Mengenal Tiga Jenis Jerawat: Komedonal, Inflamasi dan Nodulokistik

7 Jan 2025 04:31 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi kulit berjerawat. (Unsplash/Muthia Ashifa Salsabella) .

Penulis: Nuha Khairunnisa

Editor: Nuha Khairunnisa

Jerawat merupakan kondisi kulit yang lazim dialami oleh banyak orang dari berbagai kalangan usia.

Ada banyak faktor yang memicu timbulnya jerawat, mulai dari faktor internal seperti konsumsi makanan dan hormon, hingga faktor internal seperti paparan debu dan kotoran.

Selain faktor penyebabnya yang beragam, jerawat juga memiliki berbagai macam tipe mulai dari yang paling ringan hingga cukup parah.

Secara umum, terdapat tiga tipe jerawat yang umum dijumpai, yakni jerawat jenis komedonal, inflamasi dan nodulokistik.

1. Jerawat komedonal

Definisi

Jerawat komedonal merupakan jenis jerawat yang ditandai oleh terbentuknya komedo, yang dapat berupa blackheads (komedo terbuka) dan whiteheads (komedo tertutup).

Komedo terbentuk ketika pori-pori kulit tersumbat oleh minyak dan sel-sel kulit mati. Meskipun tidak sekuat jenis jerawat inflamasi, jerawat komedonal dapat menjadi masalah yang signifikan, terutama bagi individu dengan kulit berminyak.

Penyebab

Penyebab utama terjadinya komedo adalah produksi sebum yang berlebihan oleh kelenjar minyak. Faktor lain termasuk pengelupasan sel-sel kulit yang tidak optimal, perubahan hormonal, serta penggunaan produk perawatan kulit yang tidak cocok dan dapat menyumbat pori-pori.

Pori-pori yang tersumbat ini kemudian dapat berfungsi sebagai tempat tinggal bagi bakteri, yang berpotensi menyebabkan infeksi.

Penanganan

Pengobatan untuk jerawat komedonal sering kali termasuk penggunaan krim topikal yang mengandung bahan aktif seperti asam salisilat, retinoid, dan benzoyl peroxide. Dalam kasus yang lebih parah, mungkin diperlukan tindakan dermatologis seperti mikrodermabrasi atau pengangkatan komedo secara profesional.

2. Jerawat inflamasi

Definisi

Jerawat inflamasi merupakan jenis jerawat yang paling umum, dengan tingkat keparahan sedang. Masalah kulit ini ditandai dengan munculnya kemerahan, bengkak, dan nyeri.

Berbeda dengan jerawat komedonal, jerawat inflamasi menunjukkan respons imun yang kuat sehingga menyebabkan inflamasi yang lebih parah, yang sering kali meningkatkan risiko bekas luka.

Dua jenis jerawat inflamasi yang kerap dijumpai adalah papula dan pustula. Papula merupakan bintik-bintik kemerahan kecil yang muncul di kulit seperti beruntusan, sedangkan pustula adalah jerawat kecil yang memiliki nanah putih di dalamnya.

Penyebab

Faktor yang dapat memicu jerawat inflamasi meliputi perubahan hormon (seperti selama menstruasi), stres, pola makan yang tidak sehat, dan kebersihan yang buruk.

Faktor genetik juga dapat berperan; jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat jerawat inflamasi, kemungkinan besar individu tersebut juga akan mengalaminya.

Pengobatan

Pengobatan untuk jerawat inflamasi meliputi penggunaan krim topikal yang mengandung asam azelaik, retinoid, dan antibiotik. Dalam kasus yang lebih ekstrim, dokter dapat merekomendasikan obat resep atau terapi cahaya untuk mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan.

3. Jerawat nodulokistik

Definisi

Jerawat nodulokistik adalah bentuk jerawat inflamasi yang parah. Jerawat ini terjadi di lapisan kulit terdalam sehingga sifatnya lebih meradang dan penanganannya lebih rumit dibandingkan dengan jenis jerawat lainnya.

Jika tidak ditangani dengan benar, jerawat nodulokistik dapat meninggalkan bekas luka yang signifikan.

Terdapat dua jenis jerawat tipe nodulokistik yakni jerawat nodul dan jerawat kistik. Jerawat nodul atau dikenal juga sebagai jerawat batu merupakan tonjolan keras di kulit yang biasanya tidak berisi nanah.

Sementara itu, jerawat kistik memiliki tampilan yang mirip dengan jerawat nodul, tetapi teksturnya lebih lembut karena berisi nanah.

Penyebab

Penyebab umum terjadinya jerawat nodulokistik berkaitan dengan penyumbatan pori-pori oleh bakteri dan minyak di lapisan kulit dalam.

Faktor genetik dan hormonal juga berkontribusi pada jenis jerawat ini, dan sering kali ditemukan pada remaja serta wanita dewasa yang mengalami fluktuasi hormonal.

Pengobatan

Pengobatan untuk jerawat nodulokistik biasanya memerlukan pengawasan dermatologis yang ketat. Pengobatan yang umum diberikan meliputi retinoid oral seperti isotretinoin, serta kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan nyeri.

Selain itu, suntikan kortison bisa digunakan sebagai penanganan darurat untuk kista yang sangat meradang.

Cara mencegah jerawat

Merawat kulit dengan baik dan benar

Praktik perawatan kulit yang baik merupakan langkah pertama dalam mencegah jerawat dari berbagai jenis. Menggunakan pembersih yang tepat, rutin melembapkan kulit, dan selalu menggunakan tabir surya sangat penting agar kulit terjaga dari faktor pemicu jerawat.

Makanan dan gaya hidup yang sehat

Menerapkan pola makan yang sehat, termasuk mengurangi konsumsi gula dan produk turunan susu, dapat membantu mengontrol produksi sebum. Selain itu, menghindari makanan olahan dan melatih pola hidup sehat, seperti olahraga teratur, juga berkontribusi pada kesehatan kulit secara keseluruhan.

Mengelola stres

Stres merupakan salah satu faktor yang dapat memperburuk kondisi kulit, termasuk jerawat. Teknik manajemen stres seperti yoga, meditasi, dan aktivitas relaksasi lainnya dapat memberikan dampak positif pada kulit dan mencegah munculnya jerawat inflamasi serta nodulokistik.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER