Niat sholat Idul Adha dianjurkan dilafalkan ketika melaksanakan salat Id di Hari Raya Idul Adha. Salat Idul Adha sendiri adalah salat sunah dua rakaat pada tanggal 10 Zulhijah.
Hari Raya Idul Adha berbarengan dengan puncak ibadah haji yang dilakukan di Makkah, Arab Saudi.
Melansir dari NU Online, hukum melaksanakan salat Idul Adha sama seperti salat Idulfitri yaitu sunah muakadah yang artinya sangat dianjurkan, walaupun bukan sebuah kewajiban.
Sementara dalam tata cara pelaksanaanya, syarat dan rukunnya tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan salat lainnya, berikut adalah tata cara pelaksanaan salat Idul Adha.
Niat Sholat Idul Adha untuk Imam
Sebagai seorang imam yang memimpin sholat Idul Adha, niat yang diucapkan adalah sebagai berikut:
أصَلِّي سُنَّةً لِعِيْدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ إِمَامُ اللَّهِ تَعَالَى
“Ushalli sunnata li ‘idil-adha raka’ataini imaman lillahi ta’ala.”
Artinya: "Saya berniat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta'ala."
Niat ini diucapkan dalam hati sebelum memulai sholat, memastikan bahwa ibadah yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT.
Niat Sholat Idul Adha untuk Makmum
Untuk makmum yang mengikuti imam dalam sholat Idul Adha, niat yang diucapkan adalah:
أُصَلِّي سُنَّةُ لِعِيدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى
“Ushalli sunnata li ‘idil-adha raka’ataini ma’muman lillahi ta’ala.”
Artinya: "Saya berniat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
Makmum harus memastikan niat ini terucap dalam hati sebelum mengikuti gerakan imam dalam sholat.
Niat Sholat Idul Adha Sendiri
Bagi yang melaksanakan sholat Idul Adha secara sendiri atau munfarid, niat yang diucapkan adalah:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَـــالَى
“Ushalli sunnata li ‘idil-adha raka’ataini lillahi ta’ala.”
Artinya: "Saya berniat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Niat ini membantu memastikan bahwa sholat yang dilakukan tetap sah meski tidak berjamaah.
Tata cara salat Idul Adha
Tata cara salat Idul Adha sendiri tidak berbeda dari rukun salat Idulfitri. Salat Id juga tidak jauh berbeda dengan salat dua rakaat pada umumnya.
Rukun yang membedakan salat Id dengan salat dua rakaat lain seperti salat Subuh atau salat sunah lain adalah pada banyaknya takbir di awal rakaat.
Pada rakaat pertama, salat Idul Adha dilakukan dengan tujuh (7) kali takbir, sedangkan pada rakaat kedua dilakukan dengan lima (5) kali takbir.
Pada sela antar-takbir, jemaah salat Idul Adha dapat melafalkan doa berikut.
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Allahu akbar kabira walhamdu lilahi katsira wa subhanallahi bukratan wa ashila.
Artinya, “Allah Mahabesar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Mahasuci Allah, baik waktu pagi dan petang.”
Atau boleh juga membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar.
Artinya, “Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Mahabesar.”
Untuk rukun salat Idul Adha sendiri terdiri dari:
- Membaca niat sholat Idul Adha,
- Takbiratul Ihram sebagaimana salat biasa,
- Setelah membaca doa iftitah, membaca takbir sebanyak 7 kali,
- Membaca Surat Al Fatihah diikuti bacaan surat lainnya,
- Rukuk,
- Iktidal,
- Sujud,
- Duduk diantara dua sujud,
- Lalu berdiri untuk rakaat kedua,
- Takbir sebanyak lima kali,
- Melakukan rukun salat sama seperti rakaat pertama (rukuk, iktidal, dan seterusnya)
- Diakhiri dengan membaca tahiyat akhir dan salam
Setelah melaksanakan salat Idul Adha, jemaah tidak disarankan untuk langsung pulang.
Jemaah salat Id dianjurkan untuk mendengarkan khotbah Idul Adha terlebih dahulu, kecuali pelaksanaan salat dikerjakan sendiri tidak berjemaah.