Panglima TNI Ungkap Metode Serangan TPNPB-OPM di Papua: Mereka Main Keroyokan

19 April 2023 19:04 WIB

Narasi TV

Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono usai menghadiri rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (3/4/2023). (ANTARA/Melalusa Susthira K.)

Editor: Akbar Wijaya

Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengungkapkan kronologi serangan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) ke para prajuritnya di Mugi-Man, Nduga, Papua, Sabtu (15/4/2023).

Yudo mengatakan serangan terjadi ketika prajurit TNI sedang melakukan misi pencarian pilot Susi Air yang selama beberapa bulan disandera TPNPB-OPM.

Di lokasi penyisiran itu, Panglima menyampaikan ada 36 prajurit TNI yang mencari keberadaan pilot Susi Air. Namun, pasukan kemudian dihadang dan diserang oleh TPNPB-OPM.

“Kemarin, pasukan kami menerima informasi keberadaan pilot di sana, yang mana harapan kami bisa ada komunikasi, koordinasi supaya diserahkan, mungkin tidak perlu kekerasan. Harapan kami seperti itu, tetapi ternyata belum sampai sama di jalan sudah dihadang, ditembaki,” kata Laksamana Yudo di Lanud Yohanis Kapiyau, Timika, Papua, dikutip Antara melalui rekaman yang disiarkan Pusat Penerangan TNI di Jakarta, Selasa (18/4/2023).

"Dari situ kemudian para prajurit terlibat dalam kontak tembak bersama dengan KST." 

Akibat kejadian itu, Pratu Miftahul Arifin, prajurit Yonif 321/GTT gugur. Saat akan dilakukan evakuasi terhadap korban, TPNPB-OPM kembali menyerang.

"Bahasa jawanya mereka main keroyokan, termasuk melibatkan anak-anak dan juga ibu-ibu dalam peristiwa ini," ucapnya.

Svakuasi jenazah Pratu Miftahul Arifin belum bisa dilakukan karena terkendala cuaca.

“Kami usahakan untuk dievakuasi, tetapi sampai saat ini belum berhasil karena cuaca. Kami prioritaskan (evakuasi) mereka-mereka yang luka-luka. Hari ini bisa kami angkut semuanya,” kata Yudo.

Panglima TNI mengagakan ada empat prajurit TNI yang masih dalam pencarian dan belum diketahui keberadaannya.

“Yang masih belum terkonfirmasi sampai sekarang ini empat personel, kami masih cari bersama,” katanya.

Selain mencari empat prajurit TNI yang hilang, Yudo mengatakan pihaknya juga sedang fokus merawat tiga prajurit yang mengalami luka tembak dan satu prajurit yang terjatuh.

Empat prajurit itu berhasil dievakuasi pada Selasa dan telah berbincang-bincang dengan Panglima TNI.

Alhamdulilah, kondisi mereka sehat semuanya, masih bisa melihat saya langsung, bilang selamat siang Panglima! berarti masih sadar. Tadi saya jemput di sana dengan Pak Kasad (Jenderal TNI Dudung Abdurachman). Ada juga yang bilang Komando! Artinya mereka masih sadar. Alhamdulilah, mudah-mudahan mereka bisa sehat kembali, dan pulih dari luka yang diderita,” kata Panglima TNI.

Terapkan Operasi Siaga Tempur

Akibat insiden ini Panglima TNI meningkatkan status operasi, yang mulanya menggunakan pendekatan halus (soft approach) menjadi siaga tempur, khususnya di daerah-daerah yang dinilai rawan teror TPNPB-OPM.

“Di daerah-daerah tertentu (yang rawan, red.) kami ubah menjadi operasi siaga tempur. Di Natuna itu ada operasi siaga tempur laut, di sini ada operasi siaga tempur darat. Artinya, ditingkatkan, dari yang tadinya soft approach, dengan menghadapi serangan seperti yang terjadi pada 15 April lalu tentunya kami tingkatkan menjadi siaga tempur,” kata Panglima.

Walaupun demikian, Yudo menegaskan tidak ada penambahan personel yang dikirim ke Papua termasuk untuk operasi pencarian dan penyelamatan pilot Susi Air.

Langkah yang dilakukan TNI dalam waktu dekat merotasi pasukan yang ditugaskan ke Papua.

“Tentunya, pasukan yang sudah lama bertugas mungkin morilnya turun, ya kami ganti dengan yang baru,” kata Laksamana Yudo.

Sumber: Antara

 

NARASI ACADEMY

TERPOPULER

KOMENTAR