14 Juni 2023 11:06 WIB
Penulis: Rusti Dian
Editor: Margareth Ratih. F
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim memberikan beasiswa kepada Putri Ariani. Hal tersebut lantaran Putri Ariani baru saja meraih Golden Buzzer di acara America’s Got Talent (AGT) 2023.
“Terima kasih, Pak. Aduh, akhirnya ketemu juga sama bapak (Nadiem),” ujar Putri, dilansir dari laman resmi Kemendikbud pada Selasa (13/6/2023).
Dalam momen pertemuannya pada hari Jumat (9/6/2023), Putri Ariani menceritakan pengalamannya menempuh pendidikan dan menekuni dunia musik. Sekolah sangat mendukung penuh minat dan bakat Putri sehingga ia bisa memaksimalkan talenta yang dimilikinya.
Berkat prestasinya, Mendikbudristek memberikan Beasiswa Indonesia Maju (BIM) kepada Putri sebagai wujud apresiasi. Melalui beasiswa BIM, Putri dapat berkuliah di kampus impiannya yaitu The Juilliard School. Kampus tersebut menjadi impian Putri sejak kecil.
“Jadi kami akan mendukung penuh lewat Beasiswa Indonesia Maju,” ujar Nadiem Makarim.
Pro dan kontra pemberian beasiswa
Akibat pemberitaan tersebut, warganet pun ramai memberi komentar di media sosial. Mereka seolah terbagi menjadi dua kubu yaitu pro dan kontra dengan pemberian beasiswa dari Kemendikbudristek kepada Putri Ariani.
Beberapa warganet yang kontra menyebut pemberian beasiswa kepada Putri Ariani adalah cara pemerintah untuk memanfaatkan momentum yang sedang viral. Ada juga yang berpendapat bahwa pemberian beasiswa kepada Putri ini tidak adil. Pasalnya, masih banyak warga yang lebih membutuhkan beasiswa tersebut.
“Bagus sih ini, tapi sedikit kurang tepat sasaran. Putri bisa ke Amerika pasti dari keluarga yang cukup mampu, sepertinya masih banyak anak-anak Indonesia yang kurang/tidak mampu yang lebih membutuhkan beasiswa,”tulis salah satu warganet melalui cuitannya di kolom komentar.
Namun, ada juga warganet yang mengapresiasi tindakan Kemendikbudristek. Menurut mereka, Putri layak mendapatkan beasiswa tersebut karena prestasinya. Apalagi sesuai dengan Beasiswa Indonesia Maju (BIM) yang menyasar siswa-siswa berprestasi.
Beasiswa Indonesia Maju (BIM) adalah program beasiswa yang diberikan kepada peserta didik/lulusan berprestasi baik akademik maupun non-akademik. Ada dua program yang ditawarkan oleh BIM yaitu beasiswa bergelar (degree) dan beasiswa non gelar (non degree).
Program BIM tahun ini menyasar siswa kelas menengah ke atas dan sederajat untuk masuk ke perguruan tinggi pilihannya. Dalam kasus Putri, proses pendaftaran Putri ke kampus hingga persiapan tes akan didukung melalui program BIM. Nadiem juga bersedia menawarkan surat rekomendasi untuk memperkuat pendaftaran Putri ke kampus berkat prestasinya.
Banyak beasiswa salah sasaran
Sebagian pendapat warganet yang kontra terhadap pemberian beasiswa kepada Putri ini adalah karena banyak pemberian beasiswa yang sering salah sasaran. Beasiswa ini biasanya diperuntukkan bagi peserta didik kurang mampu.
Sudah menjadi rahasia umum jika penerima beasiswa kurang mampu ini seringkali tidak tepat sasaran. Sebelum pengumuman pembukaan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) 2023, banyak warganet yang mengeluhkan mahasiswa penerima KIP. Menurut mereka, para penerima beasiswa tersebut justru menunjukkan gaya hidup mewah.
Salah satu persyaratan menerima KIP adalah terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Padahal, DTKS sendiri sangat rawan bermasalah. Hal ini terlihat dari Kementerian Sosial yang mencoret 10.249 keluarga terdaftar di DTKS sebagai penerima bantuan sosial pada Januari 2023.
Beasiswa yang sering salah sasaran ini tentu menurunkan kepercayaan publik kepada pemerintah. Mereka seolah menutup mata bahwa beasiswa pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskin, melainkan juga peserta didik yang berprestasi.
KOMENTAR
Latest Comment