Apa Itu Keunggulan Komparatif? Pengertian, Teori, dan Contohnya

1 Februari 2024 16:02 WIB

Narasi TV

Ilustrasi perdagangan internasional. Sumber: Freepik.

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Margareth Ratih. F

Keunggulan komparatif atau comparative advantage merupakan sebuah konsep yang kerap digunakan dalam konteks perdagangan internasional. Keunggulan komparatif menjelaskan keunggulan suatu negara karena mampu menghasilkan barang atau jasa dengan biaya peluang yang lebih rendah. 

Tak hanya dalam lingkup negara, keunggulan komparatif juga dapat diaplikasikan pada individu maupun perusahaan. Suatu pihak dikatakan memiliki keunggulan komparatif jika dapat menggunakan lebih sedikit biaya produksi untuk suatu barang atau jasa dibandingkan dengan kompetitornya. 

Simak artikel ini untuk memahami lebih lanjut terkait keunggulan komparatif, teori yang melandasinya, hingga contoh dari keunggulan komparatif. 

Apa itu keunggulan komparatif?

Keunggulan komparatif merupakan konsep dalam ekonomi yang menjelaskan kemampuan suatu negara, perusahaan, atau individu dalam menghasilkan barang dan jasa dengan biaya peluang lebih rendah dibandingkan kompetitor. 

Konsep ini penting untuk menjelaskan perdagangan internasional dan spesialisasi dalam produksi, termasuk alasan negara-negara berdagang satu sama lain meskipun tidak memiliki keunggulan absolut yang sama. 

Teori keunggulan komparatif

Teori keunggulan komparatif diperkenalkan oleh ekonom Inggris David Ricardo melalui bukunya Principles of Political Economy and Taxation (1817). Menurut Ricardo, negara seharusnya fokus memproduksi barang yang memiliki biaya peluang lebih rendah daripada negara lain, dengan kata lain yakni barang yang memiliki keunggulan komparatif. 

Menurut teori ini, pertimbangan utama dalam keputusan produksi ada pada biaya peluang alih-alih biaya unit secara mutlak. Sebuah negara seharusnya memusatkan produksi pada barang yang memiliki biaya produksi rendah. Dengan demikian negara dapat mengalokasikan sumber daya yang terbatas secara efisien untuk memproduksi barang yang memberikan keunggulan komparatif. 

Dengan memfokuskan produksi pada barang yang memiliki keunggulan komparatif, negara dapat meningkatkan efisiensi, margin keuntungan, dan hasil material yang nilainya lebih tinggi. 

Contoh keunggulan komparatif

Untuk memahami konsep keunggulan komparatif secara lebih mendalam, bayangkan dua negara yakni Indonesia dan Malaysia yang menghasilkan dua jenis barang yaitu kemeja dan sandal.

Dengan asumsi biaya produksi yang sama, jumlah kemeja dan sepatu yang akan dihasilkan oleh masing-masing negara yaitu:

  • Kemeja: 100 (Indonesia), 80 (China)
  • Sandal: 120 (Indonesia), 70 (China). 

Dari situ, diketahui bahwa Indonesia memiliki keunggulan absolut untuk produksi kemeja dan sepatu. Sebab, Indonesia bisa menghasilkan barang lebih banyak dibandingkan negara tetangga. Jika berdasar pada teori keunggulan absolut, Indonesia dan Malaysia seharusnya tidak saling berdagang.

Namun, jika menggunakan teori keunggulan komparatif, Indonesia dan Malaysia dapat melangsungkan perdagangan internasional. Kedua negara dapat memperoleh keuntungan jika fokus memproduksi barang yang memiliki biaya peluang rendah. 

Biaya peluang dapat dihitung dengan mengkalkulasikan harga relatif  per unit barang dari masing-masing negara. Misalnya, harga relatif satu unit kemeja dalam hal sandal di Indonesia adalah 1,2 (diperoleh dari 120/100), sedangkan di China sebesar 0,87 (diperoleh dari 70/80).

Maka, biaya peluang untuk memproduksi satu unit barang yaitu:

  • Kemeja: 1,2 (Indonesia), 0,87 (China)
  • Sandal: 0,8 (Indonesia), 1,1 (China)

Dengan menggunakan konsep keunggulan komparatif, Indonesia sebaiknya mengimpor kemeja dari China karena biaya peluang untuk memproduksi kemeja di China lebih rendah. 

Sebaliknya, China dapat mempertimbangkan untuk membeli sandal dari Indonesia dengan alasan yang sama. 

Melalui kerja sama perdagangan ini, kedua negara dapat memanfaatkan keunggulan komparatif masing-masing dan mencapai efisiensi produksi. 

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR