Memahami Gangguan Bipolar dan Episode Manic yang Dialami Marshanda

29 Jun 2022 00:06 WIB

thumbnail-article

null

Penulis:

Editor: Akbar Wijaya

Oleh: Firda Iskandar

Orang yang menyandang bipolar biasanya mengalami perubahaan emosi yang intens, perubahan pola tidur, dan tingkat aktivitas.

“Lost an Indonesian Citizen for the First time in Los Angeles, California, US.

She is in a Maniac Episode (Psychosis: Altered state of Mind - Bipolar Disorder)

Mohon bantuannya Pak @jokowi kemarin dia sebut-sebut nama Bapak dan @joebiden.”

Sheila Salsabila, sahabat Marshanda, mengunggah tulisan itu di instastory miliknya @sheilasalss, Senin (27/6/2022) dan tak perlu waktu lama untuk menjadi viral.

Sheila Salsabila, si pemilik akun bilang Marshanda yang merupakan sahabatnya sudah dua hari hilang di Los Angeles, Amerika Serikat. Yang bikin panik, tentu saja pernyataan Sheila bahwa Marshanda sedang mengalami bipolar fase manic episode.

Menyandang Bipolar Disorder

Marshanda memang pernah mengaku sebagai penyandang bipolar disorder. Ia mengetahuinya setelah diagnosis pada 2009. Butuh waktu empat tahun baginya menerima kenyataan ini dan memberanikan diri berkonsultasi psikiater. 

“Bipolar ini, menurut para dokter dan psikiater di dunia, adalah sebuah disorder yang tak bisa disembuhkan. Sekarang pun aku masih ada gangguan itu, tapi karena sudah belajar menerima dan berdamai dengan keadaan, aku bisa tenang ketika tendensi buat kambuh,” kata perempuan yang akrab disapa Caca ini dalam puncak perayaan Festival Pulih, seperti dikutip Tempo.co (27/11/2021).

Bipolar Disorder dan Manic Episode

National Institute of Mental Health menyebut bipolar adalah gangguan mental yang menyebabkan perubahan tidak biasa dalam suasana hati, energi, tingkat aktivitas, konsentrasi, dan kemampuan dalam melakukan tugas sehari-hari.

Orang yang menyandang bipolar biasanya mengalami perubahaan emosi yang intens, perubahan pola tidur, dan tingkat aktivitas. Bahkan, mereka juga dapat melakukan sesuatu di luar kebiasaan yang tanpa disadari berpotensi membahayakan diri.

Pengidap bipolar umumnya punya dua periode emosi yang berbeda, yaitu: “depressive episode” dan “manic episode”.

Mereka yang mengalami depressive episode biasanya merasakan hal sebagai berikut: sedih mendalam, terpuruk, kosong, khawatir, putus asa, lambat, lelah, kehilangan antusias, susah berkonsentrasi, tidak beharga, dan pada level ekstrim berniat mengakhiri hidup.

Sebaliknya, manic episode biasanya membuat penderita merasa sangat gembira, mudah tersinggung, energik, merasa gelisah, merasa penting, dan berlebihan dalam segala hal seperti makan, minum, mengeluarkan uang, hingga berhubungan seks secara tak aman.

Namun sebagian orang bisa saja mengalami depressive episode dan manic episode dalam waktu yang sama. Kondisi semacam ini disebut “mixed-feature episode”. Orang yang mengalami episode dengan fitur campuran seperti sedih dan senang di saat bersamaan.

Marshanda Berhenti Minum Obat

Dalam video berjudul “Never This Naked Episode 2” yang ia unggah di YouTube pada 21 September 2021 Marshanda mengaku sedang berusaha lepas dari obat-obatan yang biasa ia konsumsi.

“Aku kan minum obat anti-depresan, anti-psikotik, itu kan obat-obatan untuk Bipolar Disorder. Ada sleeping pill juga. Dan obat-obatan ini tuh bikin perasaan sedih, atau yang intens lah ya apapun itu, jadi teredam.” Ungkapnya. 

Hal ini pula yang diakui Sheila pascahilangnya Marshanda. 

“Jadi ya Caca itu sudah tidak minum obat selama 4 hari atau 3 hari ya aku lupa. Karena kopernya Caca itu ada di pesawat. Obat-obatan yang ada di koper, ditinggal di pesawat, nah dari situ dia udah mulai kambuh,” katanya (28/06/2022).

Jadi, Bahaya Enggak Sih Kalau Setop Obat?

National Health Service UK menyebut ada tiga treatment untuk penderita bipolar: psikoterapi, obat-obatan, dan perubahan gaya hidup. Terapi psikologi bisa mencakup ngobrol dengan psikiater, meditasi dan beberapa cara lainnya. 

Sedangkan obat-obatan, biasanya diresepkan langsung oleh psikiater yang mendiagnosa gejala pasien tertentu. Obat-obatan untuk bipolar biasanya dibagi menjadi dua jenis: untuk mencegah timbulnya episode dan mengobati ketika episode itu muncul.

Obat-obat ini dikenal sebagai penstabil suasana hati, dan biasanya dokter menyarankan pasien untuk meminumnya setiap hari dalam jangka panjang.

Berhenti mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan sekaligus, bisa berpotensi menghidupkan kembali episode-episode yang sempat sembuh, atau bahkan memperburuknya. 

Marshanda juga pernah berbagi pengalaman lainnya berusaha berhenti mengonsumsi obat bipolar. Dia bilang, pernah nyoba enggak minum obat dan hasilnya gejala kambuhnya lebih sering. 

“Aku pernah pas umur 20, 14 hari enggak tidur. Karena waktu itu ngotot stop obat mendadak. Dulu aku asal, enggak pakai monitoring dokter, pokoknya aku ingin stop obat. Pokoknya jadinya manik waktu umur 20 itu,” ceritanya dalam kanal YouTube MAIA ALELDUL TV (26/10/2021).

Dari pengalaman Marshanda kita jadi tahu bahwa masalah kesehatan mental sangatlah kompleks dan tak bisa dipandang enteng. Enggak semua orang bisa mengerti bahkan nyadar kalau dirinya butuh bantuan. Makanya, keputusan melanjutkan atau berhenti pengobatan, harus banget konsul dengan expert. Jangan sampai self-diagnose sekadar karena FOMO.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER