Patriarki, Akar Penindasan Terhadap Perempuan dan Kaum Marginal Lainnya yang Langgeng Hingga Sekarang

9 Aug 2023 11:08 WIB

thumbnail-article

Ilustrasi ketidakseimbangan gender. Sumber: Freepik.

Penulis: Rusti Dian

Editor: Margareth Ratih. F

Patriarki adalah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok yang sentral dalam organisasi sosial. Patriarki berasal dari kata patriarkat yang berarti peran laki-laki sebagai penguasa tunggal, sentral, dan di atas segalanya.

Sistem sosial ini dinilai sebagai penyebab penindasan terhadap perempuan. Pasalnya, laki-laki ditempatkan dan dipersepsikan sebagai seorang yang memiliki fungsi produktif. Sebagai pencari nafkah, laki-laki dianggap bertanggung jawab atas berlangsungnya rumah tangga.

Lain halnya dengan perempuan yang dipersepsikan sebagai seorang yang memiliki fungsi reproduktif. Perempuan hanya berada di rumah, melanjutkan keturunan, mengasuh anak, dan mengerjakan pekerjaan domestik (rumah tangga).

Dikutip dari buku Dea Safira berjudul Membunuh Hantu-Hantu Patriarki disebutkan bahwa pelaku patriarki selalu takut akan adanya perbedaan. Mereka akan merasa terancam apabila ada orang yang berani melawan penindasan.

Meski istilah patriarki lekat dengan peran laki-laki yang dominan, bukan berarti perempuan tak bisa ikut melanggengkan patriarki. Pada praktiknya, patriarki bisa dijiwai oleh siapapun yang mendiskriminasi orang berdasarkan gender dan seksualitasnya.

Dampak patriarki

Budaya patriarki tentu akan merugikan perempuan. Berikut dampak patriarki bagi perempuan:

  • Perempuan rentan mengalami kemiskinan akibat dipinggirkan.
  • Anggapan perempuan sebagai manusia yang lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa tanpa laki-laki.
  • Perempuan tidak bebas memilih jalan hidupnya sendiri.
  • Adanya stereotip yang disematkan pada perempuan
  • Langgengnya stigma buruk terhadap perempuan yang tidak menjalankan sesuatu sesuai pakem di masyarakat.
  • Beban ganda pada perempuan.
  • Tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan.
  • Terhambatnya karier dan pekerjaan perempuan.

Meski budaya patriarki menindas perempuan, bukan berarti laki-laki pun tidak terdampak atas budaya tersebut. Laki-laki juga dapat mengalami kerugian akibat budaya patriarki. Berikut dampak patriarki bagi laki-laki:

  • Laki-laki tidak bisa bebas mengekspresikan perasaannya. 
  • Toxic masculinity (maskulinitas beracun) yang mengharuskan laki-laki terlihat kuat dan agresif.
  • Sering dianggap sebagai “pelaku” dalam beberapa kasus.
  • Sulit dipercaya apabila laki-laki menjadi korban kekerasan.
  • Dituntut untuk terus menjadi seorang yang dominan.

Musuh feminisme

Budaya patriarki adalah musuh bagi para kaum feminisme. Seperti diketahui, feminisme adalah gerakan resisten yang bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak dan mencapai kesetaraan gender. Feminisme lahir dari perjuangan perempuan melawan penindasan.

Bagi para feminis, patriarki harus dihapuskan. Hal ini dikarenakan patriarki adalah opresi paling sistemis dan tertua dalam sejarah peradaban manusia. Meski zaman sudah modern, nyatanya budaya patriarki pun masih langgeng di masyarakat. Malahan budaya ini berkembang dalam berbagai bentuk.

Upaya pemberangusan patriarki ini sejalan dengan mewujudkan kesetaraan gender. Perempuan dan laki-laki memiliki hak, wewenang, dan status yang sama di hadapan hukum. 

Selain itu, perempuan dan laki-laki juga mendapat peluang dan kesempatan yang sama dalam politik, ekonomi, pendidikan, dan masih banyak lagi.

Apa Komentarmu?

Tulis komentar

ARTIKEL TERKAIT

VIDEO TERKAIT

KOMENTAR

Latest Comment

Belum ada komentar

Jadilah yang pertama mengirimkan komentar untuk bertukar gagasan dengan pengguna lainnya

TERPOPULER