25 September 2023 13:09 WIB
Penulis: Rusti Dian
Editor: Margareth Ratih. F
Satu minggu berlalu, warga Bekasi mengalami krisis air bersih akibat air sungai yang menghitam dan berbau tak sedap. Mereka kesulitan mandi, buang air, masak, dan mencuci. Bahkan, pihak Perumda Tirta Patriot sempat menghentikan produksi air bersih.
“Kebetulan limbahnya setiap yang datang tingkat kepekatannya berbeda-beda, contoh limbah sebelum tanggal 15 (September) itu kepekatannya tidak terlalu kental,” ujar Direktur Utama Perumda Tirta Patriot Ali Imam Faryadi pada Rabu (20/9/2023).
Sebisa mungkin, Perumda Tirta Patriot mengupayakan agar tetap menyuplai air bersih kepada masyarakat. Meski distribusi lima tangki air setiap hari tidak cukup untuk pelanggan yang tersebar di berbagai wilayah. Padahal, suplai air bersih ini tidak hanya untuk mengatasi krisis air akibat pencemaran, melainkan juga akibat kekeringan.
Pipanisasi air Kalimalang
Oleh karena air Kali Bekasi sudah tidak layak digunakan, Pemerintah Kota Bekasi melalui Perumda Tirta Patriot mengandalkan Kalimalang sebagai sumber air baku dan pengolahan air bersih.
Ali Imam Faryadi atau akrab disapa Aweng berharap agar ini menjadi solusi bagi masyarakat. Apalagi peralihan air Kali Bekasi ke Kalimalang sudah disetujui oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Peralihan air Kalimalang ini menggunakan metode pipanisasi. Pihak Perumda berharap agar Bekasi tak lagi mengalami krisis air bersih. Semula, masyarakat mengeluhkan air yang tercemar limbah pabrik selama satu bulan terakhir.
“Kalimalang kami akan buat pipanisasi sehingga nanti kami tidak lagi bergantung kepada Kali Bekasi,” ujar Wali Kota Bekasi Tri Adhianto dikutip dari Kompas.com.
Menurut penuturan Aweng, Kali Bekasi sudah enam kali tercemar limbah pabrik yang berasal dari Kabupaten Bogor. Ini terhitung sejak bulan Maret hingga yang terparah terjadi pada bulan September.
Dengan peralihan air ini, maka warga Bekasi tidak lagi bergantung kepada Kali Bekasi, melainkan pada Kalimalang.
Beli air untuk usaha
Tak hanya mengandalkan suplai air dari pemerintah, warga juga mencari cara lain agar kebutuhan air bersih terpenuhi. Ada warga yang meminta air dari sumur warga lain hingga membeli air.
Salah satu warga yang terdampak adalah mereka yang memiliki usaha kuliner di sekitar sungai yang tercemar yaitu Kali Babelan, Bekasi. Melalui wawancaranya bersama tvOne, ia menyebut harus membeli air seharga Rp70.000 dalam sehari sebagai langkah antisipasi. Bahkan air tersebut juga masih kurang lantaran dirinya bergerak di usaha kuliner.
“Kurang lebih ada (beli air bersih) Rp100.000 per hari. Tapi kadang kalau nyala kita masih punya stok (air bersih) ya kita nggak beli. Tapi kalau habis ya harus beli karena risiko kita berdagang (kuliner),” ujar Vanesa pada Rabu (20/9/2023).
KOMENTAR
Latest Comment