidak lain karena beliau adalah satu-satunya utusan Allah Swt. yang akan menjadi penyelamat bagi orang-orang yang taat pada hari akhir atau hari Kiamat.
Muhammad dan Ahmad adalah gelar nabi yang mengandung isim maf'ul (istilah dalam ilmu bahasa Arab, jika diterjemahkan mirip dengan arti "nomina" dalam bahasa Indonesia), yang berarti “Nabi yang terpuji”.
Melansir dari laman NU Online, nama Muhammad ini adalah nama terbaik yang dimiliki Rasulullah saw.
Konon, nama ini diberikan oleh kakeknya, Abdul Muthalib, sebagai harapan agar cucunya kelak akan menjadi pribadi yang terpuji baik di langit maupun di bumi.
Keterangan tersebut merujuk pada penjelasan Syekh Nawawi Banten dalam kitabnya Kasyifatus Saja berikut:
هو أفضل أسمائه صلى الله عليه وسلم والمسمي له بذلك جده عبد المطلب في سابع ولادته لموت أبيه قبلها فقيل له لما سميته محمدا وليس من أسماء آبائك ولا قومك فقال رجوت أن يحمد في السماء والأرض وقد حقق الله رجاءه
Artinya, “‘Muhammad’ adalah namanya yang paling utama dibanding namanya yang lain (seperti Thaha, Yasin, Ahmad, Musthafa, dan lainnya). Orang yang menamainya demikian adalah kakeknya, Abdul Muthallib di hari ketujuh kelahiran karena ayahnya telah wafat sebelum persalinan ibunya. Ketika ditanya kenapa bayi itu dinamai ‘Muhammad’, sebuah nama di luar tradisi orang tuan dan kaumnya, Abdul Muthallib menjawab, ‘Aku berharap ia dipuji di langit dan di bumi.’ Allah telah mewujudkan harapannya.”
Gelar selanjutnya adalah Nabiyurrahmah yang berarti “Nabi penyayang”, gelar ini disematkan karena beliau sangat menyayangi kaumnya.
Hal ini terbukti dalam sebuah kisah yang tertuang dalam hadis yang menjelaskan masa akhir hidup Nabi saw.
Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari tersebut, Nabi Muhammad saw. memohon kepada Allah untuk meringankan sakaratulmaut umatnya dan sebagai gantinya Rasulullah memohon agar sakaratulmautnya diperberat.
Pada saat sakaratul Maut, Rasulullah saw. berdoa:
اَللّهُمَّ شَدِّدْ عَلَيَّ مَوْتِيْ وَخَفِّفْ عَلَى أُمَّتِيْ
“Ya Allah, pedihkanlah sakaratul mautku dan ringankan untuk umatku." (H.R. Bukhari).
Dari kisah tersebut terlihat bahwa Nabi begitu menyayangi umatnya dan ingin agar umatnya tidak mengalami pedihnya proses kematian.
KOMENTAR
Latest Comment