Merefleksikan Duka Kehilangan lewat ‘Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan’ - Bernadya

1 Juli 2024 17:07 WIB

Narasi TV

Penyanyi Bernadya. Sumber: JUNI Records.

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Margareth Ratih. F

Penyanyi Bernadya baru saja merilis lagu berjudul “Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan”. Seperti apa lirik dan makna dari lagu terbaru Bernadya?

“Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan” merupakan bagian dari album perdana Bernadya dengan judul yang sama yang rilis pada 24 Juni 2024. 

Sebagaimana lagu-lagunya yang lain, Bernadya menghadirkan nuansa getir dan melankolis dalam “Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan”.

Lagu ini merupakan ungkapan kesedihan yang mendalam akibat kehilangan seseorang yang berharga dalam hidup. 

Kehilangan adalah bentuk duka yang paling menyakitkan. Saat kehilangan orang terkasih, rasanya hidup seperti tidak ada artinya lagi. Perasaan ini tergambar dalam lirik “Tak harapkan hari baru. Pagi jadi yang paling berat untukku”.

Meski demikian, kita dipaksa untuk terus melanjutkan hidup sambil menanggung luka tak kasat mata. Seperti lirik utamanya: “Sialnya, hidup harus tetap berjalan”, meski luka itu mungkin tidak akan pernah benar-benar sembuh. 

“Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan” bukan sekadar lagi galau. Lagu ini merupakan refleksi mendalam terhadap perasaan kehilangan, terhadap emosi-emosi yang muncul dalam proses beduka, dan bagaimana kita harus tetap hidup demi orang yang kita sayangi. 

Lirik lagu “Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan” - Bernadya

Ini yang takkan kau tahu  

Betapa beratnya malamku tanpamu  

Betapa ku berharap  

Setiap malam jadi yang terakhir  

Semoga ku hilang dalam tidurku  

Tak harapkan hari baru  

Pagi jadi yang paling berat untukku  

Harus bangun dan terima kenyataan semua telah berbeda  

Sialnya, hidup harus tetap berjalan  

Mungkin sebentar lagi ku bisa kuterima  

Waktuku, peranku, dalam hidupmu selesai  

Nanti di lain hari  

Nanti di lain bumi  

Saat sudah rela hati ini  

Ku ceritakan jalan-jalan yang kutempuh sampaiku bisa relakanmu pergi  

Masih jauh dari sembuh  

Sudah gila meski tak separah itu  

Masih bangun dan terima kenyataan 

Sudah bukan aku yang isi harimu  

Sudah bukan aku alasan senyummu  

Sudah hilang semua mimpi yang kita bangun dulu  

Nanti di lain hari  

Nanti di lain bumi  

Nanti di lain hari

Nanti di lain bumi

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR