9 Agustus 2023 14:08 WIB
Penulis: Elok Nuri
Editor: Rizal Amril
Mim bertasydid dan nun bertasydid memiliki hukum bacaan bernama ghunnah dengan panjang sekitar dua harakat.
Hukum ghunnah dalam membaca mim bertasydid dan nun bertasydid tersebut merupakan salah satu ketentuan dalam ilmu tajwid.
Ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara membaca Al-Qur’an sesuai pengucapan yang benar.
Mempelajari ilmu tajwid adalah sebuah kewajiban bagi umat muslim. Dalam syariat Islam, mempelajari ilmu tajwid berhukum fardu kifayah.
Sedangkan membaca Al-Qur’an sesuai ilmu tajwid hukumnya adalah fardu ain.
Kewajiban tersebut diberikan kepada umat Islam untuk menghindari pembacaan Al-Qur’an yang salah.
Ketika membaca Al-Qur’an, kesalahan pelafalan dapat berakibat pada berubahnya makna yang dikandung dalam setiap kata.
Oleh karenanya, ilmu tajwid berguna untuk menjaga agar Al-Qur’an tetap membawa makna yang benar.
Mim bertasydid dan nun bertasydid disebut juga ghunnah. Dalam kitab Ghayat al-Murid fi Ilm at-Tajwid, ghunnah berarti suara yang dihasilkan dari huruf mim bertasydid dan nun bertasydid yang keluar dari hidung.
Panjang dengung dalam kata dengan ghunnah adalah sepanjang dua harakat.
Penjelasan yang sama juga dijelaskan dalam kitab al-Burhan fi Tajwid al-Quran karangan al-Shadiq Qardhawi sebagai berikut:
صوت لذيذ مركب في جسم النون و الميم فهي ثابتة فيهما مطلقا
Shautun ladzidzun fi jismi al-nun wa al-mim fahiya tsabitatun fihima muthlaqan.
Artinya: “Suara dengung yang tersusun dalam bentuk huruf nun dan mim yang mana terletak pada kedua hurufnya.”
Dalam Al-Qur’an, terdapat banyak kalimat yang mengandung hukum bacaan ghunnah, misalnya, pada ayat-ayat berikut.
Surah Abasa ayat 5:
أَمَّا مَنِ ٱسْتَغْنَىٰ
Ammā manistagnā.
Alasan: karena terdapat mim tasydid (مّ).
Surah An Naba ayat 1:
عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ
'amma yatasā`alụn.
Alasan: karena terdapat mim tasydid (مّ).
Surah Al-Kausar ayat 3:
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلْأَبْتَرُ
Inna syāni`aka huwal-abtar.
Alasan: karena terdapat nun tasydid (نّ).
Surah An-Nazi’at ayat 1:
وَٱلنَّٰزِعَٰتِ غَرْقًا
Wan-nāzi'āti garqā.
Alasan: karena terdapat nun tasydid (نّ).
Surah Yasin ayat 31:
الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ
“...al-qurụni annahum ilaihim lā yarji’ụn.”
Alasan: karena terdapat nun tasydid (نّ)
Surah An-Nisa’ ayat 1:
يٰۤـاَيُّهَا النَّا سُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ
“Yā ayyuhan-nāsuttaqụ rabbakum…”
Alasan: karena terdapat nun tasydid (نّ).
Surah Al-Baqarah ayat 114:
وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ مَّنَعَ مَسٰجِدَ
“Wa man aẓlamu mim mam mana’a masājida…”
Alasan: karena terdapat mim tasydid (مّ).
Surah An-Nazi’at ayat 1:
وَٱلنَّٰزِعَٰتِ غَرْقًا
wan-nāzi’āti garqā.
Alasan: karena terdapat nun tasydid (نّ).
Surah Al-Kahfi ayat 12:
ثُمَّ بَعَثْنَٰهُمْ
“Ṡumma ba’aṡnāhum…”
Alasan: karena terdapat mim tasydid (مّ).
KOMENTAR
Latest Comment