16 Granat Ditemukan di Flores Timur: Diduga Peninggalan Perang Dunia II

2 Apr 2025 14:40 WIB

thumbnail-article

Granat yang ditemukan di Flores Timur pada 1/4/2025. Sumber: poskupang.com.

Penulis: Margareth Ratih. F

Editor: Margareth Ratih. F

Sebanyak 16 granat aktif ditemukan di lokasi hunian sementara pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Desa Konga, Kecamatan Titehena, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Penemuan ini terjadi pada tanggal 1 April 2025, saat pengungsi menggali tanah untuk membuat septic tank. Granat dan peluru tersebut diduga merupakan peninggalan dari Perang Dunia II yang berlangsung antara tahun 1939 hingga 1945.

Tiga warga setempat yang teridentifikasi sebagai Ignasius Ribu Futa, Ferdinandus Kolon Tobi, dan Kamilus Gula Muda, secara tidak sengaja menemukan granat saat mereka melakukan penggalian. Penemuan ini menjadi berita mengejutkan, terutama mengingat granat dan peluru tersebut diperkirakan telah tertinggal di lokasi tersebut selama puluhan tahun.

Granat yang ditemukan terdiri dari jenis granat tangan tipe Inert WWII Tipe 97 buatan Jepang, lengkap dengan sekring dan tali tarik. Selain granat, sebanyak 393 peluru kaliber 6,5 MM juga ditemukan, yang biasanya digunakan untuk senjata Arisaka Type 38, senjata yang dikenal selama Perang Dunia II.

Pemeriksaan dan status granat

Setelah penemuan, pihak kepolisian setempat melakukan pemeriksaan terhadap granat dan peluru yang ditemukan. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa granat tersebut masih dalam kondisi aktif. Kasubdi PIDM Polres Flores Timur, Iptu Anwar Sanusi, menyatakan bahwa untuk alasan keselamatan, tindakan harus diambil sesegera mungkin untuk mengamankan barang-barang tersebut.

“Masih aktif sehingga diamankan di bunker sementara waktu,” ujar Iptu Anwar Sanusi.

Karena status aktif dari granat, pihak berwenang memutuskan untuk memindahkan barang bukti ke lokasi yang lebih aman. Granat dan peluru tersebut sementara dipindahkan ke sebuah kebun yang terletak jauh dari permukiman penduduk guna mencegah risiko kecelakaan.

Granat disimpan dalam sebuah bunker yang dibangun di lokasi kosong tersebut. Barang-barang berbahaya ini dijaga ketat oleh petugas di lapangan sembari menunggu tim penjinak bom (Jibom) yang akan melakukan pemusnahan.

Tim penjinak bom yang dikirim

Tim penjinak bom dari Satuan Brimob Maumere tiba di lokasi pada siang hari dan langsung melakukan koordinasi untuk memfasilitasi pemusnahan. Mereka dipimpin oleh AKP Agustinus Silvester dan bertugas untuk memastikan bahwa granat dan peluru tersebut dapat dimusnahkan dengan aman tanpa membahayakan masyarakat sekitar.

Proses pemusnahan memerlukan koordinasi yang ketat antara tim penjinak bom, pihak kepolisian, dan pemerintah daerah untuk menentukan waktu dan metode yang paling aman. Penanganan barang berbahaya ini tidak dapat dilakukan sembarangan, mengingat risikonya yang besar. 

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER