Kenapa Iduladha Indonesia dan Arab Saudi Berbeda? Ini Penjelasan Lengkapnya

10 Jun 2024 19:06 WIB

thumbnail-article

Peziarah Muslim berkumpul di Gunung Rahmat di  Arafah selama puncak ibadah haji tahunan pada 8 Juli 2022. (Sumber: REUTERS/Mohammed Salem)

Penulis: Elok Nuri

Editor: Rizal Amril

Peringatan Hari Raya Iduladha 1444 H/2024 di Arab Saudi dan Indonesia berbeda. Arab Saudi menetapkan Iduladha 1444 H jatuh pada Minggu (16/6), sedangkan di Indonesia terjadi pada Senin (17/6), bagaimana hal tersebut terjadi?

Perbedaan penetapan Hari Raya Iduladha antara Indonesia dan Arab Saudi ini bukan kali ini saja terjadi. Penetapan Lebaran Haji kedua negara juga berbeda pada tahun-tahun sebelumnya.

Ketua Lembaga Falakiyah (LF) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sirril Wafa menjelaskan perbedaan penetapan Iduladha antara Indonesia dan Arab Saudi sangat dimungkinkan karena perbedaan letak geografis kedua negara.

Menyikapi perbedaan tersebut, KH Sirril Wafa menyatakan agar umat Islam di Indonesia harus tetap mengikuti keputusan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia.

Sementara itu, Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menjelaskan bahwa penentuan Iduladha di Indonesia tidak harus ikut keputusan Arab Saudi, kendati puncak ibadah haji di Arafah terjadi di Arab Saudi.

Menurut Gus Baha, Arab Saudi dan Indonesia memiliki matlak yang berbeda. Matlak sendiri adalah terbitnya benda-benda langit (rising place). 

Matlak juga bisa dikatakan batas daerah berdasarkan jangkauan dilihatnya hilal atau dengan kata lain matlak adalah batas geografis keberlakuan rukyat.

Perbedaan juga terjadi di masa lalu

Melansir laman NU Online, perbedaan waktu penetapan Lebaran Haji tidak hanya terjadi Indonesia dan Arab Saudi di masa kini. 

Pada masa lalu, perbedaan waktu perayaan hari raya umat Islam juga pernah terjadi. Hal tersebut terjadi semasa hidup Abdullah bin Abbas dan Muawiyah.

Semasa hidupnya, Abdullah bin Abbas pernah mengalami perbedaan penentuan waktu puasa antara negeri Syam dengan Madinah.

Saat itu, Muawiyah yang tengah berada di Syam mengawali puasa pada hari Jumat. Sementara, Abdullah bin Abbas yang berada di Madinah mengawali puasa pada hari Sabtu.

Perbedaan tersebut terjadi kendati jarak antara Suam dengan Madinah tidak sejauh Indonesia ke Arab Saudi.

Akan tetapi, kendati demikian, perbedaan itu tidak terjadi permasalahan antara Muawiyah dan Abdullah bin Abbas. 

Bagaimana hukum puasa Arafah di tengah perbedaan tersebut?

Masih mengutip dari laman yang sama, perbedaan waktu peringatan Iduladha antara Indonesia dengan Arab Saudi tidak memengaruhi hukum pelaksanaan puasa Arafah di Indonesia.

Puasa Arafah yang dilakukan di Indonesia di saat Arab Saudi telah memasuki waktu Iduladha tetap dinyatakan sah.

Menurut ahli fiqih hal tersebut didasarkan dengan argumen bahwa puasa Arafah itu berkaitan dengan waktu bukan berkaitan dengan wukuf di Arafah. 

Puasa Arafah dan wukuf di Arafah dianggap sebagai bentuk apresiasi memperingati hari Arafah, ketika Nabi Ibrahim as. mendapat keyakinan bahwa mimpi menyembelih putranya yaitu Nabi Ismail as. adalah benar-benar perintah dari Allah.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER