Netanyahu Tidak Ingin Negara Palestina Berdiri, AS Belum Tentukan Sikap

12 Mar 2024 19:03 WIB

thumbnail-article

Anak-anak Palestina yang terluka dalam serangan Israel menunggu untuk mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, 12 November 2023. (REUTERS/Mohammed Salem/as)

Penulis: Jay Akbar

Editor: Akbar Wijaya

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak kemungkinan pembentukan negara Palestina.

"Posisi yang saya sampaikan didukung oleh mayoritas warga Israel yang mengatakan kepada Anda setelah 7 Oktober: 'Kami tidak ingin melihat negara Palestina'," kata Netanyahu dalam wawancara dengan media Politico dikutip Antara via Sputnik, Senin (11/3/2024).

Selain itu, Perdana Menteri Israel mengatakan bahwa Israel harus memiliki kendali penuh atas seluruh wilayah Palestina yang berada di sebelah barat Sungai Yordan. Palestina mencari pengakuan diplomatik atas negara merdeka mereka di wilayah Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, yang sebagian diduduki oleh Israel, dan Jalur Gaza.

Pemerintah Israel menolak mengakui Palestina sebagai entitas politik dan diplomatik yang independen. Negara Zionis itu juga membangun permukiman di wilayah pendudukan meskipun ada suara keberatan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

AS Belum Tentukan Sikap

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Senin (11/3/2024) mengatakan dirinya tidak punya rencana untuk berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

"Tidak," kata Biden kepada wartawan ketika ditanya apakah dia telah menjadwalkan pertemuan dengan Netanyahu.

Ketika ditanya apakah dia berencana menjadwalkan pertemuan semacam itu, dia mengatakan: "Kita akan lihat apa yang terjadi."

Mengenai rencananya untuk berpidato di parlemen Israel, Knesset, Biden mengatakan: "Tidak, tidak untuk saat ini."

Biden pada akhir pekan mengatakan pada MSNBC bahwa dia mungkin mengambil langkah tersebut sehingga dia dapat menyampaikan langsung keprihatinannya tentang keputusan Netanyahu untuk terus  melanjutkan perang di Gaza, namun dia menolak menjelaskan lebih lanjut.

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas 7 Oktober 2023 oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, yang menewaskan hampir 1.200 orang.

Lebih dari 31.100 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza, dan lebih dari 72.200 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza yang menyebabkan penduduknya, terutama penduduk di Gaza utara, berada di ambang kelaparan. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sedikitnya 27 orang meninggal akibat kekurangan gizi dan dehidrasi di Gaza akibat blokade Israel.

Perang Israel telah menyebabkan 85 persen populasi Gaza terpaksa mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar akses untuk makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah itu telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Keputusan sementara ICJ pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah untuk menjamin bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER