PT Jasa Marga terus memfungsionalkan sejumlah ruas jalan tol tanpa tarif dalam rangka mendukung kelancaran arus lalu lintas selama mudik Lebaran tahun ini. Salah satu ruas yang dioperasikan adalah Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulon Progo sepanjang 8,5 kilometer. Meskipun sudah uji kelayakan dan seharusnya dapat dikenakan tarif, pihak Jasa Marga memilih untuk menjadikannya sebagai jalan tol fungsional tanpa biaya. Di samping itu, segmen Prambanan-Purwomartani sepanjang 6,78 kilometer juga sedang dalam proses penyelesaian.
"Kita mengoperasikan ruas jalan tol baru dan fungsional yaitu Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulon Progo Segmen Klaten-Prambanan sepanjang 8,5 km tanpa tarif. Jadi, sebetulnya ini sudah uji layak, harusnya sudah bisa bertarif, tapi tidak akan kita tarifkan dulu, jadi akan kita fungsionalkan segmen tersebut, dan juga ditambah nanti sedang kita kebut, yaitu Segmen Prambanan-Purwomartani sepanjang 6,78 km," ujar Direktur Utama Subakti Syukur di Jakarta, Selasa.
Selain itu, Jasa Marga berencana mengoperasikan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan untuk arus balik alternatif dari Bandung ke Jakarta. Pengoperasian ini bersifat situasional dan bergantung pada diskresi dari kepolisian. Di lain sisi, Tol Probolinggo-Banyuwangi juga akan difungsionalkan tanpa tarif pada segmen Gending-Paiton sepanjang 23,47 kilometer. Seluruh operasional fungsional ini diharapkan dapat membantu memperlancar perjalanan masyarakat saat mudik.
"Kemudian juga Tol Jakarta-Cikampek II Selatan akan kita fungsionalkan di Segmen Sadang-Bojongmangu sepanjang 31,25 km secara situasional pada arus balik sesuai diskresi kepolisian," kata Subakti.
Koordinasi dengan Kepolisian
Jasa Marga mengedepankan koordinasi yang baik dengan pihak kepolisian dalam pengoperasian jalan tol tersebut. Diskresi kepolisian menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan kapan dan bagaimana jalan tol tersebut dioperasikan secara fungsional. Sebelum memasuki periode mudik, peninjauan menyeluruh terhadap kondisi ruas tol dilakukan untuk memastikan bahwa jalan dalam keadaan aman dan siap digunakan.
"Pengoperasian fungsional semuanya tanpa tarif, walaupun beberapa ruas tol baru sebenarnya sudah siap ditarifkan dan dioperasikan, tentunya nanti kita koordinasi dengan kepolisian, atas diskresi kepolisian," ujar Subakti.
Peninjauan tersebut mencakup pemeriksaan titik-titik rawan kecelakaan dan potensi kemacetan yang mungkin terjadi. Keberadaan petugas gabungan dari Jasa Marga, kepolisian, dan Dinas Perhubungan akan meningkatkan pengawasan arus lalu lintas di jalan tol, bertujuan untuk mengurangi kepadatan yang mungkin terjadi saat puncak arus mudik.
Kesiapan Jalur Mudik
Menteri Perhubungan secara langsung terlibat dalam proses pengecekan jalur mudik. Dalam tinjauannya, menteri menekankan pentingnya memastikan bahwa seluruh jalur, terutama jalan tol, dalam kondisi aman dan layak digunakan. Pengecekan juga meliputi tindakan preventif pada titik-titik rawan kecelakaan untuk meminimalisir risiko yang mungkin terjadi selama perjalanan mudik.
Selain itu, monitoring terhadap angkutan kelebihan muatan, seperti over dimension and over loading (ODOL), menjadi salah satu perhatian. Pemeriksaan ini dilakukan oleh petugas gabungan sejak awal tahun, bertujuan untuk memastikan bahwa setiap kendaraan beroperasi sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keselamatan dan kenyamanan perjalanan mudik masyarakat.
Prediksi Puncak Arus Mudik
Puncak arus mudik diprediksi akan terjadi pada Jumat, 28 Maret 2025. Jasa Marga mengantisipasi lonjakan volume kendaraan yang signifikan pada hari tersebut. Untuk menghadapi situasi ini, serangkaian persiapan telah dilakukan, di antaranya adalah penambahan personel di lapangan, pemasangan rambu-rambu yang jelas, serta intensifikasi komunikasi dengan pemangku kepentingan terkait.