15 September 2022 18:09 WIB
Penulis: Ani Mardatila
Editor: Akbar Wijaya
Ratu Elizabeth II yang meninggal pada Kamis 8 September 2022 masih disemayamkan di Gereja Westminster Abbey. Jenazah ratu akan dimakamkan 19 September 2022.
Namun rencana pemakaman sang ratu menuai prokontra di sejumlah negara. Apa saja?
Kanada, salah satu negara persemakmuran Inggris, turut memperingati hari berkabung mendiang Elizabeth.
Pemerintah Kanada tengah mempertimbangkan apakah akan menjadikan hari pemakaman Elizabeth pada 19 September 2022 nanti sebagai hari libur nasional atau tidak.
"Kami akan bekerja dengan provinsi dan wilayah, untuk mencoba dan melihat bahwa kami selaras dalam hal ini. Masih ada beberapa detail yang harus diselesaikan, tetapi menyatakan kesempatan bagi warga Kanada untuk berkabung pada hari Senin (19/9) akan cukup penting," kata Perdana Menteri Justin Trudeau.
Namun tidak semua warga Kanada menunjukan reaksi duka yang sama. Beberapa di antara mereka justru menganggap hari berkabung nasional atas wafatnya Elizabeth enggak perlu-perlu amat.
Soalnya mereka menganggap Elizabeth sebagai personifikasi pejajahan Inggris yang merusak. Ketimbang bikin hari berkabung nasional di hari pemakaman sang ratu, beberapa warga Inggris justru malah ingin memperingati Hari Nasional untuk Kebenaran dan Rekonsiliasi Kanada yang jatuh pada 30 September 2022. Ini merupakan hari yang menandai sejarah tragis kekerasan Inggris terhadap masyarakat adat Kanada.
"Pada hari berkabung nasional, saya akan berkabung atas para korban kolonialisme dan imperialisme serta arwah leluhur dan orang-orang terkasih saya," kicau akun @zilla_jones
"Ini adalah lelucon. Liburan untuk merayakan kolonialisme yang kejam? Jadi dengan selisih 11 hari kita akan merayakan hari raya kolonialisme genosida dan hari raya lainnya, merayakan Hari Kebenaran dan Rekonsiliasi Nasional di bulan yang sama? #cdnpoli," kicau @wickdchick
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese melaporkan bahwa Istana Buckingham telah memintanya untuk mengutus 10 warga ke hari pemakaman sang ratu.
Mereka yang diutus haruslah orang yang telah memberikan kontribusi berarti bagi komunitas kerajaan.
Australia dan Selandia Baru menyatakan akan menggelar hari libur nasional pada 22 September untuk mengenang wafatnya sang ratu.
Senator Partai Liberal Negara Bagian Utara Jacinta Price mengatakan di Facebook bahwa Ratu adalah "ratu yang luar biasa yang mendedikasikan hidupnya untuk melayani tidak hanya Persemakmuran tetapi juga dunia".
Price mengatakan dia "bersyukur" bisa menandatangani buku belasungkawa untuk keluarga kerajaan di kediaman gubernur.
“Saya mengambil waktu sejenak, untuk merenungkan hubungan khusus Yang Mulia dan Keluarga Kerajaan dengan orang Aborigin Australia,” kata Price.
Namun sikap pemerintah dan senator dikritik sebagian warga Australia. Prof Sandy O'Sullivan dari Macquarie University misalnya, mengingatkan konteks historis kolonialisme Inggris di Australia.
“Bagi mereka yang mengatakan kita harus bermurah hati tentang meninggalnya ratu, ingatlah bahwa ratu memasukkan dirinya ke dalam kehidupan masyarakat adat di sini beberapa kali. Dia bukan pengamat dampak penjajahan dan kolonialisme, dia adalah arsiteknya,” tulis O'Sullivan.
“Apa yang dia 'lakukan' adalah menjadi peserta aktif dalam mencuri tanah kita. Alih-alih menyerahkan kembali, membuat ganti rugi dari kekayaannya yang sangat besar, agennya (yang dia kendalikan secara eksplisit, lihat 'The Dismissal') terus mencuri tanah dan ketika mereka memiliki semuanya, mereka mencuri anak-anak kita,” lanjutnya.
“Terlalu banyak orang yang gagal memahami bagaimana kelambanan dan pengumpulan kekayaan merupakan hal mendasar dalam serangan kolonial. Untuk semua orang yang mengatakan dia adalah nenek yang baik, mereka gagal melihat bahwa dia memiliki pekerjaan selama beberapa dekade, mengawasi tindakan yang membuat kehidupan masyarakat adat menjadi lebih buruk.”
Selandia Baru mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan liburan "Hari Peringatan Ratu Elizabeth II" pada 26 September 2022.
Kepala eksekutif Kirk Hope mengatakan bahwa pemerintah mesti berhati-hati dalam membuat pengumuman yang akan membebankan biaya baru pada bisnis lokal, bahkan jika itu hanya untuk tahun ini.
“Bisnis sudah menderita kerugian akibat pandemi,” katanya.
Bahkan hari libur umum setengah hari masih akan mahal untuk bisnis. "Kami lebih suka tidak memilikinya," tegas Hope.
Dia mengatakan mungkin ada beberapa bisnis yang secara sukarela memilih untuk tutup untuk memperingati hari upacara peringatan. "Itu pilihan mereka, kan? Bukannya dipaksakan pada mereka."
KOMENTAR
Latest Comment