Memahami Catfishing Karier: Fenomena yang (Katanya) Identik dengan Gen Z

28 Feb 2025 21:22 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi pekerja Gen Z. (Foto: Freepik)

Penulis: Rizal Amril

Editor: Rizal Amril

Ketika Gen Z kini memasuki usia kerja, istilah career catfishing diidentikkan pada mereka. Istilah ini berkaitan dengan etos kerja.

Career catfishing didefinisikan sebagai suatu fenomena ketika individu menerima tawaran pekerjaan tetapi tidak muncul di hari pertama tanpa memberitahu pihak perusahaan.

Tindakan ini menciptakan kekacauan di lingkungan kerja dan mengejutkan banyak pihak. Jika dilihat dari sudut pandang orang yang melakukannya, fenomena ini sering dianggap sebagai pernyataan kebebasan dan kontrol terhadap proses karier mereka.

Fenomena ini kerap kali diidentikkan dengan pekerja Gen Z yang punya stigma minim etos kerja. Terlebih, berdasarkan survei CVGenius, yang dipublikasikan kanal online The New York Post, sekitar 34% pekerja Gen Z mengaku pernah melakukan hal ini.

Catfishing bukan ghosting

Di dalam konteks pekerjaan, catfishing dan ghosting memiliki perbedaan yang mendasar.

Ghosting umumnya merujuk pada situasi di mana salah satu pihak menghentikan komunikasi tanpa penjelasan, biasanya terjadi antara pelamar kerja dan perusahaan.

Sementara itu, catfishing lebih spesifik kepada situasi ketika seorang pelamar tidak hadir di pekerjaan setelah menerima tawaran.

Meskipun keduanya mencerminkan rasa frustasi dalam komunikasi, catfishing memiliki dampak langsung yang lebih besar terhadap perusahaan.

Alasan di balik career catfishing

Salah satu alasan utama di balik fenomena career catfishing adalah frustrasi yang dialami oleh para pencari kerja selama proses perekrutan yang seringkali panjang dan membuat stres.

Banyak individu merasa bahwa mereka telah melakukan banyak usaha dalam aplikasi dan wawancara, tetapi tetap mendapat perlakuan tidak memadai dari perusahaan.

Ketidakpastian dan waktu respons yang lama dari recruiter menjadi faktor penentu motivasi mereka untuk tidak hadir setelah mendapatkan pekerjaan.

Generasi Z juga dianggap cenderung lebih memprioritaskan kesejahteraan pribadi ketimbang yang lainnya.

Mereka memiliki pandangan yang berbeda mengenai work-life balance dan sering kali menolak untuk berkompromi dengan kebijakan yang tidak mendukung kesejahteraan mental dan fisik mereka.

Tindakan career catfishing sering kali dianggap sebagai cara untuk mempertahankan kontrol atas hidup mereka, meskipun tindakan ini bisa jadi menyakitkan bagi pihak lain.

Career catfishing juga sebenarnya dapat dilihat sebagai bentuk protes terhadap budaya kerja yang dianggap tidak adil atau tidak transparan.

Banyak pekerja muda yang merasa bahwa mereka tidak mendapat suara dalam proses desain pekerjaan mereka. Tindakan ini menjadi cara bagi mereka untuk menyampaikan ketidakpuasan mereka terhadap norma yang ada.

Solusi untuk menghadapi catfishing karier

Agar career catfishing dapat dihadapi dengan bijaksana, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, baik oleh HRD maupun pekerja.

1. Komunikasi yang jelas

Salah satu solusi untuk meminimalisir fenomena career catfishing adalah dengan meningkatkan komunikasi antara perusahaan dan calon karyawan.

Pemberian informasi yang jelas selama proses perekrutan mengenai harapan dan realitas kerja sangatlah penting.

Hal ini dapat menciptakan saling pengertian dan mengurangi ketidakpastian yang sering kali menyertai proses seleksi.

2. Transparansi dalam perekrutan it's a must

Mengadopsi pendekatan yang lebih transparan dalam proses perekrutan juga bisa menjadi langkah efektif.

Jika perusahaan mampu memberikan gambaran yang akurat dan jelas mengenai budaya kerja mereka, hal ini dapat menarik kandidat yang selaras dengan nilai dan ekspektasi karyawan.

Transparansi dapat membantu menumbuhkan rasa percaya antara pihak perusahaan dan calon karyawan.

3. Hubungan HRD dan pekerja haruslah manusiawi

Akhirnya, pendekatan manajemen sumber daya manusia yang lebih manusiawi juga sangat dibutuhkan.

Memahami kebutuhan dan harapan generasi Z bisa membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis.

Perusahaan perlu menyesuaikan cara mereka melatih, merekrut, dan mengintegrasikan karyawan, sehingga kebutuhan mereka akan fleksibilitas dan kesejahteraan dapat terpenuhi.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER