Sarapan adalah waktu makan yang sangat penting untuk memulai hari dengan baik. Seseorang yang rutin memulai hari dengan sarapan akan merasakan berbagai manfaat kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Lalu, kapan waktu terbaik untuk mengonsumsi sarapan agar manfaat yang diperoleh bisa maksimal?
Waktu terbaik untuk sarapan
Mengutip Dinas Kesehatan Provinsi DIY, ahli gizi Susie Burrel menyarankan sarapan sepagi mungkin untuk memanfaatkan metabolisme alami tubuh. Menurutnya, sarapan yang dilakukan pukul 9 atau 10 pagi sudah agak terlambat.
Idealnya, sarapan dilakukan pada pukul 7 atau 8 pagi. Sebab, tubuh butuh segera mendapatkan nutrisi setelah dalam keadaan kosong selama tidur di malam hari. Dengan demikian, seseorang bisa memulihkan energinya kembali untuk beraktivitas.
Adapun waktu yang tepat untuk mulai makan adalah satu hingga dua jam setelah bangun tidur, karena pada waktu-waktu tersebut kadar glukosa dalam darah telah menurun.
Manfaat sarapan pagi bagi kesehatan
Makan pagi dengan tepat dapat meningkatkan metabolisme tubuh, membantu mengendalikan kadar gula darah, serta memperbaiki suasana hati dan daya konsentrasi.
Sarapan yang terdiri dari kombinasi karbohidrat, protein, dan serat juga dapat mendukung rasa kenyang lebih lama, yang berdampak positif pada pengendalian berat badan.
Jenis makanan yang baik untuk sarapan
Makanan yang kaya akan protein seperti telur, yoghurt, dan daging tanpa lemak sangat dianjurkan untuk sarapan. Selain itu, karbohidrat kompleks seperti roti gandum dan oatmeal juga dapat menjadi pilihan.
Menghindari makanan yang terlalu manis, seperti donat atau sereal tinggi gula, sangat penting karena bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang cepat, diikuti dengan penurunan yang tajam.
Pentingnya jeda antara makan malam dan sarapan
Para ahli gizi merekomendasikan agar ada jeda waktu minimal 12 jam antara makan malam dan sarapan. Misalnya, jika makan malam dihabiskan pada pukul 7, waktu sarapan idealnya adalah pada pukul 7 esok harinya.
Jeda waktu ini penting agar sistem pencernaan memiliki waktu untuk beristirahat dan 'reload' sebelum menerima makanan berikutnya.
Jeda waktu yang cukup antara makan malam dan sarapan dapat memperbaiki metabolisme dan kesehatan usus. Dengan memberikan waktu bagi mikrobioma usus untuk beristirahat, tubuh dapat bekerja lebih efisien dalam mencerna dan menyerap nutrisi.
Selain itu, jeda waktu yang tepat juga dapat mengurangi risiko obesitas dan penyakit metabolis lainnya. Perlu diketahui, sistem metabolisme tubuh cenderung lebih aktif di pagi hari setelah tidur malam yang panjang. Oleh karena itu, memberi waktu lebih lama sebelum sarapan tidak hanya meningkatkan efisiensi metabolisme, tetapi juga membantu mengontrol hormon kelaparan, sehingga mengurangi potensi makan berlebihan sepanjang hari.
Tips memilih menu sarapan yang sehat
Pentingnya gizi seimbang dalam sarapan
Sarapan yang bergizi seimbang, kaya akan protein, lemak sehat, serta serat, sangat penting dalam memulai hari. Ini akan membantu menyediakan energi yang cukup serta mengatur kadar gula darah sepanjang hari. Makanan yang seimbang juga penting untuk mendukung fungsi otak dan meningkatkan produktivitas.
Makanan yang harus dihindari di pagi hari
Menghindari makanan tinggi gula dan lemak jenuh di pagi hari sangat dianjurkan. Sereal manis, kue, serta produk olahan lain yang kaya karbohidrat sederhana dapat membuat kadar gula darah melonjak, diikuti oleh rasa lapar yang cepat. Sarapan sebaiknya terdiri dari makanan yang dapat memperlambat pelepasan energi, seperti biji-bijian utuh, sayuran, dan sumber protein.
Contoh menu sarapan sehat dan bergizi
Menu sarapan sehat yang dapat dicoba termasuk telur rebus dengan roti gandum dan sayuran, oatmeal dengan buah segar dan sedikit madu, atau yoghurt dengan granola dan potongan buah. Kombinasi ini tidak hanya memberikan nutrisi yang diperlukan, tetapi juga lezat dan memuaskan.
Dengan memperhatikan waktu dan pemilihan makanan yang tepat untuk sarapan, seseorang dapat memaksimalkan potensi kesehatannya serta meningkatkan kualitas hidup sehari-hari.