26 September 2023 13:09 WIB
Penulis: Rusti Dian
Editor: Margareth Ratih. F
Penyanyi Nadin Amizah menyebut dirinya tidak mengalami pelecehan seksual. Ia menganggap kejadian pasca perform di Bandung tersebut adalah murni ketidaksengajaan yang terjadi di tengah keramaian.
Hal tersebut disampaikan oleh Nadin melalui postingan Instagram Story. Ia berterima kasih kepada seluruh pihak yang membantu Nadin sekaligus menanggapi banyaknya pemberitaan soal peristiwa yang dialaminya.
“Aku tidak menganggap diriku sendiri adalah victim dari sexual harassment. Karena aku merasa aku akan mengambil suara dan ruang dari korban yang beneran mengalami sexual harassment,” ujar Nadin melalui unggahannya di Instagram pada Senin (25/9/2023).
Meski begitu, Nadin tidak membenarkan perilaku seseorang yang menyentuh bagian tubuh Nadin tanpa persetujuan. Ia juga menekankan bahwa sesederhana niat seseorang menyentuh bagian lengannya, itu termasuk dalam harassment atau pelecehan.
“Aku tidak terima badan aku disentuh bagian manapun tanpa persetujuanku. Tidak terima. Dan aku tidak mau hal itu terjadi,” jelas Nadin.
Peristiwa pelecehan ini terjadi usai Nadin tampil dalam konser di Cihampelas Walk (Ciwalk), Bandung pada Minggu (24/9/2023). Dalam video salah satu penonton, Nadin tampak kesulitan saat berjalan menembus keramaian. Di sana terlihat banyak tangan berusaha menyentuh Nadin.
Beberapa saat setelah itu, Nadin mengunggah Instagram Story yang menyebut bahwa dirinya mengalami pelecehan. Nadin merasa ada yang menyentuh payudaranya di tengah keramaian.
Perempuan bisa jadi pelaku
Menurut Nadin, pelecehan yang dialaminya justru berasal dari sesama perempuan. Hal ini selaras juga dengan video yang beredar di media sosial. Terlihat di sana banyak kerumunan perempuan yang berusaha menyentuh Nadin.
“Aku tahu bahwa kemarin itu yang menyentuh aku semuanya perempuan. Dan aku tahu bahwa kalian merasa karena kalian sama gendernya sama denganku, kalian bisa menyentuhku,” ujar Nadin dalam unggahannya.
Menurut penelitian Centers for Disease Prevention (CDC) dan Bureau of Justice Statistics (BJS), 5,3 persen perempuan heteroseksual menjadi pelaku pelecehan terhadap perempuan. Penelitian ini setidaknya mampu menghapus stereotip bahwa pelaku pelecehan hanyalah adalah laki-laki.
Peristiwa yang menimpa Nadin ini membuka mata kita bahwa siapapun bisa jadi pelaku pelecehan. Meski jumlah kasusnya sedikit, perempuan pun bisa menjadi pelaku pelecehan.
Pada dasarnya, pelecehan adalah perilaku ofensif yang bertujuan untuk merendahkan, menghina, atau mempermalukan seseorang. Tindakan ini pun tidak selamanya bersifat seksual saja, mengingat bentuk pelecehan ada secara fisik dan non fisik.
Pelecehan yang dinormalisasi
Tak hanya meluruskan peristiwa yang dialaminya, Nadin juga menanggapi komentar salah seorang netizen. Di sana terlihat netizen tersebut menormalisasi pelecehan yang dialami Nadin sebagai bagian dari konsekuensi public figure.
Menurut Nadin, perlu adanya diskusi terkait batasan antara public figure dengan penggemarnya. Alih-alih merasa dekat dengan public figure, tindakan menyentuh tanpa izin justru akan membuat public figure tersebut merasa tidak nyaman.
“Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang pantas disentuh tanpa perizinan mereka sendiri, sexual maupun tidak,” ujar Nadin.
Pentingnya consent
Poin yang ditekankan oleh Nadin adalah adanya tindakan menyentuh tanpa izin. Segala tindakan menyentuh tubuh seseorang yang dilakukan tanpa persetujuan atau consent adalah bentuk pelecehan.
Pada dasarnya, consent adalah bentuk rasa hormat kepada orang lain tanpa memandang status personal. Oleh karena seseorang adalah public figure, bukan berarti ia pantas untuk disentuh oleh sembarang orang. Consent menjadi sebuah etika dalam menghargai seseorang.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam consent yaitu FRIES. Berikut penjelasan soal kepanjangan dari FRIES dalam consent:
Tidak ada pembenaran dari tindakan pelecehan dalam bentuk apapun dan oleh siapapun. Oleh karena itu, kita perlu membangun kesadaran bahwa tindakan pelecehan adalah bentuk tidak menghargai orang lain.
KOMENTAR
Latest Comment