Setelah sukses membawakan lagu berjudul “Sialan” bersama Adrian Khalif, kini Juicy Luicy kembali menggemparkan industri musik Indonesia dengan karya-karyanya yang apik. Pada 28 Juni 2024 lalu, Juicy Luicy baru saja merilis album barunya, yaitu “Nonfiksi”. Meskipun baru dirilis, salah satu lagunya yang berjudul “Lampu Kuning” dari album tersebut sudah mulai mencuri perhatian para penggemarnya.
Merupakan track ke-7 dari album “Nonfiksi”, lagu "Lampu Kuning" memiliki pesan mendalam tentang perasaan jatuh cinta dan konsekuensinya. Dalam lagunya, Juicy Luicy menggunakan lampu kuning sebagai kiasan untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya mempertimbangkan konsekuensi sebelum merasakan jatuh cinta yang lebih dalam ketika akan menjalin hubungan percintaan dengan seseorang.
Makna Lagu “Lampu Kuning” Juicy Luicy
Lagu “Lampu Kuning” mengumpamakan rasa jatuh cinta seperti rambu lampu kuning lalu lintas yang ada di persimpangan jalan. Sama seperti artinya yang memberi peringatan agar hati-hati sebelum melaju, lagu ini juga memberikan pesan untuk orang yang sedang jatuh cinta agar hati-hati akan konsekuensi dari perasaan itu.
Terlebih lagi, jika rasa cintanya hanya dirasakan oleh seorang diri yang sudah pasti akan menimbulkan rasa kecewa. Seperti yang ada dalam lirik “Sudah tahu hanya sepihak rindu. Masih coba lempar dadu peruntunganku. Gegabah nomor satu. Paling-paling menangis seperti dulu”.
Sedangkan, pada lirik “Mengapa ku tancap gas dan melaju. Padahal lampu kuning telah peringatkanku? Bahaya di depanku. Hati-hati kecewa 'kan menunggu” secara gamblang menggambarkan tentang rasa patah hati dan kecewa yang sedang dirasakan, karena seseorang tersebut sudah tahu akan konsekuensi dari rasa cinta yang ia berikan kepada orang ternyata tidak mencintainya kembali.
Lirik Lagu “Lampu Kuning” Juicy Luicy
Barangkali hujan lebat susah sinyalmu lagi
Kubuat sepuluh kemungkinan
Tak sampaikah pesan? Lelah ketiduran?
Atau memang sengaja kau abaikan?
Tapi sepertinya ku melihatmu tadi
Dengan kemeja hitam andalan
Benar atau bukan?
Atau hanya dalam pikiran, rindu tak kesampaian
Mengapa ku tancap gas dan melaju
Padahal lampu kuning telah peringatkanku?
Bahaya di depanku
Hati-hati kecewa 'kan menunggu
Lagu lama yang aku tahu
Kali ini apa lain dari yang kemarin?
Tak mau kudengar peringatan
Benar atau bukan?
Atau hanya dalam pikiran, benar yang kata orang
Mengapa ku tancap gas dan melaju
Padahal lampu kuning telah peringatkanku?
Bahaya di depanku
Hati-hati kecewa 'kan menunggu
Lagu lama yang aku tahu
Acuh sebelum jatuh
Tak jera dari dulu
Gelisah makananku
Iya, ku tahu itu
Mengapa ku tancap gas dan melaju
Padahal lampu kuning telah peringatkanku?
Bahaya di depanku
Hati-hati kecewa 'kan menunggu
Sudah tahu hanya sepihak rindu
Masih coba lempar dadu peruntunganku
Gegabah nomor satu
Paling-paling menangis seperti dulu
Lagu lama yang aku tahu
Lupa buta atau ku batu