Lukisan Gua Tertua di Dunia Ditemukan di Sulawesi, Bergambar Manusia dan Babi

5 Jul 2024 21:07 WIB

thumbnail-article

Lukisan figuratif tertua yang ditemukan di Sulawesi Selatan. (Sumber: BRIN)

Penulis: Rizal Amril

Editor: Margareth Ratih. F

Lukisan gua yang diduga jadi lukisan figuratif tertua di dunia ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Lukisan yang menggambarkan tiga manusia dan seekor babi tersebut ditaksir berusia, setidaknya, 51.200 tahun.

Lukisan tertua di dunia tersebut ditemukan oleh tim ilmuwan dari Australia dan Indonesia di gua kapur di Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan..

Adhi Agus Oktaviana, ilmuwan BRIN yang jadi pemimpin dalam ekspedisi tersebut, menyatakan jika penaksiran usia lukisan dilakukan dengan metode analisis mutakhir melalui ablasi laser U-series (LA-U-series). Melalui metode tersebut, ilmuwan mengukur usia lapisan tipis kalsium karbonat yang terbentuk di atas seni hias.

“Hasil analisis menunjukkan bahwa seni hias di bawah lapisan tersebut memiliki pertanggalan paling awal sekitar 51.200 tahun yang lalu," ujar Adhi pada konferensi pers di Jakarta pada Kamis, (4/7/2024). 

"Penemuan tersebut membuatnya sebagai gambar hias gua tertua di dunia, sekaligus narasi seni paling awal yang pernah ditemukan dan diteliti hingga saat ini,” lanjutnya.

Maxime Aubert, ilmuwan dari Universitas Griffith Australia yang jadi anggota ekspedisi tersebut, menyebut jika penemuan ini bisa saja mengubah ide akan evolusi manusia.

"Lukisan itu menampilkan kisah yang kompleks. Ini adalah bukti tertua yang menunjukkan bahwa manusia bisa berkisah," ujar Aubert, dikutip dari BBC.

Lebih lanjut, Aubert berpendapat jika lukisan tersebut memberikan kita gambaran tentang sejak kapan manusia dapat berpikir secara abstrak.

Sementara itu, Adhi juga menuturkan jika lukisan tersebut menunjukkan bahwa cerita naratif merupakan bagian dari kebudayaan manusia purba di Indonesia sejak masa awal.

"Manusia mungkin telah menuturkan kisah sejak lebih dari 51.200 tahun yang lalu, namun karena kata-kata tak jadi fosil, kita hanya bisa melihatnya melalui cara yang tidak langsung seperti penggambaran adegan dalam seni," ujarnya.

"Kini [lukisan figuratif] Sulawesi jadi bukti tertua yang dapat diketahui oleh arkeologi," lanjutnya. 

Sebelum penemuan lukisan di Bukit Karampuang tersebut, lukisan figuratif tertua yang bisa ditemukan juga berada di Indonesia, yakni di Gua Lubang Jeriji Saleh, Kalimantan Timur.

Lukisan di Gua Lubang Jeriji Saleh pertama kali ditemukan 1996 oleh tim ilmuwan Prancis-Indonesia. Namun kala itu, ilmuwan belum berhasil menaksir usia lukisan tersebut.

Kemudian, pada 2018 lalu, ilmuwan berhasil menaksir usia lukisan di Gua Lubang Jeriji Saleh. Lukisan bergambar hewan mirip banteng selebar 1,5 meter tersebut ditaksir telah berusia, setidaknya, 40.000 tahun.

Sejak saat itu, lukisan tersebut dianggap sebagai lukisan figuratif tertua di dunia—sebelum ditemukannya lukisan manusia dan babi di Sulawesi.

Menampilkan tiga manusia dan seekor babi

Penemuan lukisan figuratif di bukit kapur Leang Karampuang, Sulawesi tersebut menjadi spesial karena menampilkan seni representatif, yakni penggambaran atas dunia di sekitar manusia yang melukisnya.

Jenis lukisan ini berbeda, misalnya, dari lukisan gua tertua di dunia yang ditemukan di Gua Blombos Afrika. Kendati ditaksir telah berusia antara 75.000 hingga 100.000 tahun, lukisan di Afrika Selatan tersebut terdiri dari pola simetris.

Berbeda dengan lukisan di Gua Blombos, lukisan di Sulawesi menampilkan gambar seekor hewan mirip babi yang dikelilingi oleh tiga makhluk mirip manusia yang terlihat seperti menggenggam tongkat.

Sosok manusia pertama dalam lukisan tersebut terlihat memiliki dua tangan yang terlentang dan tampak memegang tongkat.

Sosok manusia kedua berada di depan babi, juga memegang tongkat yang salah satu ujungnya seperti bersentuhan dengan moncong babi.

Sementara sosok manusia ketika tampak terbalik dengan kaki menghadap ke atas dengan salah satu tangannya terulur ke arah babi, seolah tengah memegang kepala hewan tersebut.

Melansir laman resmi BRIN, Adhi menyatakan jika lukisan di Sulawesi tersebut penting untuk pemahaman generasi saat ini.

"Publikasi ini juga semakin menegaskan bahwa gambar di Nusantara, khususnya di Wallacea, sudah lebih kompleks dibanding pemikiran kita sebelumnya—bahwa gambar di Eropa lebih mendominasi, lebih bagus—ternyata di sini, tuh, lebih bagus lagi,” ujarnya.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER