Advertisement

Harga Es Krim Global Melonjak pada Musim Panas 2025, Penyebabnya Ada di Indonesia dan Filipina

10 June 2025 16:29 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi es krim. Sumber: Freepik.

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Nuha Khairunnisa

Harga es krim di seluruh dunia melesat naik pada musim panas 2025, dipicu oleh lonjakan harga minyak kelapa yang menjadi bahan utamanya. Laporan terbaru menyebut, harga grosir minyak kelapa per ton di pasar internasional mencapai hampir dua kali lipat menjadi USD2.800 pada akhir Mei 2025 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Lonjakan ini memberi dampak signifikan pada pasar es krim, menyebabkan harga cone dan es loli di sejumlah supermarket di Inggris melonjak sebesar 7,6 persen dalam waktu sebulan.

Penyebab kenaikan harga minyak kelapa

Kenaikan harga minyak kelapa sangat terkait dengan cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia dan Filipina. Kedua negara ini menyuplai sekitar 75 persen pasokan minyak kelapa global.

Pola cuaca El Nino yang melanda kawasan ini telah menyebabkan kekeringan dan panas ekstrem sejak pertengahan 2024, berdampak negatif terhadap produksi kelapa.

Dinas Pertanian Amerika Serikat memperkirakan total produksi minyak kelapa global akan turun menjadi 3,6 juta ton pada periode 2024-2025, menurun antara 5 hingga 10 persen dibandingkan musim sebelumnya.

Dalam beberapa waktu terakhir, hasil pohon kelapa juga mengalami penurunan. Faktor ini cukup signifikan, mengingat satu pohon kelapa memerlukan waktu setidaknya satu tahun untuk mulai berbuah. Kekurangan pasokan ini berpotensi memperpanjang periode inflasi harga es krim, karena sumber utama bahan baku dalam produksinya terpengaruh.

Meningkatnya penggunaan minyak kelapa di sektor energi

Permintaan minyak kelapa bukan hanya untuk industri makanan, tetapi juga semakin meningkat dalam sektor energi. Pemerintah Filipina menerapkan kebijakan untuk meningkatkan penggunaan minyak kelapa dalam campuran biodiesel, yang merupakan komponen utama bahan bakar ramah lingkungan. Kebijakan tersebut mencakup peningkatan target pencampuran minyak kelapa dari 2 persen menjadi 3 persen lalu direncanakan mencapai 5 persen pada akhir 2026.

Setiap kenaikan satu persen dalam pencampuran ini berarti sejumlah besar kelapa harus dialokasikan untuk produksi biodiesel, menyebabkan penurunan pasokan minyak kelapa untuk kebutuhan industri makanan, termasuk es krim. Hal ini memperburuk kondisi pasar di tengah meningkatnya permintaan dari segmen lain.

Konsekuensi pada produk lain

Kenaikan harga minyak kelapa juga memberi dampak pada produk lainnya seperti cokelat, yang juga menggunakan bahan ini sebagai komposisi utama. Harga kakao yang mengalami lonjakan tak kalah signifikan membuat banyak produsen cokelat mulai beralih menggunakan minyak kelapa sebagai alternatif dalam produk mereka.

Lonjakan harga kakao mencapai rekor USD12.931 per ton, yang memaksa produsen untuk mencari substitusi yang lebih terjangkau, salah satunya yakni minyak kelapa.

Selain itu, tren kesehatan yang melanda di media sosial telah meningkatkan minat terhadap minyak kelapa sebagai bahan yang lebih tradisional dan sehat, memperkuat permintaan akan produk berbasis kelapa. Dari TikTok hingga Instagram, minyak kelapa dipromosikan oleh sejumlah influencer dan selebritas, menciptakan tekanan lebih lanjut pada pasokan yang sudah terbatas.

Dengan demikian, tidak hanya industri es krim yang merasakan dampak dari kenaikan harga ini, tetapi juga sektor makanan lainnya yang mulai beradaptasi dengan perubahan harga dan permintaan pasar yang terus mengalami fluktuasi.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER

Advertisement
Advertisement