Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, mengumumkan penghentian sementara seluruh proyek geothermal yang direncanakan di wilayahnya. Langkah ini diambil setelah mendengar berbagai masukan dan aspirasi dari masyarakat, khususnya yang disampaikan oleh Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden. Gubernur menegaskan bahwa keamanan dan dampak lingkungan menjadi prioritas utama dalam setiap keputusan yang diambil terkait pengembangan proyek tersebut.
“Yang sudah direncanakan kami sepakat dipending, sambil memastikan lingkungan benar-benar aman. Kalau tidak aman, lebih baik tidak ada geothermal di provinsi NTT," ujar Gubernur Melki dikutip dari rri.co.id.
Tindakan yang akan diambil selanjutnya
Setelah keputusan penghentian, Gubernur berencana untuk memanggil seluruh stakeholders yang terlibat dalam proyek geothermal untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Tindakan ini diambil agar semua pihak dapat berkontribusi dalam menghasilkan solusi yang sesuai dengan aspirasi masyarakat. Penggandengkan semua lapisan masyarakat menjadi bagian penting untuk menghindari masalah yang sama di masa mendatang.
Kepentingan lingkungan tidak hanya terletak pada pengurangan dampak negatif dari proyek yang telah direncanakan, tetapi juga tentang bagaimana cara menjaga keberlanjutan sumber daya alam di NTT. Gubernur Melki berkomitmen untuk memperbaiki segala kerusakan yang ditimbulkan oleh proyek-proyek sebelumnya.
Dialog antara Gubernur dan Uskup Agung Ende
Pertemuan antara Gubernur NTT dan Uskup Agung Ende menjadi momen penting dalam mendiskusikan keberlanjutan proyek geothermal. Dialog ini menunjukkan keterbukaan pemerintah daerah untuk mendengarkan suara rakyat dan aspirasi komunitas keagamaan.
Isu-isu yang dibahas dalam dialog tersebut mencakup dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh proyek geothermal serta keinginan masyarakat untuk memastikan bahwa pengembangan energi tidak mengorbankan keamanan lingkungan mereka. Uskup Budi Kleden mengungkapkan penolakan dari umat terkait proyek yang dinilai dapat merusak alam dan ekosistem.
Uskup Agung Ende menekankan pentingnya aspirasi umat untuk diperhatikan, terutama dalam konteks pembangunan yang berkaitan erat dengan sumber daya alam dan lingkungan. Dalam pertemuan ini, aspirasi-aspirasi tersebut disampaikan dengan harapan agar pemerintah dapat mempertimbangkan suara masyarakat sebelum melanjutkan proyek-proyek yang sudah direncanakan.
Gubernur Melki berkomitmen untuk menjaga komunikasi yang baik dengan masyarakat lokal. Ia memastikan bahwa semua masukan yang diterima akan menjadi bagian dari catatan penting untuk pengambilan keputusan di masa mendatang. Gubernur mengajak semua pihak untuk bersama-sama mencari solusi terbaik demi kepentingan bersama.
Evaluasi proyek geothermal
Evaluasi mendalam terhadap proyek geothermal menjadi langkah awal untuk mengindentifikasi segala dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan tersebut. Gubernur berharap agar evaluasi ini dapat menjadi acuan dalam memperbaiki dan meningkatkan pelaksanaan proyek di kemudian hari.
Rencana evaluasi dampak lingkungan dirancang untuk memastikan bahwa setiap proyek geothermal yang akan dilaksanakan tidak hanya memenuhi kebutuhan energi tetapi juga mematuhi standar lingkungan yang telah ditetapkan. Penekanan pada evaluasi ini mencerminkan tanggung jawab pemerintah daerah dalam menjaga kelestarian alam.
Gubernur juga menyerukan kepada seluruh pihak yang berkepentingan untuk ikut serta dalam proses evaluasi ini. Ini termasuk masyarakat lokal, akademisi, serta pihak swasta yang terkait dengan proyek geothermal. Keterlibatan semua pihak dianggap penting agar proses evaluasi dapat berlangsung secara transparan dan menghasilkan kesepakatan yang lebih baik.
Gubernur Melki mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga akan dilibatkan dalam pembahasan detail tentang proyek geothermal. Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan solusi yang komprehensif terkait dampak lingkungan dan sosial dari proyek yang telah berjalan.
Penanganan kerusakan lingkungan
Penanganan kerusakan lingkungan menjadi salah satu fokus Gubernur NTT setelah keputusan penghentian proyek geothermal sementara. Hal ini mencakup perbaikan terhadap area yang terdampak serta upaya untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Tindakan untuk memperbaiki kerusakan
Gubernur telah menyatakan akan mengambil langkah-langkah konkret untuk menangani masalah kerusakan lingkungan. Ini meliputi kerjasama dengan lembaga terkait, memperbaiki ekosistem yang rusak, dan melakukan pemantauan secara berkala untuk memastikan tidak ada dampak buruk yang berkepanjangan dari proyek yang ada.
Monitoring proyek yang sudah berjalan
Proyek geothermal yang sudah berjalan juga akan terus dimonitor untuk memastikan bahwa dampak negatifnya dapat diminimalkan. Monitoring ini mencakup evaluasi rutin serta pelaporan oleh pihak-pihak yang terlibat agar masyarakat dapat mengetahui perkembangan dan tindakan yang diambil.
Dukungan masyarakat dalam pemulihan lingkungan
Dukungan masyarakat sangat diperlukan dalam proses pemulihan lingkungan. Gubernur mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam upaya restorasi lingkungan agar hasil yang dicapai dapat berkontribusi terhadap kesejahteraan dan kelestarian alam di NTT. Keberlanjutan proyek harus sejalan dengan kesehatan ekologis daerah tersebut.
Keterlibatan berbagai pihak diharapkan dapat mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan menjamin hak masyarakat untuk hidup di lingkungan yang sehat dan aman. Keputusan Gubernur NTT ini adalah langkah penting untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara proyek pembangunan dan konservasi lingkungan.