Luhut Ungkap Penyaluran Bansos Rp500 Triliun Hanya Separuhnya Tepat Sasaran

13 Feb 2025 14:05 WIB

thumbnail-article

Luhut Binsar Pandjaitan. Sumber: ANTARA.

Penulis: Margareth Ratih. F

Editor: Margareth Ratih. F

Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), mengungkapkan bahwa penyaluran anggaran bantuan sosial (bansos) sebesar Rp500 triliun selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa hanya separuh dari dana tersebut yang benar-benar sampai kepada penerima yang berhak. 

Dalam penjelasannya, Luhut menyebutkan bahwa terdapat sejumlah masalah yang menjadi inti dari permasalahan ini, di antaranya adalah penerima yang tidak memenuhi syarat, serta data penerima yang sering kali berulang atau tidak akurat.

Faktor penyebab ketidaksesuaian penerima sangat bervariasi, mulai dari adanya individu tanpa Nomor Induk Kependudukan (NIK) hingga kesalahan dalam pengelompokan data penerima. Hal ini mengakibatkan banyak individu yang tidak membutuhkan justru menerima bantuan, sementara yang seharusnya berhak tidak terjangkau. Luhut menyoroti masalah data penerima yang tidak akurat sebagai salah satu tantangan terbesar dalam mencapai efektivitas program perlindungan sosial.

Inisiatif perbaikan melalui digitalisasi

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah mengembangkan inisiatif besar yaitu dengan implementasi Data Terpadu Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). DTSEN dirancang untuk mengintegrasikan tiga pangkalan data utama, yaitu Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek), dan Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).

Pentingnya integrasi ini terletak pada kemampuannya untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Dengan adanya sistem ini, diharapkan si penerima bantuan akan lebih teridentifikasi dan data yang ada dapat menjadi lebih akurat. Uji silang data antara DTSEN dan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) milik Kementerian Dalam Negeri juga dilaksanakan guna memastikan semua data penerima bansos adalah valid dan tepat.

Sinkronisasi program bansos

Lebih lanjut, Luhut menjelaskan bahwa pemerintah juga akan melakukan sinkronisasi data penerima manfaat dengan berbagai program perlindungan sosial lainnya. Misalnya, bantuan sembako, subsidi listrik, dan LPG. Hal ini menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kualitas data dan menghindari tumpang tindih dalam penerimaan bantuan sosial.

Kegiatan sinkronisasi ini diharapkan dapat menciptakan sebuah ekosistem yang lebih efisien dalam penyaluran bantuan. Dengan sunkronisasi yang baik, informasi daftar slotboss88 mengenai siapa yang benar-benar membutuhkan bantuan dapat diperoleh dengan lebih akurat, sehingga setiap orang yang berhak dapat memperoleh haknya tanpa kendala.

Tujuan jangka anjang untuk bansos

Dalam konteks jangka panjang, Luhut menegaskan bahwa langkah-langkah ini bertujuan untuk membangun sistem perlindungan sosial yang lebih efektif dan akurat. Pemerintah berkomitmen untuk menghapus kebocoran dan penyimpangan dalam penyaluran bantuan, serta mewujudkan transparansi dan keadilan dalam distribusi anggaran.

Dengan transformasi digitalisasi dan berbagai inisiatif perbaikan yang sedang dilakukan, diharapkan program bansos bisa benar-benar membantu masyarakat yang membutuhkan. Luhut meyakini bahwa langkah-langkah ini adalah fondasi baru untuk membangun sistem perlindungan sosial yang lebih baik, adil, dan transparan di Indonesia.




 

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER