Advertisement

Mengenal Tradisi Waisak Umat Budha di Indonesia: Memandikan Patung Hingga Festival Lampion

11 May 2025 17:15 WIB

thumbnail-article

Tradisi Waisak Di Indonesia Sumber: Antara News.

Penulis: Elok Nuri

Editor: Elok Nuri

Hari Raya Waisak merupakan momen penting bagi umat Buddha, yang memperingati tiga peristiwa agung dalam kehidupan Sang Buddha Gautama. Tiga peristiwa ini terdiri dari kelahiran Siddhartha Gautama di Lumbini, pencapaian penerangan sempurna saat meditasinya di bawah pohon Bodhi, serta wafatnya Sang Buddha yang dikenal dengan istilah Parinirvana.

Ketiga peristiwa ini menjadi pusat makna spiritual dari Waisak, di mana setiap umat dapat merenungkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan Sang Buddha.

Di Indonesia, perayaan Waisak memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak 1929. Perayaan ini pertama kali digagas oleh Himpunan Teosofi Hindia Belanda, dengan pusat perayaan yang ditetapkan di Candi Borobudur dan Candi Mendut.

Dulunya, Candi Borobudur tidak berfungsi sebagai tempat ibadah, namun pengaktifan kembali perayaan Waisak di sini bertujuan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai spiritual serta mencerminkan toleransi antar umat beragama.

Waisak tidak hanya sekadar perayaan, tetapi juga waktu reflektif bagi umat Buddha untuk merenung dan menginternalisasi ajaran Sang Buddha. Di dalam tradisi ini, setiap elemen yang ada memiliki makna yang dalam dan mendalam.

Tradisi Perayaan Waisak Di Indonesia

Lantas, tradisi apa saja yang biasanya dilakukan umat Buddha di Indonesia saat Hari Raya Waisak? Berikut beragam tradisinya yang dirangkum dari sejumlah sumber.

Puja bakti di vihara

Salah satu tradisi utama yang dilakukan umat Buddha selama Waisak adalah puja bakti di vihara. Kegiatan ini melibatkan pembacaan doa-doa suci, persembahan bunga, lilin, dan dupa yang melambangkan penghormatan terhadap ajaran Buddha. Melalui meditasi bersama, umat Budha dapat merenungkan ajaran Sang Buddha dan menyucikan hati mereka.

Pengambilan api Dharma dan air berkah

Ritual pengambilan air berkat merupakan kegiatan penting dalam perayaan Waisak. Air berkat biasanya diambil dari tempat suci, seperti mata air di Jumprit, Temanggung. Kegiatan ini diikuti dengan penyalaan obor menggunakan api abadi yang melambangkan pencerahan dan kemurnian. Pengambilan air berkat menjadi simbol penyucian dan harapan baru bagi umat yang merayakannya.

Prosesi kirab dari Candi Mendut ke Borobudur

Prosesi kirab merupakan salah satu ciri khas dari perayaan Waisak di Indonesia. Prosesi ini dimulai dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, di mana para biksu dan umat Buddha berjalan bersama mengiringi kendaraan yang membawa api suci dan air berkat. Kirab ini melambangkan perjalanan spiritual umat menuju pencerahan, dan biasanya dilaksanakan dengan penuh khidmat dan rasa hormat.

Pelepasan Lampion

Salah satu tradisi yang paling menarik dalam perayaan Waisak adalah pelepasan lampion ke langit. Di malam Waisak, ribuan lampion dilepaskan secara serentak, masing-masing menj symbol harapan, doa, dan pelepasan dari kemelekatan duniawi. Cahaya lampion melambangkan penerangan batin serta keinginan untuk mencapai kebijaksanaan sejati.

Pemandian patung Buddha

Ritual pemandian patung Buddha dengan air atau air bunga merupakan simbol penyucian diri dari sifat-sifat negatif. Melalui ritual ini, umat Buddha diingatkan untuk melakukan refleksi, melepaskan keserakahan, kebencian, dan kebodohan, serta menjaga hati dan pikiran tetap suci.

Lampu minyak dan lilin dalam perayaan

Lampu minyak dan lilin juga memiliki makna penting dalam perayaan Waisak. Kehadiran lampu minyak melambangkan pencerahan dan pengusiran kegelapan dari dalam diri. Umat Buddha akan menyalakan lampu-lampu ini sebagai simbol harapan dan panduan untuk mencapai kebaikan dalam hidup.

 

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER

Advertisement
Advertisement