Gunung Semeru Erupsi Dengan Tinggi Letusan 1.100 Meter Di Atas Puncak Pada Kamis Pagi

6 Mar 2025 12:53 WIB

thumbnail-article

ANTARA/HO-PVMBG/pri

Penulis: Aurora Amelia

Editor: Aurora Amelia

Pada Kamis pagi, 6 Maret 2025, Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi yang signifikan. Tinggi letusan yang teramati mencapai 1.100 meter di atas puncak atau setara dengan 4.776 meter di atas permukaan laut. Erupsi pertama terjadi pada pukul 01.56 WIB, diikuti oleh beberapa letusan lainnya sepanjang hari, dengan erupsi kedua teramati pada pukul 07.06 WIB, yang meningkat lagi pada pukul 07.20 WIB, meskipun pada pelaporan terakhir, tinggi kolom letusan terlihat lebih rendah yakni sekitar 200 meter di atas puncak.

"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Kamis, 6 Maret 2025, pukul 07.06 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.100 meter di atas puncak atau 4.776 meter di atas permukaan laut," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.

Kolom abu yang teramati cenderung berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang, yang mengarah ke barat daya. Seluruh aktivitas erupsi ini terekam di seismograf, menandakan adanya peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Semeru.

Status dan Rekomendasi oleh PVMBG

Gunung Semeru saat ini berada pada status Waspada menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Status ini menunjukkan adanya potensi ancaman terhadap keselamatan masyarakat di daerah sekitar. Oleh karena itu, PVMBG memberikan serangkaian rekomendasi kepada masyarakat.

Masyarakat diwarnai untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan dalam radius delapan kilometer dari puncak. Selain itu, aktivitas di luar jarak tersebut juga dibatasi, terutama dalam jarak 500 meter dari tepi sungai, karena potensi dampak dari aliran lahar dan perluasan awan panas yang dapat menjangkau jarak hingga 13 kilometer dari puncak.

"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," katanya.

Lebih lanjut, ada larangan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah puncak akibat risiko lontaran batu pijar.

Dampak Erupsi terhadap Lingkungan

Erupsi Gunung Semeru berpotensi menimbulkan bahaya serius, termasuk awan panas dan aliran lahar. Ini terutama berbahaya bagi lembah dan sungai yang berhulu di puncak gunung, seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, dan Besuk Kembar. Aliran lahar dapat mengancam keberlangsungan ekosistem di sekitar aliran sungai dan mempengaruhi kualitas air.

Risiko lain yang perlu diperhatikan adalah potensi hujan abu vulkanik yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan lanskap sekitar. Dalam hal ini, masyarakat sekitar diimbau untuk mewaspadai dampak jangka pendek maupun jangka panjang dari erupsi tersebut.

Tindakan Antisipasi oleh Masyarakat

Sebagai langkah antisipasi, masyarakat di daerah sekitar Gunung Semeru diminta untuk bersiap menghadapi kemungkinan hujan abu dan implikasi lainnya. Penggunaan masker sangat disarankan dalam menghadapi kemungkinan hujan abu yang dapat mengganggu pernapasan.

Selain itu, penting bagi masyarakat untuk memiliki alat pelindung diri yang memadai dan mengikuti perkembangan informasi terkini mengenai status Gunung Semeru. Komunikasi yang baik antar anggota masyarakat serta dengan pihak berwenang sangat diperlukan untuk memastikan keselamatan dan keterlanjutan aktivitas sehari-hari.

Informasi terkini mengenai kondisi Gunung Semeru akan menjadi kunci bagi masyarakat dalam merespons situasi yang sedang berkembang.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER