Hari Ulang Tahun DKI Jakarta diperingati setiap tahun pada tanggal 22 Juni. Tanggal ini dipilih karena memiliki makna sejarah yang mendalam dan merupakan momen penting dalam perjalanan kota Jakarta.
Pada tahun 2025, Jakarta akan merayakan HUT yang ke-498. Peringatan ini menjadi simbol dari perjalanan panjang kota yang telah berkembang menjadi pusat bisnis, politik, dan kebudayaan. Pelaksanaan perayaan HUT Jakarta ini melibatkan berbagai kegiatan yang telah direncanakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk seluruh masyarakat.
Dalam rangka merayakan HUT ke-498, Pemprov DKI Jakarta telah menyusun agenda kegiatan yang akan berlangsung di lima wilayah kota administratif dan Kabupaten Kepulauan Seribu. Acara-acara tersebut mulai berlangsung sejak bulan April dan akan terus berlanjut hingga Juli 2025, termasuk festival seni, bazaar kuliner, hingga konser musik.
Sejarah ulang tahun Jakarta
Asal usul nama Jakarta
Asal usul nama Jakarta bermula dari pelabuhan kecil yang dikenal dengan nama Sunda Kelapa, yang kemudian diubah menjadi Jayakarta setelah penyerangan yang dilakukan oleh pasukan Demak dan Cirebon pada tahun 1527. Saat itu, setelah merebut pelabuhan dari Portugis, nama Jayakarta yang berarti "kemenangan yang sempurna" resmi digunakan.
Peristiwa 22 Juni 1527
Tanggal 22 Juni 1527 menjadi catatan penting dalam sejarah Jakarta. Peristiwa itu ditandai dengan penyerangan yang dipimpin oleh Fatahillah untuk mengusir penjajahan Portugis. Pertarungan ini mengubah wajah pelabuhan Sunda Kelapa menjadi pusat kekuasaan baru yang dikenal dengan nama Jayakarta.
Perkembangan setelah kemerdekaan
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Jakarta terus melaju sebagai pusat kehidupan bernegara. Pada tahun 1966, Jakarta resmi ditetapkan sebagai ibu kota negara. Sejarah panjang inilah yang menjadi latar belakang penetapan tanggal 22 Juni sebagai hari jadi Kota Jakarta.
Baca Juga:Polisi Ungkap Kronologi Pencemaran Nama Baik yang Dialami Coach Justin Di Polda Metro Jaya
Kontroversi tanggal HUT Jakarta
Meskipun tanggal 22 Juni dijadikan sebagai HUT DKI Jakarta, terdapat banyak perdebatan mengenai keabsahan tanggal tersebut. Beberapa ahli sejarah meragukan ketepatan tanggal ini, dengan alasan kurangnya bukti sejarah yang mendukung.
Budayawan Ridwan Saidi, misalnya, menyatakan bahwa tanggal tersebut haruslah dipertimbangkan ulang dan mengusulkan untuk menjadikan tanggal 3 September sebagai hari jadi Jakarta. Tanggal ini diusulkan berdasarkan Surat Keputusan oleh Soekarno mengenai pembentukan pemerintahan kota Jakarta.
Kontroversi tentang tanggal HUT Jakarta menunjukkan bahwa sejarah memiliki pengaruh besar terhadap identitas kota. Proses ini mencerminkan kebutuhan untuk menciptakan kesadaran kolektif di kalangan warga tentang perjalanan dan nilai-nilai yang terkandung dalam tanggal tersebut.
Tradisi perayaan HUT DKI Jakarta
Festival budaya dan kuliner
Dalam menyambut HUT Jakarta, berbagai festival budaya dan kuliner diadakan yang melibatkan komunitas lokal serta menampilkan kekayaan budaya yang ada. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan antarwarga Jakarta.
Kegiatan sosial dan edukasi
Selain acara budaya, terdapat pula kegiatan sosial dan edukasi yang diadakan untuk masyarakat. Ini termasuk seminar, pembagian sembako, dan berbagai program yang mendukung aktivitas sosial masyarakat.
Pesta kembang api dan atraksi lainnya
Perayaan HUT DKI Jakarta juga ditandai dengan pesta kembang api yang meriah serta berbagai atraksi lainnya. Pertunjukan ini menjadi salah satu daya tarik bagi warga dan pengunjung, menciptakan suasana yang penuh semangat dan kegembiraan dalam merayakan identitas Jakarta sebagai kota metropolitan yang dinamis.